06/09

2K 101 0
                                    

Hari Sabtu, pukul 11.00 pm. Tentu saja Rika sedang bersekolah sekarang. Setelah apa yang terjadi kemarin, pikirannya semakin kacau. Tidak mengerti apa yang telah merasuki jiwa dan raga gurunya itu. Dia semakin takut untuk bertemu dengan Gojo.

Kemarin juga setelah 'kejadian' itu terjadi, Rika menghabiskan malamnya dirumah Gojo. Untungnya dia tidur tidak dikamar Gojo atau dengan kata lain diberi ruangan lain untuk beristirahat, makanya dia masih selamat sekarang. Mungkin kalau dia tidur bersama dengan gurunya itu, bisa jadi dia tidak bersekolah hari ini. Kenapa? ya tentu saja hal itu gila.

Rika sudah membulatkan tekad nya bahwa dia akan kabur setelah jam pulang tiba. Mengingat hari ini juga jadwal les dengan Gojo, pasti akan terjadi hal yang aneh lagi. Dia sangat takut setelah memikirkannya kembali karena hanya dia seorang yang les hari ini.

Sekarang jam istirahat, Rika sedang berada dikantin dengan beberapa makanan dimejanya. Dia termenung, memikirkan bagaimana cara dia agar bisa menghindari guru gilanya itu.

Dia memakan makanan itu sambil melihat-lihat sekitarnya. Seketika netranya terpaku pada sang guru 'gila' diujung kantin dengan beberapa anak lelaki disekitarnya. Dilihatnya guru itu sangat akrab dengan mereka bahkan obrolan juga sangat nyambung padanya. Seketika Rika sedikit panik, dia langsung bangkit dan berjalan kembali menuju kelasnya.

***

Teng teng teng~

Jam pulang sekolah tiba, Rika bergegas membereskan buku-bukunya kedalam tas dan keluar dari kelas. Dia berjalan menuju pintu utama, memerhatikan sekitar memastikan bahwa Gojo tidak berada dalam jangkauannya.

Ia bergegas mengganti sepatunya dan lanjut berlari menuju halte bus. Tidak biasanya Rika akan pulang secepat ini, tetapi mau tidak mau dia harus melakukannya.

Bus tiba, dengan cepat Rika langsung memasuki bus dan duduk dengan damai disana. Dia menghela nafasnya lega, akhirnya dia berhasil keluar dari sekolah itu.

Tujuan Rika sekarang pastinya kerumah neneknya. Setelah kemarin tidak kembali kerumah, pasti neneknya mengkhawatirkan keadaannya.

.

Setelah menempuh perjalanan menggunakan bus, akhirnya dia sampai dirumah neneknya. Dia melangkahkan kakinya dengan cepat hingga berada didepan pagar rumah sang nenek.

Terlihat disana sekerumunan orang telah berkumpul dengan menggunakan pakaian serba hitam didepan rumah neneknya Rika. Melihat dan saling berbicara satu sama lain mengenai apa yang telah terjadi. Rika terlihat kebingungan, kenapa mereka semua ada disini?

"Hei, kau bukannya cucunya Nek Tamaya?" ucap salah satu pemuda menghampiri Rika dengan tatapan sedihnya.

"Eh? Iya.. Maaf, apa yang telah terjadi? Kenapa ramai sekali?" jawab Rika berusaha bertanya dengan baik.

"Kalau tidak salah nama kau Rika, bukan? Rika-chan banyak bersabar ya. Musibah memang banyak yang terjadi dan soal ajal kita juga tidak ada yang tahu." katanya sambil menepuk pundak Rika.

"Hah? Apa maksudmu?"

Pemuda itu menghela nafasnya sebelum ingin melanjutkan kata-katanya.

"Nenekmu sudah meninggal karena ulah ayahmu.."

Mata Rika membelalak tidak percaya, apa maksudnya semua ini. Seketika dia terduduk lemas ditanah dan berusaha bangkit lagi untuk memasuki rumah yang ramai itu.

Saat sampai diruang tamu, terlihat jelas bahwa ada peti mati dan foto sang nenek ditengah dengan beberapa hiasan bunga dan lilin disampingnya. Rika terduduk lemas lagi didepan pintu dengan tangisannya yang sudah pecah sedari tadi.

"Obaa-chan..." lirihnya pelan.

***

Tamaya Souichiji as neneknya Rika adalah seorang petani yang ramah dan disegani banyak orang. Dia seorang yang lembut dan penyayang kepada siapapun.

Berita duka yang didapatkan oleh Rika terjadi karena kemarin malam ayahnya datang untuk menemui Rika dan ingin membawa pulang dirinya. Neneknya terus-terusan marah kepada ayahnya Rika karena telah membiarkan cucunya begitu saja, akhirnya ayahnya memukul kepalanya menggunakan vas bunga kesayangan miliknya. Ayahnya kesal karena merasa dirinya tidak bersalah.

Ada beberapa saksi yang melihat, langsung melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib dan ayahnya Rika berhasil diamankan sebelum kabur. Warga setempat juga membantu membawa neneknya ke rumah sakit, sebelum akhirnya dinyatakan tewas dalam perjalanan kesana.

Setelah menyelesaikan upacara pemakaman, akhirnya nenek Rika dikuburkan dengan layak. Banyak orang yang merasa iba pada Rika yang tidak mempunyai siapapun sekarang. Dia termenung di halaman rumah neneknya sambil meratapi bulan yang indah setelah semua orang kembali dari sana.

"Apa kau bersedih?" seorang pria jangkung bersurai putih tengah berdiri didepan pagar rumahnya. Dia berjalan menghampiri Rika yang berada disana sambil menampilkan seringainya.

Rika menatap pria itu datar dengan mata sembab nya, wajah yang tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"Si gila ini, make nanya!" Rika membatin.

Pria itu tepat berada didepan Rika sekarang, mata birunya menatap Rika langsung dan dia terkekeh pelan sambil merentangkan tangannya dengan lebar.

Jiwa Rika jelas menolak hal itu karena sang pria ingin memberinya pelukan yang hangat. Tetapi raga Rika tidak dapat menolaknya mentah-mentah.

Dengan cepat Rika bangkit dan masuk dalam dekapan sang pria as Gojo Satoru, dengan hangat. Dia bersandar pada dada bidangnya, air matanya semakin tidak terbendung. Terus mengalir dengan deras layaknya air sungai yang mengalir.

Dia menangis dalam diam walau dengan suara terisaknya sedikit, sambil memanggil-manggil nama neneknya. Gojo tidak tinggal diam dengan cepat membalas pelukannya dan membelai surai sang gadis dengan lembut, dia tidak akan melupakan momen ini seumur hidupnya.

Ditengah malam yang sunyi disertai dengan purnama yang indah dan pelukan hangat itu, membuat Rika semakin menangis. Dia tidak tahu bagaimana kehidupan dia selanjutnya, karena mengingat dia sudah tidak mempunyai keluarga sekarang.

"Masih ada saya disini, tenang." ucap Gojo dengan lembut dan senyuman hangatnya. Dagunya bersandar pada kepala Rika yang sedang berada dalam dekapannya.

Rika menggelengkan kepalanya dengan cepat, seraya melepaskan pelukan itu dan kini menatap Gojo dengan mata sembab nya.

"Kenapa, hm? Kan sudah dibilang kau ini milikku dan selamanya akan seperti itu sampai hidupku habis. Aku tidak akan membagi dirimu kepada orang lain." katanya dengan lembut sambil menyibakkan rambut Rika yang sedikit menutupi wajahnya.

"Saa~ kembali lah padaku, Tamaya Kumirika." sambungnya lagi sambil tersenyum.

.
TBC~

Gojo's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang