20. Salah Paham

66 7 0
                                    

"Mengapa harus membohongiku untuk tidak menyakitiku? Bukankah itu adalah hal yang tidak akan pernah kamu lakukan?" -(Namakamu) Revanayla Maheswari

***
Happy Reading!
***

Hari ini adalah hari terpadat Iqbaal sehingga dia kesulitan untuk menghubungi (Namakamu) karena rapat yang terus-menerus datang. Ada beberapa rapat yang dimajukan menjadi hari ini, karena satu dan lain hal.

"Gila, untung gak bawa Amel. Kalau bawa kasian bini gue. Ini klien ubah-ubah jadwal semaunya ya, untung yang nanganin lu, coba kalau orang lain," ucap Aryan. "Baal? Lu mau makan apa? Di sini atau mau langsung ke hotel aja?"

Iqbaal yang masih mengetik pesan untuk istrinya, hanya berdeham. "Sebentar, Yan. Gue ngetik pesan dulu buat (Namakamu). Seharian ini dia kirim pesan banyak banget." Laki-laki itu membaca satu per satu pesan dari istri tercintanya.

"Yaudah, gue ke toilet bentar ya."

"Iya."

Aryan pun berlalu meninggalkan Iqbaal yang tengah asyik dengan ponselnya. Dia meminta maaf kepada (Namakamu) karena sudah mengabaikan istrinya seharian ini.

Mine♡

Iqbaal Ramadhan: Sayang, aku beneran minta maaf, maaf karena seharian ini cuekin pesan kamu. Banyak rapat yang dimajuin, Sayang. Jangan marah ya, aku gak ada niat buat cuekin kamu kok.

Mine♡: Iya, Mas. Gak apa-apa, aku gak marah kok. Seenggaknya, kamu jangan lupa makan ya. Ini masih di luar atau udah balik ke hotel?

Iqbaal Ramadhan: Masih di luar, Sayang. Abis sholat magrib. Ini nunggu Aryan dulu, dia mau makan dulu kayaknya. Aku juga. Biar nanti nyampe hotel aku langsung tidur.

Mine♡: Oke, Mas. Mas, maaf, aku harus lanjutin layout naskah. Nanti kalau udah sampe hotel, telepon aku ya? Boleh?

Iqbaal Ramadhan: Boleh sayang. Nanti pas sampe hotel, aku telepon.

Setelah membalas pesan sang istri, Iqbaal membuka buku menu yang ada di mejanya.

"Udah tau mau pesen apa?" tanya Aryan yang baru saja datang. "Gue samain sama kayak lu aja deh, laper banget."

Iqbaal mengangguk. "Udah kabarin istri lu belum, kalau gak makan di rumah biar dia gak bikin makan malem. Kasihan, Yan."

"Udah, kok. Santai aja, Baal. Lagian gue mau langsung balik ya, kasian Amel sendirian di sana."

"Iya, boleh, Yan. Maaf ya, hari ini lumayan sibuk."

"Gak masalah, lagian udah jadi tugas gue juga. Btw, lu tau gak sih kalau Shinta ada di sini juga?"

Iqbaal menoleh. "Masa? Setahu gue restoran dia rapat bukan di sini, kemarin dia bilang di mana ya? Pokoknya, gak deket sini."

"Tapi, tadi gue liat dia di sini. Mungkin ganti tempat."

"Iya, kali."

***

Keesokkan harinya. Hari ini adalah hari Jumat, pulang kantor cepat karena (Namakamu) berniat untuk menyusul Iqbaal ke Bandung dan memberikan laki-laki itu kejutan.

Pagi ini, dia sudah menelepon kakak iparnya untuk mampir sebentar sebelum dia menghampiri Iqbaal ke hotel, tempat laki-laki itu menginap. Selain itu juga, (Namakamu) sudah bekerja sama dengan Aryan untuk memberikan Iqbaal kejutan.

"Kamu kalau udah sampai, nanti kasih tau Kakak ya, biar Mang Karta jemput kamu di stasiun. Kenapa gak dianter ama supir rumah sih, Dek?"

"Aku kangen naik kereta, Kak. Kenapa sih Kak Nisa? Kakak khawatir banget? Aku udah gede, Kak. Gak apa-apa."

Future Husband✔Where stories live. Discover now