"Atas dasar apa, sesuatu yang sangat kalian jaga itu mengincar putraku?"
Tanya Minato menyelidik, ia menatap tepat pada mata pria paruh baya di depannya. Berusaha mencari kebohongan di mata pria tua itu.
"Karna putra anda telah di takdirkan untuknya." Pria paruh baya itu menjawab, Dan menutup matanya. Orang itu sepertinya juga tidak berniat membahas lebih lanjut tentang ini, membuka matanya kembali.
"Dan saya yakin, kehidupan putra anda akan mulai tidak setenang dulu lagi. Pak Minato." lanjut pria paruh baya itu. Kemudian ia bangkit, Dan mengusir Minato Dari museum yang ia jaga. Minato mungkin akan memikirkan masalah ini nanti, sebaiknya ia kembali dulu ke kantor Karna Masih ada banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan.
– chapter sebelumnya.
⚪⚪⚪
•••
"Hari ini kakak libur ya????" Naruto duduk di kursi meja makan samping kakashi, ia memperhatikan sosok tenang bersurai perak dengan tatapan sayunya yang selalu terlihat lembut.
"Tidak, Naruto. Hari ini kakak ada kelas sore, jadi kakak kesini untuk membantu bibi khusina," ujar kakashi, tangan rampingnya dengan cekatan membentuk adonan tepung yang tadi ia dan bibinya buat. Rencananya, hari Ini kakashi dan bibi khusina berencana membuat kue kering untuk semuanya.
"Ohhhh begitu, Naru ingin coba buat itu!"
Balas Naruto, anak itu menganggukan kepalanya seraya berdiri di atas kursi yang ia duduki tadi. Ia dengan antusias dan rasa penasaran yang tinggi akan bagaimana caranya kakashi membuat adonan itu, Dan bagaimana caranya ia membentuknya.
Hatake kakashi memang sangat attractive, apron yang ia pakai dengan senyum yang selalu ia tunjukan untuk semua orang membuatnya makin berkali kali lipat menarik. Membuatnya banyak di kagumi oleh wanita maupun pria. Wajahnya yang manis, dengan tubuh yang kecil tidak selayaknya pria pada umumnya. Itu membuatnya lebih ke dominan cantik.
Bahkan Naruto sangat bersemangat jika harus melihat wajah manis kakaknya itu, padahal ia Masih sangat dini. Namun ia selalu mengingat ajaran baik yang pemuda perak itu ajarkan padanya. Dan menjadikan kakaknya itu sebagai role model dalam hidupnya, walau sepertinya kepribadian mereka sangat berbeda 180°.
Naruto mengambil adonan tepung yang di berikan kakashi, ia mulai membuatnya seperti kakashi namun ternyata itu sangat sulit. Ia merengek Karna tidak bisa membuat bentuk adonan yang sama seperti kakashi.
Namun saat ia menoleh ke arah kakashi, Naruto kembali di buat merasa bahwa kakaknya itu membuatnya bertekad ingin menjadi seperti dirinya. Lembut, Dan sangat tenang. Ia ingin seperti kakaknya! Pikir Naruto kecil.
"Bukan seperti itu, begini. ambil kecil kecil dulu. Bukan langsung besar seperti itu." Ujar kakashi, Naruto mengerutkan alisnya dengan bibir yang maju kedepan.
"Uhhhh, gemasnya!" Kakashi secara spontan menarik pipi gembil bocah bersurai pirang itu. Menciuminya brutal, seolah olah pipi itu tidak akan ada lagi bila tidak Dari sekarang menciuminya.
Khusina datang dengan sekeranjang tomat di tangannya, ia ikut bergabung dengan anak anaknya yang ia cintai. Bercanda tawa, kakashi benar benar merasa bahagia saat ia bersama dengan mereka. Seolah olah, dunianya adalah kedua orang yang sedang tertawa di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevertheless
Romancekejadian di peradaban lalu itu tidak seharusnya di bahas, tapi ada kaitannya dengan semua kejadian janggal yang kakashi alami saat ia melakukan tugas penelitian yang di berikan oleh dosennya, niat hati hanya murni untuk melakukan tugas. tapi tugas p...