05/09

2.1K 118 2
                                    

Gojo menggendong Rika ala Bridal Style untuk keluar dari ruangan les, lalu dia berjalan menuju tangga. Naik ke lantai dua dan masuk ke salah satu ruangan. Yang tidak lain adalah kamar miliknya.

Gojo membaringkan Rika dikasurnya dengan hati-hati. Kemudian berbaring disamping Rika sambil menatapnya dengan lembut, sambil mengusap rambut yang menutupi wajah Rika.

"Cantik." ucap Gojo tersenyum sambil mengecup keningnya sekilas.

"...cantik, milikku cantik..."

***

Matanya mengerjap tatkala melihat sepasang mata biru indah bagaikan lautan yang luas sedang menatap dirinya. Rika berusaha mencerna apa saja yang telah terjadi, lalu tersadar beberapa detik kemudian dan bergerak untuk bangkit.

Nihil. Tangan dan kakinya telah diikat terlebih dahulu oleh Gojo. Posisi Rika terlentang begitu saja dengan kedua tangannya diikat dan dikaitkan pada dinding yang berada diatas kepalanya dan posisi kaki yang mengangkang dengan tali yang terkait pada sudut kasur King Size -nya itu.

"A-apa apaan ini, sensei?!" Rika menautkan alisnya, menatap Gojo kesal sambil memberontak dan banyak bergerak untuk melepaskan ikatan itu.

"Masih bertanya? Kan kau milikku." Ucap Gojo dari samping Rika dan mendekatkan wajahnya.

"Hah? Apa-apaan caramu ini!?"

"Sssttt... diamlah sayang, kau terlalu cantik untuk memberontak terus, tali itu tidak akan membuka ikatanmu." kata Gojo dengan tenang sambil membelai pipinya.

Rika pusing, semakin pusing melihat kelakuan gurunya yang aneh dan tidak masuk akal itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang, apa ini adalah akhir dari hidupnya?

"Sialan, lepaskan aku!" ucap Rika berteriak dan tetap memberontak.

"Tidak mau dan tidak akan pernah terjadi. " jawab Gojo menyeringai sambil memeluk pinggang Rika.

Rika masih memberontak dengan terus bergerak. Walau itu membuat pergelangan tangan dan kakinya memerah. Rika merintih perih kesakitan karena Gojo mengikatnya terlalu kuat, tetapi dia tetap memberontak.

Gojo bangkit dari yang awalnya hanya berbaring disamping Rika kemudian mulai menggerakkan tubuhnya keatas Rika.

Mata Rika membelalak dan mulai berkaca-kaca, pikirannya kacau balau saat melihat gurunya semakin bertingkah aneh. Bertolak belakang saat berada disekolah.

"Sensei.. lepaskan aku... sakit..." lirih Rika pelan dengan air matanya yang mengalir begitu saja tanpa izin dari sang pemilik.

Gojo menatap nafsu gadis yang berada didepannya sekarang, menyeringai puas saat melihat gadisnya mulai merintih kesakitan.

"Apa kau tidak diajarkan untuk meminta dengan baik sayang?" ucap Gojo menyeringai Rika lagi sambil membelai pipinya.

Perasaan takut, sedih, hampa, hancur, menjadi satu saat melihat tatapan Gojo yang semakin nafsu terhadap dirinya. Dia tidak tahu harus berbuat apalagi selain hanya berdoa kepada Kamisama.

Gojo bangkit, kemudian melepaskan tali yang mengaitkan tangan dan kaki Rika di dinding dan sudut kasur. Dengan posisi tangan Rika yang masih terikat, dia berusaha untuk duduk.

"G-Gojo-sensei.. kau...?" suara Rika terdengar serak dan terisak saat menatap Gojo yang perlahan mulai duduk dihadapannya.

Gojo menarik Rika mendekat, mendudukkan Rika pada pangkuannya dan memeluknya erat. Dia sangat terpesona dengan kecantikan Rika. Yang hanya dipikirannya hanyalah Rika seorang.

Rika masih menangis dalam dekapan Gojo dengan suara terisaknya. Tangannya mulai bergetar karena ketakutan, Gojo yang melihatnya hanya terkekeh pelan saat melihat gadis yang berada dihadapannya semakin ketakutan.

"Kau cantik sekali, Kumirika."

Lagi-lagi Gojo masih menatap Rika dengan penuh nafsu, membelai pipinya dengan lembut. Lalu menangkup dagu Rika untuk mendekatkan bibirnya dengan bibir Gojo. Dia mulai mencium Rika lagi untuk kedua kalinya, tetapi kali ini lebih dalam.

Dia membuka paksa mulut Rika dengan menggigit bibir bawahnya agar bisa bertukar saliva. Sambil membelai lehernya, tangannya mulai menjelajahi bahu Rika lalu turun ke punggungnya.

Gojo masih mencium rakus bibir Rika yang mungil, hingga Rika berusaha bergerak untuk memberikan kode agar dia berhenti melanjutkannya karena dia kehabisan nafas.

Gojo melepaskan ciuman itu dengan salivanya yang masih terkait disana. Gojo menatap Rika dengan nafas terengah-engah dengan tatapan sayunya lalu mengusap bibir Rika dengan lembut.

Rika tidak bisa melakukan apapun, dia tidak bisa bernafas sekarang. Wajahnya memerah dan mulutnya ternganga karena kehabisan nafas. Salivanya terus menerus keluar dari mulutnya.

"Kau akan tinggal disini bersamaku." ucap Gojo sambil tersenyum kemudian mencium dahi Rika.

Rika menatap Gojo dengan mata sembab nya sambil menggeleng pelan. Berusaha meyakinkan Gojo.

"Ti-tidak sensei.. Aku tidak mau.." ucapnya pelan sambil menunduk. Gojo mendekapkan kepala Rika pada dada bidangnya sambil mengelus surai cokelatnya dengan lembut.

"Kenapa sayang? Kau aman jika tinggal denganku." ucap Gojo yakin. Dia tidak ingin miliknya direbut oleh siapapun.

"Aku masih mempunyai keluarga sensei a-"

"Kau masih memikirkan keluarga kecilmu yang gila itu, hm?" ucap Gojo tenang, masih tetap mengelus surai cokelat Rika dengan lembut sambil menyandarkan dagunya dikepala Rika.

"H-hah? Maksudnya?"

"Aku sebenarnya tahu apa yang terjadi dikeluargamu dan kau juga tidak mendapatkan surat peringatan kedua karena itu. Itu hanya alibi ku saja agar kau meminta pertolongan padaku." ucap Gojo dengan santai tanpa merasa bersalah sembari mengusap-usap jemari Rika dengan lembut.

Rika terkejut tak karuan, dia membayangkan gurunya bertindak seperti itu hanya karena dirinya? Dia masih tidak habis pikir dengan apa yang ada dipikiran gurunya itu.

"Jadi..." lirihnya pelan.

"Jadi, kau secara resmi menjadi milikku sekarang. Tidak ada yang bisa menyela nya karena kau sendiri yang mengatakan itu padaku." Gojo menyeringai kembali gadis yang berada dipelukannya saat ini. Dia mengeluarkan alat perekam suara dari sakunya dan memutarkan suara yang tadi Rika katakan.

'Saya bersedia sensei!'

Mata Rika membelalak dengan apa yang didengarnya saat ini. Suara yang sangat antusias dan penuh semangat itu akhirnya menjadi seperti ini. Dia menunduk lagi, kembali mendekap dalam pelukan Gojo.

"How cute... Sepertinya 'Milikku' benar-benar gadis yang baik ya? Aku tidak salah memilih." Gojo dengan senyuman bahagianya mengeratkan pelukannya pada sang gadis yang masih sedikit terisak.

.
TBC~

Gojo's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang