Junghwan di kamarnya menatapi sebuah foto. Foto masa kecilnya dengan seorang anak perempuan dengan topi berwarna pink.
Seorang anak perempuan yang setiap sore selalu menghampiri rumahnya dan mengajak main. Anak kecil yang suka sekali dengan perosotan dan ayunan.
Wawan & Oca
"Wawan! Ayo ke taman!"
Dengan senang hati bocah yang sering dipanggil Wawan itu melangkahkan kakinya ikut.
"Ayo dorong ayunannya! Nanti gantian aku yang dorong kamu."
Taman bermain memang cocok untuk anak-anak kunjungi saat sore. Wawan dan Oca sangat suka ke sana. Sangat beruntung taman itu tidak jauh dari rumah mereka.
"Oca, kata papa kita bakal pindah."
Oca berhenti mendorong ayunan.
"Pindah ke mana?" tanya Oca.
"Aku ga tau. Nanti aku tanya ke papa," jawab Wawan.
"Pindahnya kapan?"
"Katanya Lusa."
"Yahh aku ga bisa main bareng kamu lagi dong," ujar Oca dengan wajah sedih.
"Eh jangan sedih. Nanti kita bakal ketemu lagi kok," ucap Wawan tersenyum mencoba menghibur temannya.
"Udah, sini kamu naik ayunannya. Gantian aku yang dorong."
Sebelas tahun berlalu, bocah yang dulunya dipanggil Wawan oleh teman masa kecilnya itu sekarang dipanggil Edward.
Dia tersenyum kecil masih memandangi selembar foto tanpa bingkai itu.
"Sesuai kata gue, kita bakal ketemu lagi."
Sejak awal masuk sekolah menengah atas, Junghwan diam diam selalu memerhatikan Oca.
Bocah bertopi pink yang sekarang menjadi gadis berambut panjang yang selalu diikat. Gadis yang sering memakai bus untuk berangkat dan pulang. Gadis yang suka membeli roti bakar isi coklat di kantin. Gadis dengan lip balmnya supaya bibirnya tidak pecah.
Pesan anonym itu, adalah pesan darinya.
~•~•~•💄•~•~•~
"Ma, Pa, ada salam dari temen Oca."
"Siapa?" tanya Papa Oca.
"Widiih kakak punya pacar." Kali ini adiknya menyahut.
"Apaan sih? Bukan elah," balas Oca sinis. "Temen Oca, namanya Edward, Pa."
"Ganteng juga tuh nama," celetuk Mama Oca. "Siapa nama panjangnya?"
Oca mendengus. Sebenarnya malas menyebut nama panjang orang menyebalkan itu. "Edward Junghwan Prayoga."
"Lho? Kayaknya namanya gak asing deh," kata Mama.
"Iya. Anak tetangga kita dulu kalau gak salah," sambung sang Papa.
"Tetangga? Yang mana, Pa?" bingung Oca.
"Itu lho, tetangga kita yang dulu pindah karena ditugaskan di tempat lain. Anaknya kan sering main sama kamu."
"Lah?! Si Wawan? Masa sih?"
"Iyaa, itu nama panggilannya aja."
"Berarti mereka udah pindah ke sini lagi dong. Di mana ya rumah mereka sekarang?" pikir Mama.
"Edward? Dia beneran si Wawan? Bocah tembem yang makan dua piring itu, Pa?"
"Tanya aja coba sama dia, bener apa enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Lip balm | Junghwan✓
Novela JuvenilBerawal dari lip balm yang disita sama Kabid OSIS. . . . •~••~•~••~•~••~•~••~•~••~•~••~• Happy reading! ^^ FOLLOW & VOTE JUSEYO~ Rank: #1 at #lip (29/11/23)