15. Status Baru

163 7 0
                                    

"Hari ini, seluruh dunia harus tahu bahwa kamu adalah bidadari tanpa sayap yang aku punya."-Iqbaal Ramadhan.

***
Happy Reading!
***

"Sayang? Masih lama?"

Suara Iqbaal sukses membuat pergerakan tangan (Namakamu) semakin cepat. Salahkan Iqbaal jika hari ini kesiangan, semalam laki-laki itu mengajaknya berbincang terlebih dahulu sebelum tidur. Katanya, perbincangan sebelum tidur itu harus agar semakin mengenal satu sama lain.

"Iya, Mas. Udah. Eh, bentar kunci mobil aku!"

Pergelangan gadis itu langsung di tahan oleh Iqbaal. "Kunci mobil kamu yang mana, Sayang? Kita berangkat bareng dan kamu udah jadi istri aku, jadi ya sama aku berangkatnya. Terus mobil kamu? Kamu lupa kemarin kita pindah?"

"Astagfirullah, iya, Mas. Maaf ya. Yaudah, ayo berangkat. Nanti kalau macet, kamu ngambek," ucap (Namakamu) seusai dirinya menepuk kening karena lupa dengan status barunya sekarang.

Saat keduanya sudah memasuki mobil, Iqbaal dengan sigap memasangkan seatbelt untuk istrinya. "Parfum kamu wanginya enak. Aku suka. Jangan diganti ya."

"Iya, Mas. Makasih udah pasangan aku sabuk pengaman, padahal aku bisa sendiri."

"Tapi, aku mau masangin buat istri aku."

"Iya, Mas Iqbaal. Boleh."

Setelah mendengar kalimat tersebut dari (Namakamu). Iqbaal langsung menyalakan mesin mobilnya dan menelusuri jalanan kota Jakarta di pagi hari yang cerah ini.

***

"Selamat pagi, Nyonya Dhiafakhri."

Sapaan Salsha membuat Jihan, Yuda dan Aldi menoleh. "Udah masuk aja, padahal masih pengantin baru. Liburnya lamaan dikitlah."

"Itu sih mau kamu, Sha. Iqbaal mah beda, dia gak bisa kayak gitu. Ditambah dia mulai dikasih kerjaan baru sama Ayah Rayn dan Ayah Herry."

"Oh iya, dulu dia pernah cerita pas SMA, kalau misalkan dia disuruh nerusin bisnis om Herry karena Mas Adi udah punya usaha sendiri."

"Nah, kamu tau itu kan?"

Aldi langsung ikut menjawab, "Dan bentar lagi ini bakal dialihtanggungjawabkan kepada Ibu (Namakamu) kan? Bukan begitu?"

"Apa sih, Pak Aldi Maldini. Saya baru masuk ya."

Iqbaal hanya menggeleng melihat interaksi sahabatnya dengan sang istri. "Jihan, Yuda, makan siang nanti kita ke luar ya. Saya sama (Namakamu) mau bicara. Yaudah, Sayang. Aku ke ruangan ya. Ini aku bawa."

"Oke, Mas. Semangat kerjanya."

Iqbaal mencium kening istrinya. "Kamu juga." Kemudian berlalu meninggalkan (Namakamu) yang masih terdiam. Dia memang biasa dikecup oleh Iqbaal sebelum tidur. Namun, kali ini Iqbaal melakukannya di tempat umum. Bukan di rumah.

"Cie, yang udah halal mah enak ya tebar kemesraan," ucap Salsha meledek. "Gue juga mau kali begitu."

"Makanya, cepet nikah sama Aldi," ucap Yuda tiba-tiba membuat Aldi dan (Namakamu) menoleh ke arahnya. "Kenapa (Namakamu), Al? Gue bener kan? Aldi nikahin Salsha. Ya kali gue yang nikahin."

Aldi langsung menatap serius Yuda. "Enak aja. Cewek gue itu."

"Iya, si Paling cewek gue," ucap Jihan. "Percuma 'cewek gue' tapi gak berani nikahin secara resmi."

Sementara itu (Namakamu) hanya terdiam mendengar perbincangan mereka semua. Dia masih terkejut dengan perlakuan Iqbaal dan sekarang dia bingung harus bersikap bagaimana dengan Jihan dan Yuda? Semua terasa canggung.

Future Husband✔Where stories live. Discover now