19. Fakta

83 6 0
                                    

"Maaf, jika akhirnya aku terlalu berlebihan mencintaimu. Maaf, jika akhirnya aku terlalu egois akan semua hal tentangmu." -(Namakamu) Revanayla Maheswari

***
Happy Reading!
***

Setelah membaca pesan tersebut, panggilan video dari Iqbaal pun masuk. (Namakamu) langsung menjawab panggilan tersebut.

"Assalamualaikum, Sayang? Udah selesai? Kok gak bilang aku? Kamu udah makan kan tadi?"

"Waalaikumsalam, iya, Mas. Aku baru aja selesai, maaf ya, Mas. Bikin Mas nunggu lama, Mas lagi apa sekarang?"

"Lagi baca hasil rapat hari ini sama baca materi rapat besok, Sayang. Kamu gimana hari ini? Udah maju editannya? Masih banyak gak? Aku bantuin ya?"

"Gak usah, Mas. Mas, fokus aja sama kerjaannya di Bandung biar cepet pulang. Katanya, kangen aku, makanya cepet selesaiin kerjaan di Bandungnya biar gak LDM lagi."

"Haha, iya Sayang. Mas bakal cepet kelarin semuanya biar bisa ketemu kamu. Btw, hari ini aku ketemu temen lama, temen kuliahku dulu. Temen Aryan sama Amel juga. Namanya, Shinta. Kebetulan dia klien aku juga, ada tiga perusahaan yang mau kerja sama."

"Oh iya, Alhamdulillah. Berarti lancar dong, Mas? Semoga selalu lancar ya, Mas. Biar cepet selesai semuanya."

"Aamiin, semoga selalu lancar sampai nanti hari ke tujuh. Sayang? Aku kangen."

"Aku juga, Mas. Aku kangen kamu."

Iqbaal baru menyadari satu hal. Istrinya mengenakan piyama tidurnya. Gemas sekali.

"Yang? Kamu pake piyama aku?"

"Hehe, iya. Gak boleh ya? Aku ganti nih, kalau gak boleh."

"Eh, Sayangku. Jangan gitulah. Jangan ngambek-ngambek sayang. Aku jauh, gak bisa langsung nyampe. Bisa sih. Cuma nanti dimarahin Ayah pasti."

(Namakamu) terkekeh mendengar jawaban akhir suaminya, bukan hanya Ayah Herry yang akan marah tapi dirinya juga karena Jakarta - Bandung itu lumayan. Mungkin menurut Iqbaal dekat, tetapi bagi (Namakamu) itu jauh dan membuang waktu serta tenaga.

"Mas?"

"Iya, Sayang?"

"Boleh gak sih, video callnya gak usah dimatiin? Temenin aku bobo."

"Boleh, Sayang. Emang kebetulan aku gak ada niatan buat matiin. Tenang aja. Sekali-kali kita begini, kalau kata gaul sekarang itu Sleepcall. Emang yang bisa cuma yang pacaran doang, yang udah nikah juga bisa."

"Haha. Kamu belajar dari siapa? Kok tau-tauan bahasa begitu?"

"Dari Aldi, dulu dia selalu bilang, bentar lagi gue mau sleepcallan ya sama Salsha. Gak usah kasih gue kerja lemburan. Gue mau nemenin cewek gue. Gitu katanya."

"Haha. Ada-ada aja. Kamu udah makan malem, Mas?"

"Udah dong, Sayang. Ada yang kurang aja hari ini. Jadi, aku gak kenyang."

"Loh? Kenapa sampe gak kenyang, Mas? Kamu nyetok camilan kan di hotel."

"Iya, ada sayang. Tapi, camilan ini beda. Limited edition. Gak dijual di mana-mana."

"Hah? Apaan itu, Mas?"

"Hm, itu."

"Itu apa?"

"Your lips is my lollipop. Its just for me. Its mine. Nobody can to taste it. And I miss it right now."

Mendengar suara berat Iqbaal sekaligus ucapannya dalam bahasa Inggris tersebut membuat bulunya merinding. Sebenarnya, (Namakamu) juga merasakan hal yang sama. Dia rindu dengan sentuhan Iqbaal. Memori kejadian kemarin benar-benar berputar di kepalanya sekarang.

Future Husband✔Where stories live. Discover now