Nevertheless ( 09. )

342 39 6
                                    

Kakek penjaga museum, bahkan Minato dan semua pekerja di sini. Juga melakukan Hal yang sama, Karna wanita itu adalah dukun yang akan memanggil roh pria yang selama ini mengganggunya.

Apa yang akan terjadi setelah ini, entahlah. Kakashi berharap, semuanya akan baik baik saja. Setelah ini, selesai semua. Kakashi, ingin hidup tenang.

— Chapter Sebelumnya.

⚪⚪⚪

•••

Wanita yang biasa di sebut dengan guru chio itu mulai merapalkan sebuah Mantra yang kakashi tidak mengerti, dirinya terdiam berdiri di antara penjaga museum dan Minato di sebelahnya. Di dalam lubang besar yang sudah di Gali Sejak awal.

Wanita itu menari nari dengan lincahnya seolah sudah sangat hafal dengan apa yang dirinya lakukan. Memutari lubang besar itu, kemudian memasukkan serpihan serpihan beras. Mungkin iya, Kakashi tidak Tau pasti Karna cahaya yang minim pula.

Hujan baru saja berhenti beberapa jam yang lalu sebelum kakashi menuju ke tempat museum, tapi kini petir menggelegar seolah menandakan bahwa hujan akan turun lagi. Tapi berbeda, berbeda dengan dukun itu.

Kini Guru Chio makin keras mengucapkan mantra yang sejak tadi dirinya rapalkan, seolah itu adalah Hal yang pasti dan harus dirinya lakukan. Asap hitam mengepul, mengepul di permulaan langit di atas mereka. Angin yang sangat parah menerpa kakashi, membuatnya harus tetap kuat menjaga keseimbangan tubuhnya.

Kakashi juga melihat, bahwa Guru Chio terduduk. Kemudian Membungkuk di tanah, seolah meminta ampunan. Bahwa dirinya harus melakukan Hal itu.

Kakashi bisa melihatnya dengan jelas dari bawah sini, kini dirinya melihat sosok yang beberapa waktu lalu dirinya saksikan dengan sosok matanya sendiri. Kali ini sangat besar, dengan bola bola berwarna biru yang menyebar di sekitar tubuhnya. Seperti Api, tapi bukan Api itu biasa di sebut dengan gudoudama.

Kakashi melebarkan mata melihatnya, dirinya benar benar tidak habis fikir, sosok menyeramkan itu. Nampak mirip dengan yang selama ini ada di sekitarnya, namun dengan wujud yang berbeda. Kakashi bergetar hebat benar benar shock yang mendera.

Sosok berpakaian putih dengan membawa senjata yang dirinya ketahui bernama tongkat shakujo itu. Menyita semua atensi gelap milik Si surai perak. Tubuhnya berdiri mematung tidak bisa Bergerak seolah semua pergerakannya di blokir hanya dengan menatap sosok besar di hadapannya.

Entah bagaimana caranya sosok itu menghilang bergantian dengan bola bola cahaya berwarna hitam keemasan berbalutkan Api yang berkobar. Mengelilingi di atas lubang itu, jujur kakashi tidak bisa. Dirinya takut sekali Kali ini.

Tidak bukan takut, ini sudah melebihi batas ketakutan yang di miliki kakashi. Tubuhnya bergetar, kringat bercucuran padahal udara yang dingin membuat orang lain harus mengeratkan penghangat. Tidak untuk kakashi yang menyaksikan gudoudama itu berputar putar di atasnya dengan suara aneh yang seolah membuat pendengaran tidak nyaman.

Sungguh, kakashi benar benar tidak nyaman berada di bawahnya.

Hingga klimaksnya gudoudama itu tidak lagi berputar putar di atasnya, melainkan terjatuh ke dalam lubang besar yang dalam itu. Lubang yang sama dimana kaki kakashi berpijak. Kakashi reflek menutup telinganya, juga menutup matanya. Akibat suara ledakan di barengi dengan suara yang berdenging tak mengenakkan telinga.

Nevertheless Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang