Chapter 10

4.7K 759 58
                                    

Yuhuu update😍😍

Aku senang banget kalian komen banyak😭😭 yuk komen banyak lagi biar semangat❤️

Playlist: Niki - Take A Chance With Me

Satu hal yang tidak pernah Kasih duga adalah Top memijat kakinya saat mereka akan istirahat. Niatnya Kasih ingin memberikan malam panas sebagai hadiah sudah berani menemani menonton film horror, tapi yang terjadi Top sibuk memijat kakinya. Top duduk di depannya dengan membiarkan satu kakinya berada di atas paha laki-laki itu.

Selama empat bulan Top memperlakukan Kasih sebaik-baiknya dan memberikan princess treatment yang luar biasa. Top selalu mendahulukan dirinya, membiarkan Kasih merasakan perlakuan spesial yang tidak pernah dia terima saat bersama sang mantan. Dimulai dari membukakan tutup botol, membuka pintu mobil, menutup ujung meja yang tajam saat dia mengambil barang yang jatuh, membantunya mengeringkan rambut, dan masih banyak hal-hal kecil lainnya yang tidak bisa disebutkan. Bagi Kasih, suaminya terlalu baik untuk menjadi nyata.

"Mas, nggak mau ehem-ehem?"

Top mendongak, berhenti sebentar dari kegiatannya. "Kamu mau?"

"Kok, tanya balik?"

"Aku mau kalau kamu mau. Kalau kamu capek, ya, jangan. Berhubungan intim perlu persetujuan biarpun kita suami-istri. Jadi harus sama-sama mau. Jangan karena kamu merasa perempuan dan seorang istri, lantas kamu terpaksa melakukan demi memenuhi tugas kamu sebagai istri. Aku nggak suka dengan konsep seperti itu. Kita sama-sama punya hak. Kamu berhak menyuarakan yang kamu mau dan nggak suka."

Penjelasan suaminya membuat Kasih menganga. This is not good. Bukan tidak baik untuk pikirannya, tidak baik untuk hatinya. Kalau Top seperti ini, bisa-bisa dia goyah dan jatuh cinta secepat kilat menyambar.

Selama menjalin hubungan, Kasih tidak pernah diberi kesempatan untuk bersuara, terkecuali soal pekerjaan. Mantannya selalu mendominasi apa pun bahkan saat memilih gaun pengantin. Kasih jarang bisa menyuarakan ketidaksukaannya. Dia harus setuju. Mungkin karena mantannya memegang teguh prinsip 'karena kamu perempuan, kamu harus ikut apa yang calon suami kamu katakan.' And that sucks. Kasih membencinya, tapi tidak juga meninggalkan mantannya dulu.

"Waktu menikah sama Kak Asmara begini juga, Mas?"

"Iya. Asmara menyuarakan apa pun yang dia suka, nggak suka, benci, pokoknya dia blak-blakan. Aku harap kamu juga nggak takut menyuarakan apa pun yang kamu pikirkan selama bersama aku. Apa pun kamu bisa sampaikan."

"Makasih, Mas."

Senyum di wajah Top terukir sempurna. "My pleasure, Wife." Lalu, dia melanjutkan kegiatannya memijat kaki Kasih dengan lembut.

Memandangi sang suami, muncul banyak pertanyaan di benaknya. Apa suamiku tulus padaku? Apa nggak memanfaatkan aku seperti mantanku? Pertanyaan itu terus terulang. Setiap kali Top menunjukkan ketulusan, dia takut dan menjaga dinding hatinya agar tidak runtuh. Siapa yang tahu hati seseorang, kan? Walaupun cerita Asmara telah menjadi bukti bahwa Top sosok yang sangat baik, Kasih masih belum bisa mempercayai suaminya. Rasa percayanya terhadap seseorang tidak bisa seperti dulu setelah perlakuan mantannya.

"Mas," Bibir Kasih mengatup sebentar, melihat suaminya yang mendongak. "Apa Mas beneran tulus mencintai aku?" Akhirnya bibir terbuka lebar menyuarakan kekhawatiran. Menahan tangan suaminya agar berhenti, dia bangkit dari duduknya. "Apa nggak akan manfaatin aku untuk keuntungan pribadi, Mas?"

Thank You For Cheating (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang