"Mark? Jelasin semua nya. S-E-M-U-A-N-Y-A." Nyonya Lee meminta penjelasan kepada Mark tentang bagaimana Chenle dan Jisung bisa berada padanya?
"S-semuanya? Ma?"
"Iyalah! Jelasin kenapa ada anak kecil ini di rumah kita? Kenapa kamu ngehamilin anak orang? Kenapa kamu ga bilang mama dulu? Kenapa ayam lebih dulu lahir daripada telur? Kenapa dinosaurus di bilang mirip sama ayam?."
Mark menghelas nafas panjang, kemudian,
"Jadi gini, moy, bi."
G.
Bercandaa~~
"Gini, Eomma,"
Mark pun menceritakan asal mula dua tuyul alias Chenle dan Jisung bisa berada di rumah nya.
"Mark, kamu yakin mereka tersesat?"
Mark mengangguk mantap.
"Yakin, Mama."
"Kamu.. Ga mikir kalo mungkin aja mereka di buang?" tanya
Kedua alis Mark terangkat. Sedikit terkejut dengan perkataan sang Ibu, Mark sama sekali tak terpikirkan hal itu.
Nyonya Lee menghela nafas panjang melihat respon sang anak.
"Gini loh, Mark. Secara logika, ga mungkin kan ada orang tua yang ngebiarin anak nya pergi pas malem di tambah hujan begini, apalagi mereka masih di bawah sepuluh tahun, sepuluh tahun loh, Mark!"
Sementara Mark terdiam, rasanya Ia tidak bisa berbicara lagi, lidahnya kelu.
Si alis camar kemudian beralih menatap Chenle dan Jisung yang sedang asik mencoret-coret kertas ujiannya. Omong-omong, Mark memperbolehkan mereka untuk menggambar di kertas ujiannya, lagipula menurut Mark tak ada yang istimewa dari kertas itu, nilainya saja jelek.
"Siapa orang tua mereka? Kenapa mereka tega?"
Kini perasaan Mark campur aduk, Ia kesal, dan sedih. Kenapa ada orang tua yang tega menelantarkan anaknya seperti itu, kenapa mereka tak mengantarkannya ke panti asuhan saja jika memang tidak mampu?
"Mark."
Mark menoleh, menatap sang Ibu yang menatap nya penuh arti.
"Kamu, mau kan ngerawat mereka?"
Deg!
...
"A-apa?"
"Mark, sepertinya Mama dan Papa bakalan ke Canada untuk beberapa tahun. Kamu kan sebentar lagi lulus, jsdi kamu aja yang ngerawat mereka, untuk biaya nya nanti bakal jadi urusan Eomma, Appa."
Lagi-lagi Mark diam. Oh! Apakah seribu masalah akan benar-benar tumbuh dari hidup Mark?
"Kasihan mereka, Mark, mereka masih kecil." Nyonya Lee masih berusaha meyakinkan putranya.
Mark kini perang dengan batinnya sendiri. Ia harus apa? Mengurus anak bukanlah hal yang mudah.
"Nanti aku pikirin lagi, deh. Mama kapan ke canada?"
"Hum? Besok kali."
"What the f— kok cepet banget? Ga bilang aku dulu?"
"Gausah, kan surprise." jawab sang ibu dengan enteng.
"Surprise ndasmu!"
Mark, kata gue si lo lari.
—To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY LELE & JIE FT. MARK ✔
FanfictionIntinya ini tentang keseharian Mark mengurus duo Chenji. Warn! •100% fiksi, ga ada kaitannya sama dunia nyata. •Bahasa Non-baku •Short story •Konflik ringan