Nevertheless ( 08. )

331 38 4
                                    

⚪⚪⚪

•••

Bau Petrichor tercium dengan pekat di indra penciuman kakashi, jendela Mobil dirinya buka dengan lebar menampakkan bumi yang Masih basah setelah di guyur oleh air hujan. Bau yang membuatnya seolah tenang, namun tetap tidak bisa menghilangkann rasa resah yang kini melanda di dasar hatinya.

Kejadian kemarin sudah tidak terlalu Kakashi pikirkan, dirinya mudah melupakan.

Malam ini udaranya cukup dingin rupanya, kakashi menenggelamkan wajahnya di jaket tebal yang dirinya kenakan. Udaranya sudah dingin, di tambah dengan bumi yang baru selesai di guyur oleh air hujan membuat udaranya makin bergejolak seolah menusuk setiap kulit kakashi.

Namun yang di pikirkan kakashi hanya satu, setelah dirinya sampai di museum senju Kali ini. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Membayangkannya saja sudah membuat kakashi seresah ini.

Terdiam cukup lama sambil menunduk, membuat seseorang yang kini duduk di tempat kemudi di samping kakashi menolehkan pandangannya sejenak. Mendapati seseorang yang sudah dirinya anggap putranya sendiri sedang termenung seolah memikirkan sesuatu. Ya, Minato memaklumi hal itu.

Tangan pria yang sudsh setengah baya itu kini mengelus surai perak kakashi, dengan penuh kasih sayang.

Usapan Halus di kepalanya membuat atensi Kakashi tidak bisa tidak memandang ke arah lelaki yang berada di sampingnya. Seolah memberikan perlindungan, berkata bahwa tidak akan terjadi apapun yang berbahaya hari ini.

Kakashi tersenyum dalam diam, meskipun begitu dirinya cukup lega. Karna dia selalu merasa aman saat bersama dengan mereka, orang orang yang kakashi anggap sebagai keluarganya sendiri.

Cukup lama perjalanan, mereka sampai di bangunan yang sudah lama berdiri itu. Di sana ada beberapa orang yang berkumpul, dan mengenakan pakaian korsa kakashi menyebutnya begitu. Dengan helm kuning yang mereka pakai, sepertinya sudah menunggu Kakashi dan Minato. Menurut pengamatan kakashi.

Di sana ada pria paruh baya yang tidak asing di pandangannya, iya benar. Itu adalah penjaga museum, pria paruh baya itu yang awalnya duduk di Salah satu kursi langsung berdiri mendapati Kakashi dan Minato sudah datang.

"Pak, sudah lama menunggu kami?" Minato menghampiri pria paruh baya itu, kakashi hanya mengekor di belakangnya.

"Tidak cukup lama, hanya setengah jam." Jawab kakek itu, sambil mengeluarkan senyumannya membuat matanya menyipit. Kakashi mengira kakek itu orang jahat, ternyata bukan ya.

"Baiklah, ayo ikut aku dulu." Ujar kakek itu, membawa Kakashi dan Minato ke ruangan tempatnya bekerja.

Kakashi duduk di samping Minato, kakek itu mencari cari buku yang sudah sangat usang di bagian rak buku yang di simpan mengelilingi ruangan itu, sangat usang sampai sampulnya sudah seperti rusak semua karya rayap juga jelas karna waktu.

Di situ kakek itu membukanya, kemudian membaca sebentar isi dari buku yang entahlah kakashi tidak terlalu mengerti. Lain halnya dengan Minato yang sudah sangat serius. Mendapati pria paruh baya di depannya itu sudah menutup bukunya, kemudian menatap Minato dan Kakashi secara bergantian membuat Kakashi gugup! Dia merasa tak nyaman tahu.

"Nak Kakashi, benar?" Ujar Pria paruh baya itu, kakashi mengangguk gugup membuat pria paruh baya itu tersenyum.

"Nak, mungkin ini sudah di jelaskan oleh ayahmu." Pria paruh baya itu menatap Minato, kemudian Kembali kearah Kakashi. "Tapi kakek akan menjelaskan lagi, supaya kau tidak lupa." Lanjutnya.

Nevertheless Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang