1 bulan sebelum syuting dimulai, semua aktor dan aktris yang akan berperan dalam drama ‘The Cold Prince And His Cross Dresser Boy’ dikumpulkan dalam Happy Cold camp. Happy Cold Camp adalah acara yang dibuat oleh para petinggi untuk membangun chemistry yang bagus antara para pemain dan kru, istilah lainnya adalah bonding selama 3 hari penuh.
Sean menunggu Zoucheng di depan pintu apartemennya sambil menggendong tas punggung hitam yang sudah berisi keperluannya selama 3 hari kedepan. Sedangkan Zoucheng, sang manager, membawa koper yang cukup besar. Sean memutar bola matanya ketika melihat Zoucheng yang bisa dia pastikan membawa hal-hal yang tidak diperlukan. Mereka pun berangkat menuju ke tempat camp dengan Sean yang menyetir mobilnya.
Jika pasangan Sean dan sang manager membawa 1 koper dan tas punggung, berbeda dengan pasangan Yibo dan sang manager. Terlihat sudah ada 2 koper besar dan 2 koper yang lebih kecil dalam bagasi mereka. Tolong jangan ditanya apa isi di dalam koper-koper itu.
Haikuan yang sudah duduk di kursi pengemudi membelalak kaget ketika melihat sang artis turun dengan membawa 1 koper lagi dengan backpack di punggungnya. Mulut Haikuan terbuka dan tertutup tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Dia membiarkan sang artis sekaligus adiknya itu membawa apapun yang dia inginkan.
Selama perjalanan, kedua kelompok itu dilanda keheningan karena dua penumpang mereka tertidur. Sean melirik sang manager dengan sinis, sebenarnya siapa yang dibayar dan siapa yang membayar disini? Sedangkan, Haikuan sesekali membenarkan posisi tidur sang artis.
Sean menjadi kelompok pertama yang sampai di sebuah villa yang akan dia tinggali selama 3 hari itu. Dia sudah melihat beberapa kru yang sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Tepat ketika Sean dan Zoucheng akan masuk villa 2 mobil datang secara bersamaan.
Haikuan turun dan langsung membuka bagasinya. Dia menurunkan koper-koper milik Yibo satu persatu. Sean dibuat kaget dengan jumlah koper yang Haikuan turunkan, hey, apa mereka akan melakukan pindah rumah??
Melihat Haikuan yang tidak mungkin membawa koper-koper sendiri, Sean langsung menghampirinya dan mengambil 2 koper besar itu dengan tenang. “Mooi, wat heb je hier meegenomen, hè? We zijn hier pas drie dagen. Waarom heb je zoveel spullen bij je?—Cantik, apa yang kamu bawa ke sini, huh? Kami hanya tiga hari di sini. Mengapa kamu membawa begitu banyak barang?”
Yibo yang ditanya hanya menggembungkan pipinya kesal. “Je bent oud, je weet niets. Het is dus beter om gewoon stil te blijven.—Kamu sudah tua, kamu tidak tahu apa-apa. Jadi lebih baik diam saja.” Sean menatap Yibo degan tajam. Jadi, mereka akan menerapkan junior dan senioritas sekarang?
“Jij! Zucht, jij kleine baby.—Kau! Huh, dasar bayi kecil.” Mendengar ledekan Sean, Yibo tanpa sungkan langsung mencubit pria itu. Bahkan tanpa ragu dia mendaratkan beberapa pukulan. Sean yang tidak siap menerima serangan hanya bisa merintih kesakitan karena pukulan-pukulan yang diterima. Namun, tidak ada yang melihat seringai yang Sean ukir di bibirnya—Ya, tidak ada, kecuali Haikuan yang melihat dengan jelas seringai itu.
Sean menjatuhkan dirinya pada sofa yang sangat besar, membiarkan tubuh yang lebih muda itu menimpanya dan menghujaninya dengan pukulan dan cubitan. Dia bahkan tidak berusaha mengelak ataupun menghentikan tangan-tangan kecil itu—jelas, dia menikmatinya.
“Yibo, mau sampai kapan kamu menyiksanya? Bisa bahaya kalau salah satu tokoh utama terbunuh sekarang. Setelah syuting saja jika ingin membunuhnya.” Sean mendelik tajam pada Zoucheng yang dibalas dengan juluran lidah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced or not?
RandomSiapa yang tidak kenal Xiao Sean Zhan dan Wang Yibo? 2 artis papan atas yang mempunyai jam terbang tinggi. Kendati demikian, keduanya tidak pernah tertangkap kamera dalam satu frame yang sama. Dua artis yang memiliki sifat bertolak belakang satu sam...