BAB O1

604 40 1
                                    

“ZOUCHENG!? WHAT ARE YOU DOING, HUH?! HOW COULD I BE THE MAIN CHARACTER IN A STORY OF MY OWN MAKING, YOU BASTARD?”

Pagi yang sangat cerah dan tenang di Gusu entertainment. Para artis, model, trainee, dan staff yang baru saja sampai disambut dengan teriakan salah satu aktor multitalenta yang menggelegar hingga lantai 2.

Aura yang mencekam itu membuat beberapa orang yang berlalu lalang merasa enggan untuk menanggapinya. Sedangkan, orang yang dipanggil Zoucheng itu hanya melemparkan senyum tak berdosanya. Pasalnya itu memang kesalahan dia yang tidak terlalu fokus saat itu.

Tapi apa yang mau dikata? Nasi sudah menjadi bubur. Kontrak sudah ditandatangani, mau tidak mau aktor itu harus menjadi pemeran utama di cerita buatannya sendiri karena kecerobohan manager-nya sendiri.

Dan bagai pribahasa, sudah jatuh tertimpa tangga. Cerita yang akan difilmkan mengangkat unsur LGBT, dengan genre semi-mature. Dimana, dunia percintaan sesama jenis itu belum pernah dia lakoni. Ya, meskipun dia sudah sering kali menuliskan cerita romansa dua pria. Ini adalah kali pertamanya dia akan memerankan tokoh utama dengan unsur LGBT yang sangat kental.

“Come on Sean... I'm sure you can do it, ok? And I've already agreed to the contract... The fines that must be paid are quite large if we cancel it now. Moreover, this week there will be a meeting between the main actors and the top officials.”

Aktor yang juga sekaligus penulis cerita itu hanya bisa menatap manager-nya dengan datar. Minggu ini? Itu berarti dua hari lagi, dan dia baru mengetahui jika dia akan menjadi pemeran utama dalam cerita buatannya sendiri?!

“Sean… Yixing-ge is the producer and Haoxuan the director. Will you disappoint them?”

“You don't want to disappoint them, but you don't care about my feelings? Wow. My manager is very kind, you're the best, Zoucheng.” Zoucheng meringis mendengar sindiran halus yang ditujukan untuknya. Dia menundukkan kepalanya seakan sudah pasrah dengan apa yang terjadi.

“What happen?” Aura dingin memenuhi lantai dasar Gusu Entertainment ketika suara Presdir mereka terdengar. “Dad, Zoucheng menyetujui kontrak tanpa menanyakan pendapat Zhan terlebih dahulu.”

“Kontrak untuk drama?”

“The cold prince and his cross dresser boy.”

Sang Presdir yang diketahui juga sebagai ayah dari sang aktor, Xiao Wangji hanya menatap sang anak dengan datar. Sorot matanya seakan menanyakan dimana letak kesalahan dari apa yang diucapkan sang anak. Bukannya itu memang normal? Apalagi setelah anaknya itu vakum dari dunia acting kurang lebih 2 tahun…? Dan lagi, bukannya itu cerita miliknya sendiri?

Sang aktor itu menatap ayahnya seakan tak percaya. “Dad, are you fucking sure?! Oh, man, this is so crazy. Masalahnya Zhan kan berperan di cerita buatan Zhan sendiri, Dad! This is so fucking crazy.”

Wangji memberikan tatapan dinginnya. “Swearing is prohibited. Your punishment is to accept your fate.” Final sang ayah yang membuat sang anak, Xiao Sean Zhan, tercengang tak percaya. Tanpa memperdulikan sang anak, Wangji melangkahkan kakinya keluar dari gedung. Ya, hari ini dia hanya mengambil berkasnya yang tertinggal.

Zoucheng tersenyum puas ketika mengetahui atasannya mendukung keputusan yang telah dia buat. Dia menatap sang artis dengan senyum manisnya, “Your daddy supports me. So whether you like it or not, you have to do it!”

Xiao Sean Zhan, atau yang kerapkali dipanggil noleh—eh?—maksudnya, yang biasa dipanggil Sean itu mendengus kesal. Seketika dia menyesal telah menulis cerita itu. Namun, penyesalan selalu datang diakhir.

Beda kepala, tentu akan beda sudut pandang juga. Jika di Gusu Entertainment terjadi keributan perihal sang aktor utama yang tidak—kurang menyetujui tentang peran yang akan dia lakoni, di Yunmeng Entertainment justru sedikit lebih tenang. Karena sang aktris—ehem!— maksudnya, sang aktor yang dengan senang hati menyetujui untuk menjadi tokoh utama di drama itu.

Selama dia terjun di dunia hiburan, ini adalah kali pertama dia akan berperan dalam sebuah 'karakter' yang sesuai dengan dirinya. Wang Yibo namanya—princess Yiyi panggilannya—dia merupakan aktor berparas cantik, dengan rambut panjang sepinggang, kulit yang selembut sutra, pinggang yang ramping, dan kegemarannya menggunakan pakaian perempuan, membuat banyak yang salah mengira jika dia adalah perempuan tulen, meskipun ekspresi wajahnya selalu datar.

Dalam perjalanan dunia aktingnya, dia kerap kali memainkan drama kolosal. Karena menurutnya itu adalah genre drama yang sesuai dengan dirinya. Dia hanya akan memerankan sebuah drama jika dia memiliki rasa percaya yang tinggi dan jika dia merasa nyaman. Sepak terjangnya di dunia persilatan ataupun drama-drama yang bertema kolosal sudah tidak bisa diragukan lagi. Dengan bakat seni bela diri miliknya, dipadukan dengan bakat aktingnya membuat dia selalu menjadi sorotan meskipun dibeberapa drama dia hanya menjadi aktor pendukung.

Kendati demikian, ini kali pertama dia akan mengambil peran dalam drama yang mengusung tema LGBT dengan genre semi-mature. Sejujurnya dia sedikit takut untuk mengambil peran di drama itu. Apalagi dia bahkan belum mengetahui siapa lawan mainnya. Namun, hal itu membuat dia sedikit tertantang.

“Jangan lupa 2 hari lagi ada pertemuan untuk membahas lebih lanjut. Mungkin nanti kita minta adegan pemerkosaan dihilangkan saja. Kita bahas nanti, oke?”

Yibo hanya menganggukkan kepalanya saja. Dia beruntung mempunyai manager yang leih tua 7 tahun diatasnya. Dia jadi merasa sedang berbicara dengan kakaknya sendiri, apalagi, manager-nya ini sangatlah perhatian.

“Kuan-ge, apa lawan mainku benar-benar aktor berumur 26 tahun?”

Sang manager menganggukkan kepalanya, netranya menatap pada sang artis. Dengan senyum khasnya dia menenangkan sang artis, “Tenang saja, Gege sudah mengenal dengan sangat baik aktor yang akan menjadi lawan mainmu nanti. Dan, dia adalah aktor yang cocok untuk memerankan Shi Ying.”

“Yibo hanya takut merasa canggung, Ge.” Haikuan mengelus rambut sang artis yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri. “Tenang saja, nanti kan ada Gege disana. Biar itu jadi urusan gege.” Dan mereka memutuskan untuk keluar dari agensi karena sang artis memiliki jadwal pemotretan.

Eeaaa, bentar lagi ketemu nih. Gimana ya reaksinya mereka nanti?”

To be continue.

Forced or not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang