04/09

2.1K 128 1
                                    

“Hah?” Mata Rika membelalak mendengar pertanyaan Gojo dan sedikit mundur lagi dari hadapannya.

“Kau setuju?” Gojo memiringkan kepalanya sembari menaikkan alisnya.

“Ta—”

“Saya hitung.”

“Satu.”

“Dua.”

“Ti—”

“Saya bersedia sensei!” Rika menjawab dengan cepat. Menatap mata Gojo langsung.

Gojo menyeringai puas menatap gadis yang berada dihadapannya sekarang, sambil menopang dagunya lagi. Saling bertatapan satu sama lain dan hening sejenak.

Good girl. Kau aman bersamaku, sekarang kembalilah ke kelas.” Gojo membuka suaranya sambil menatap mata Rika dalam dalam.

“Are? Gitu saja?” batin Rika.

“O-okay, sensei. Ariga—“

Belum menyelesaikan kata-katanya, Gojo mengecup bibir mungil sang gadis secara tiba-tiba. Rika blushing, wajahnya seperti kepiting rebus. Lalu Gojo melepaskannya.

“Itu bayarannya, tidak perlu berterima kasih. Jangan lupakan les sepulang sekolah dirumah saya.”

Mata Rika membelalak lagi, wajahnya masih merah padam. Jantungnya berdegub kencang, lalu dia menunduk.

“Ba-baik sensei.. saya permisi dulu..” ucapnya terbata-bata dan langsung berlari keluar dari ruang guru.

Sebelum kembali ke kelas, Rika menuju ke toilet terlebih dahulu. Menatap dirinya didepan cermin. Terlihat disana wajahnya yang merah padam bak kepiting yang baru saja direbus, dengan saliva yang sedikit mengalir dari bibirnya.

“GILA, GOJO-SENSEI GILA! BAGAIMANA BISA?! FIRST KISS KUU?!!!” batin Rika pada dirinya sendiri sambil membasuh wajahnya. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.


***


Tak terasa waktu berlalu, pulang sekolah pun tiba. Setelah kejadian tadi, Rika tidak berhenti memikirkan bagaimana bisa gurunya menciumnya? Bahkan dia sampai tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun disana.

Seperti yang sudah dibilang oleh Gojo, hari ini adalah jadwal les dirumahnya. Sebenarnya Rika bingung ingin menanyakan alamat rumah Gojo sama siapa dengan Rika yang notabene nya tidak punya teman dikelas.

“Ini aku yang bodoh atau bagaimana sih? Tinggal tanya saja tadi apa sulitnya? Terus bagaimana caranya aku kesana?”  Rika yang ceroboh membatin kembali pada dirinya sendiri. Setelah ia menyadari bahwa seisi kelasnya sudah kosong dan beberapa lainnya sudah pergi terlebih dahulu menuju rumah Gojo.

Beberapa saat setelah termenung dikelas, tiba-tiba ada yang membuka pintu kelas. Rika yang sedang membereskan buku-bukunya langsung menoleh ke sumber. Yang membuka pintu tak lain dan tak bukan adalah wali kelasnya.

“Go-Gojo-sensei?” seketika kejadian yang tadi pagi terlintas dibenak Rika saat melihat wajah gojo. Dia menatap Gojo sedikit takut.

“Kenapa belum bergerak?” ucap Gojo mengernyitkan dahinya.

“I-itu..” jawab Rika berusaha tenang.

“Pergi dengan saya saja.”

“Eh? Bagaimana dengan yang la—”

“Tidak usah banyak bicara, ayo cepat. Tunggu saya didepan gerbang.” katanya sambil berjalan pergi meninggalkan Rika disana.

Rika mengangguk cepat sambil menatapi Gojo yang mulai hilang dari pandangannya. Dengan cepat dia membereskan buku-buku yang tersisa dan bergegas pergi ke depan gerbang.

Didepan gerbang, tak lama kemudian Gojo muncul dengan mobil Pajero hitam kesayangannya sambil membuka kaca mobil itu.

“Masuk. Jangan duduk dibelakang, saya bukan supir.” ucap Gojo dari dalam mobil sambil menutup kacanya kembali. Rika menganggukkan kepalanya lagi, kemudian masuk kedalam mobil.

Disepanjang perjalanan, Rika tidak memberanikan diri untuk membuka suaranya duluan. Hingga akhirnya Gojo lah yang membuka suara.

“Kau tidak punya teman dikelas?” ucapnya tetap fokus menyetir sambil melirik sedikit ke arah Rika yang berada disampingnya.

Rika menatap Gojo sekilas sambil menggelengkan kepalanya perlahan.“...tidak.” lirihnya sambil menunduk.

Gojo menyeringai kearah jendela disampingnya. “Bagus.” batinnya.

.

Akhirnya mereka sampai dirumah Gojo. Setelah menempuh perjalanan yang cukup ‘Gila’ itu. Rika membatin pada dirinya sendiri bahwa gurunya itu sudah tidak waras memilah rumah didaerah terpencil dan masuk kedalam hutan jauhnya.

Rika keluar dari mobil dan disambut oleh pelayan rumah untuk segera memasuki rumah Gojo yang besar bak mewah itu. Setelah berjalan memasuki ruangan les yang biasa digunakan, akhirnya dia melihat beberapa teman sekelasnya yang sudah sampai terlebih dahulu daripada dirinya.

“Gojo sensei mana sih? Lama sekali.”

“Betul, aku kan ingin cepat pulang!” mereka saling kesal satu sama lain, membicarakan Gojo yang lama datang.

Gojo masuk kedalam ruangan dengan senyuman yang sering ditampilkannya ketika mengajar, sangat ramah, tamah dan baik. Lalu melanjutkan pelajaran pada murid-muridnya.

.

Beberapa jam kemudian, teman-teman Rika sudah diperbolehkan pulang oleh Gojo. Hingga yang tersisa hanya Rika seorang karena mengingat Rika yang tidak datang dari les pertama diadakan, jadi Gojo memintanya untuk tetap.

Gojo menjelaskan beberapa materi tambahan yang lalu kepada Rika dan didengarkan dengan baik olehnya. Beberapa pelayan datang untuk menyuguhkan makanan ringan kepada Rika.

“Makanlah, tetapi sambil dengarkan aku. Agar kau tidak bosan.” ucapnya tenang sambil mencatat dipapan tulis materi yang akan dijelaskan selanjutnya.

Rika mengangguk antusias sambil memakan beberapa cemilan. Dia tidak segan memakannya sambil mendengarkan Gojo yang sedang menjelaskan disana, kebetulan perutnya juga sudah bersuara minta diisi oleh sesuatu.

Tak lama kemudian, Rika merasakan ada yang aneh pada tubuhnya. Pandangannya mulai kabur, tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya sekarang. Dia masih berusaha untuk meminum air yang berada disebelah cemilan itu.

“G-Gojo sensei...” lirihnya pelan.

“Ya? Kenapa?” Gojo berbalik, menyeringai dan menatap Rika yang sedang menopang kepalanya diatas meja.

“Aku...” Rika pingsan sebelum melanjutkan kata-katanya.

Tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Gojo selanjutnya. Namun pria albino itu menyeringai puas, lalu mendekati Rika dan membawanya keluar dari ruangan itu.

.
TBC~

Gojo's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang