Satu minggu berlalu begitu saja pasca insiden ciuman yang tak direncakan itu. Sean tampak sibuk dengan jadwalnya yang mulai padat dengan pemotretan dan lainnya. Karena dirinya yang baru kembali ke dunia hiburan setelah vakum hampir 2 tahun, membuat saat ini dia harus bekerja lebih dari sebelumnya.
Namun, hal itu tidak membuat kesehatannya menurun, ah, lebih tepatnya belum…? Berdoa saja untuk kedepannya.
Kini dia mempunyai jadwal pemotretan untuk promosi dramanya. Dimana itu membuat Sean kembali teringat pada ciuman yang Yibo lakukan beberapa hari lalu. Ah, entah mengapa ketika mengingatnya, Sean merasa sedikit rileks.
Sesampainya ditempat pemotretan, Sean langsung ditarik ke ruang rias dan didandani sedemikian rupa. Terlihat banyak benda-benda yang tidak dia mengerti tengah berhamburan didepan cermin rias itu. Namun, pandangan Sean terpaku pada sosok cantik yang tengah sibuk menata dirinya sendiri.
Rambutnya yang ditata sedemikian rupa membuat Sean terkesiap. Pria itu terlihat sangat menawan dengan rambutnya yang dililit dari kedua sisi dan disatukan dengan sebuah pita hitam.
“Zo verdomd mooi…—Sangat cantik…” Sean memuji pria itu menggunakan bahasa Belanda. “Is dat juist? Je bent ook erg knap.—Apakah itu benar? Kamu juga sangat tampan.” Sean terkesiap mendengar Yibo yang balas memuji menggunakan bahasa Belanda. Sial, sebenarnya sesempurna apa sosok dihadapannya ini?
Yibo membalikkan tubuhnya, melemparkan senyum sombong miliknya, seakan mengatakan jika pria itu tidak kalah hebat dari Sean. Sean menatapnya dengan tenang, dia menunduk, mensejajarkan wajahnya pada yang lebih kecil, “Mm, je bent heel mooi, Yibo. Ik sta versteld van je. Je bent echt mooi.—Mm, kamu sangat cantik, Yibo. Aku kagum padamu. Kamu sangat indah.”
Setelah puas menggoda singa kecil itu, Sean keluar dari ruang rias, bersiap untuk melakukan pemotretan dengan Yibo yang mengekori dari belakang. Sesi pemotretan itu berlangsung cukup canggung, kendati demikian, hasil fotonya sangat memukau.
Sean yang menatap Yibo dengan raut wajah datarnya, dan Yibo yang menunduk memilin ujung dress-nya. Sean berperan sebagai Shi Ying yang memiliki sifat dingin dan tak tersentuh. Dan, Yibo berperan sebagai Xie Yun yang tidak percaya diri dengan penampilannya. Mereka berdua berhasil melakukan pengambilan gambar sekali foto.
Sang fotografer, Levi, berdecak kagum dengan kedua model dihadapannya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Levi meminta Sean dan Yibo berganti gaya, yang langsung disetujui oleh keduanya.
Kali ini, jarak mereka cukup dekat dan sedikit intim. Dengan tangan kanan Sean yang melingkar pada pinggang ramping Yibo, dan tangan kirinya mengapit dagu Yibo lalu membuatnya mendongak. Keduanya saling melemparkan tatapan yang berbeda. Sean menatap yang lebih kecil dengan tatapan yang lembut, sedangkan, Yibo menatapnya dengan kedua matanya yang melebar kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced or not?
RandomSiapa yang tidak kenal Xiao Sean Zhan dan Wang Yibo? 2 artis papan atas yang mempunyai jam terbang tinggi. Kendati demikian, keduanya tidak pernah tertangkap kamera dalam satu frame yang sama. Dua artis yang memiliki sifat bertolak belakang satu sam...