BAB O2

305 34 1
                                    

Dan disinilah Yibo berada, di sebuah ruangan dengan beberapa kepala yang sudah berada disana. Beberapa diantara mereka sudah saling mengenal, bahkan sang manager sudah asik bercengkrama dengan orang yang akan jadi produser-nya. Dia menelisik ke segala penjuru, mencoba mengingat apakah ada orang yang dia kenal atau tidak. Merasa terasingkan oleh keadaan, akhirnya dia hanya bisa diam menikmati segala kebisingan yang tercipta.

Karena ini adalah pertemuan yang cukup penting. Yibo mengenakan kaos putih dengan mini skirt hitam yang dipadukan dengan jas crop top berwarna coklat muda. Rambutnya yang dibiarkan terurai membuat dia terlihat sangat cantik dalam balutan pakaian kasualnya. Beberapa pasang mata kerap kali mencuri pandang padanya, tapi Yibo tetap setia dengan raut wajahnya yang dingin.

 Beberapa pasang mata kerap kali mencuri pandang padanya, tapi Yibo tetap setia dengan raut wajahnya yang dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merasa bosan, dia menarik pakaian Haikuan yang duduk disebelahnya, meminta perhatian pada sang manager. Dengan suaranya yang pelan, dia berbisik, “Ge, apa masih lama? Yibo bosan. Ngantuk juga. Mana lapar lagi. Katanya aktor profesional tapi apa? Tidak disiplin.”

Haikuan terkekeh geli mendengar Yibo yang merajuk. “Bukan tidak disiplin, Yibo. Dia sedang pemotretan sebuah produk sekarang, dan lagi, masih ada sekitar 30 menit sebelum waktu yang telah disepakati kan? Tadi gege udah bilang untuk makan terlebih dahulu kan? Siapa yang semangat untuk datang?”

Yibo mencebik kesal mendengar ledekan Haikuan. “Ge! Ish.”

“Ehem, gimana kalau kita kenalan singkat dulu?” Sang produser bertanya dengan suaranya yang lembut, tapi itu tidak membuat perasaan Yibo membaik. “Lapar.” Singkat, padat, dan lucu, itu yang ada dipikiran semua orang ketika mendengar suara sang aktor utama.

“Baiklah, baiklah, tolong ambilkan makanan yang sudah disiapkan.” Perintah Yixing langsung dilakukan oleh salah satu kru, dengan cepat dia menghidangkan beberapa menu makanan dihadapan sang aktor. Yibo melihat makanan yang terhidang dengan tatapan yang berbinar-binar.

Yibo melemparkan tatapan penuh harap pada sang manager. Setelah mendapatkan anggukan, dia pun segera menyantap hidangan itu dengan lahap. Pipinya menggembung penuh dengan makanan, terlihat sangat menggemaskan. Yixing yang tidak tahan, menghampiri Yibo dan mengacak-acak rambut pemuda itu dengan gemas. Menuai delikan tidak terima dari sang aktor.

“Cheng-ge mengabari jika mereka sudah sampai.” Ucapan sang sutradara membuat Yibo tersedak. Haikuan dengan sigap memberikan air yang langsung diminum dengan rakus. “Pelan-pelan Yibo! Astaga, berapa umurmu sekarang, hah? Kau membuat gege khawatir saja.”

Yibo merenggut kesal, “Yibo hanya tersedak, Ge! Jangan bertingkah seolah-olah Yibo sedang sekarat.”

Belum sempat Haikuan membalas perkataan Yibo, pintu ruangan terbuka, menampilkan dua pria yang terlihat sangat kontras. Entah dari tinggi, bentuk tubuh, dan wajah.

“Yo! Lah? Udah waktunya makan? Jahat sekali kalian tidak menunggu aktor utama.” Pria dengan mole dibawah bibirnya itu menyapa dengan riang. Setelah membungkukkan badan pada beberapa orang disekitarnya, dia duduk dihadapan wanita yang tengah makan.

“Mana aktor yang akan berperan jadi Xie Yun?” Sean menuangkan teh pada cangkir kosong disebelah, dan dengan santai menegak teh itu secara perlahan.

“Orang yang ada di depanmu itu, yang akan menjadi Xie Yun.” Sean tersedak tehnya dan reflek menyemburkan teh yang masih berada di mulutnya pada Zoucheng yang duduk disebelahnya. “SEAN, YOU BASTARD!”

Sean terbatuk berkali-kali, matanya menatap tajam pada sang sutradara. Mulutnya terbungkam ketika tidak sengaja bersitatap dengan Yibo yang tengah menatapnya bingung, kepalanya yang sedikit dimiringkan, matanya yang terbuka lebar, sumpit yang terapit dibelah bibirnya.

‘Blooming red, looks very soft and supple. I want to feel it. Oh, damn! What are you thinking, Zhan!’ Pikiran liar Sean membuat telinganya memerah. Dia menggelengkan kepalanya cepat untuk mengusir segala pikir liarnya.

Haikuan tertawa puas melihat reaksi aktor dihadapannya, “Ehem! Sean, aku tahu artisku sangat cantik. Tapi, tolong jangan menatapnya seakan ingin kau terkam saat ini juga. Aku tidak ingin kehilangan artis mudaku, oke?”

Sean mendelik tajam pada Haikuan. Dia bangkit dari duduknya, mencengkram erat kerah baju sang sutradara. “What's the point of all this, dammit?! This drama has an LGBT theme, which means the two main characters must be men. Why is one of the main characters a woman?! And, our drama genre is semi-mature. What do you mean I have to do adult scenes with minors, huh?”

“Sean, Sean… Calm down, Sean.” Zoucheng dan Yixing, mencoba menarik Sean yang tengah mencengkeram kuat kerah baju Haoxuan, sampai membuat Haoxuan kesulitan bernafas.

Haikuan menghela nafas, dengan senyum yang masih setia terpatri di wajahnya. Dia menarik tubuh Sean kasar dan menghempaskannya pada dinding ruangan. Dengan tenang dia menatap Sean. “What are you doing, Zhan? You want to kill him? Why are you so angry? Do you think I would agree to the contract if my artist was underage and didn't meet the requirements? You think your brother is crazy, huh?”

Meskipun senyum manisnya masih terlukis di wajahnya, aura yang Haikuan keluarkan sangatlah gelap. Dia menghampiri Sean selangkah demi selangkah, sembari melemparkan beberapa pertanyaan. Hal itu membuat Sean terkesiap dan menelan ludahnya gugup.

“Ge… This is so, ugh!” Sean menghembuskan nafasnya kasar.

Melihat Sean yang sudah sedikit lebih tenang, Haikuan menepuk pundak yang lebih mudah. “Sekarang kembali duduk, jangan membantah!” Sean mengangguk kecil, dia mengikuti perintah yang lebih tua. Dia duduk dengan suasana hati yang berantakan.

Ketika matanya bertatapan dengan orang didepannya itu, tatapannya berubah dingin. Dia menutup mulutnya rapat-rapat, dan mengalihkan perhatiannya pada sang produser yang sudah duduk ditempatnya.

“Baiklah, kita akan langsung memulai pembahasan kita kali ini. Sebelumnya perkenalkan, saya adalah Zhang Yixing yang akan jadi produser dalam projek kita. Selanjutnya, saya serahkan pada sutradara.”

“Baik, saya Wang Haoxuan yang akan menjadi sutradara. Saya akan memperkenalkan tokoh utama dalam drama ini. Tokoh utama yang pertama, yang akan menjadi cold prince, Ming Shi Ying, adalah Xiao Sean Zhan. Dan yang akan menjadi pasangannya adalah Wang Yibo sebagai Lin Xie Yun. Dua tokoh ini dipilih dengan menjadikan antusias para penggemar. Banyak yang menginginkan keduanya untuk menjadi tokoh utama dalam drama kali ini. Dan melihat watak keduanya serta kemampuan akting mereka yang tidak perlu dipertanyakan lagi, saya selaku sutradara meminta secara khusus pada kedua manager mereka yang untungnya disetujui tanpa kesulitan.”

Sean mencibir mendengar kalimat terakhir dari Haoxuan. Sedangkan Zoucheng tertawa canggung. Haoxuan yang melihat itu hanya memberikan tatapan bingung. Sean menggelengkan kepalanya, memberi isyarat agar Haoxuan melanjutkan perkataannya.

“Baiklah, saya ingin menanyakan pendapat kalian semua, jika memang kedua aktor ini tidak cocok satu sama lain, saya akan membatalkan kontrak dan denda akan dibayarkan oleh saya pribadi.”

Waduh?? Gege sangat emosional sekali. Sedangkan, princess yiyi kita sangat menggemaskan. Jadi gak sabar liat gimana interaksi mereka nanti.

Note penulis:
Saya tida tahu bagaimana dunia industri sebenarnya. Saya juga tahu prosedur serta orang-orang yang terlibat langsung dalam pembuatan drama. Cerita ini dibuat dengan pengetahuan saya yang pendek dan tentu, imajinasi saya sendiri. Oleh karena itu, saya minta maaf jika memang ada hal yang tidak sesuai dengan kenyataannya.

To be continue

Forced or not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang