09/09

2.2K 84 9
                                    

3 bulan kemudian.

Setelah Rika diperiksa oleh dokter pribadi Gojo beberapa bulan yang lalu, dia telah dinyatakan positif hamil. Mengandung anak Gojo tentunya.

Semenjak mengetahui bahwa ia dinyatakan hamil, Gojo semakin overprotektif kepadanya. Dia menjaga Rika dimanapun dan tidak akan pernah mencoba meninggalkannya sendirian, karena terkadang Rika mencoba untuk kabur darinya tetapi Gojo selalu mengetahui hal itu dan Rika dihukum beberapa saat setelahnya.

Hukuman yang diberikan, terkadang Gojo akan menyetubuhi nya walaupun dia telah dinyatakan hamil, terkadang dia juga akan mencambuk Rika, dia juga mau mengikat Rika digudang yang kumuh dan membiarkan Rika menyadari perbuatannya sendiri, karena masih tidak menurut kepadanya.

Hingga hari ini, Rika sedang berada disekolah. Menjalani pelajaran seperti biasa, dengan perutnya yang sudah hampir membesar itu.

Dia juga selalu diam sejak kemarin, berbicara dengan Gojo seadanya, bahkan dengan guru-guru juga seperti itu. Terkadang setiap pagi Rika mengalami Morningsickness yang dimana dia harus berulang kali ke kamar mandi hanya untuk membuang isi perutnya, kalau ditanya oleh guru yang mengajar dikelas dia hanya akan menjawab masuk angin biasa.

.

Jam pulang sekolah tiba, hari ini Rika pulang dengan Bodyguard nya Gojo dikarenakan dia ada rapat dan tidak bisa mengantarkan Rika pulang bersamanya.

"Maaf ya sayang, pulang dengan Bodyguard ku saja. Aku ada urusan mendadak hari ini, secepatnya aku akan pulang. Dan jangan pernah mencoba untuk kabur lagi atau kau akan tahu akibatnya." Sekiranya begitulah yang dikatakan Gojo padanya tadi pagi.

"Aku harus memikirkan cara lain.." gumam Rika saat dia sedang membereskan buku-bukunya. Setelah selesai dengan barang-barangnya, dia berjalan keluar dari kelasnya.

Menelusuri lorong yang sepi itu sendirian karena bel pulang sudah daritadi berbunyi. Sambil memikirkan ide lain cara untuk kabur dari Gojo..

Ah iya, beberapa saat yang lalu Gojo telah memberikan Rika sebuah ponsel untuk berkomunikasi dengannya. Rika tidak boleh mempunyai nomor telepon orang lain, hanya nomor Gojo seorang yang boleh berada di ponsel itu. Gojo memberikannya juga karena untuk menghilangkan rasa bosan Rika terhadap dunia yang kejam ini.

"Apa aku beli 'itu' saja ya?"

Rika bergumam di perjalanannya menuju gerbang utama, sepertinya sebuah ide "gila" terlintas dipikirannya.



***


Keesokan harinya, Rika tentu saja menjalankan ide gilanya. Dia melakukan hal itu selepas pulang sekolah sekarang. Waktu yang pas juga dikarenakan Gojo hari ini mempunyai urusan lagi, sehingga dia pulang bersama Bodyguard -nya kembali.

"Hufftttt... aku harap kali ini berhasil." gumam Rika disepanjang perjalanannya.

Tujuannya sekarang adalah menuju gudang terbengkalai yang berada dibelakang sekolahnya, gudang itu sudah kumuh dan jarang atau bahkan tidak pernah dipakai lagi oleh pihak sekolah.

Rika bergegas menuju ke gudang itu dan masuk kedalamnya.

Tahu apa yang dilakukannya? Rika menuang racun Sianida kedalam botol minum yang biasa digunakannya. Racun yang sebelumnya sudah dibelinya melalui pasar gelap lewat ponselnya. Dia berencana bunuh diri sekarang.

Dengan segera dia minum air yang berada dibotol itu lalu terduduk dilantai sambil memeluk botol minum kesayangannya. Air matanya mengalir dengan deras lalu dia tersenyum sempurna. Menatap langit yang cerah lewat kaca jendela.

"Maaf ma, aku akan menyusulmu..."






***



Gojo panik, kalang kabut mengetahui bahwa gadisnya tidak keluar dari sekolah sejak waktu pulang sekolah tiba. Bodyguard -nya mengadu mengatakan sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa Rika keluar dari sekolahnya karena mereka menunggunya diluar sekolah.

"SUDAH KU BILANG MASUK SAJA, SIALAN! APA KALIAN TIDAK BISA MENYAMAR? BODOH SEKALI! SIAPA YANG MENGAJARI KALIAN MENJADI SEPERTI INI HAH?"

DORR-

DORR-

Senjata api berbunyi, Gojo menembak dua kepala bawahannya yang sedang berada dihadapannya dan mereka mati begitu saja.

"Dasar tidak berguna, aku tidak membutuhkan manusia seperti kalian." katanya dengan kesal sambil melemparkan pistolnya ke sembarang arah.

"Urus sisanya." lanjutnya memberitahu kepada bawahannya yang lain.

.

Gojo bergegas menuju sekolah. Walau hari sudah hampir larut malam sekarang, dia tetap berusaha mencari gadisnya. Dia berulang kali mencoba menelepon sang gadis disepanjang perjalanan, merasa kesal karena tidak ada jawaban sama sekali darinya.

"Seharusnya aku tidak menghiraukan petinggi sialan itu." gumamnya sambil berlari mencari-cari diseluruh sekolah.

Hingga akhirnya, tersisa tempat terakhir. Tentunya gudang yang berada dibelakang sekolah. Ntah kenapa dia merasakan firasat aneh disana, dia mengecek ponselnya untuk menelepon sang gadis kembali dan benar-benar terdengar dering ponsel berada didalam gudang tersebut. Dengan segera dia melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam gudang yang kumuh itu.

Seketika jantungnya berdegup kencang saat melihat mayat gadisnya terduduk sambil tersenyum disana dengan buih putih mengalir dimulutnya. Dia terduduk lemas dihadapan sang gadis dan berusaha mendekatinya. Air matanya mengalir sekarang.

"Ri-rika... sayang...?" katanya meyakinkan gadis yang berada dihadapannya, dia sedikit mengguncangkan tubuhnya.

"RIKA?! RIKA BANGUN SAYANG, TIDAK, TIDAK MUNGKIN!"

Gojo menangis sejadi-jadinya sambil memeluk erat mayat gadisnya. Dia mengecup kening Rika sekilas sambil membelai kepalanya dengan lembut.

Beberapa saat setelah keheningan terjadi, tidak ada tanda-tanda Rika akan bergerak, Gojo tersenyum lembut sambil tetap memeluk gadisnya.

"Kau benar-benar sudah pergi ya..? Kalau begitu aku akan menyusulmu sayang, aku mencintaimu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja, tidak... ti..." Gojo menangis sejadi-jadinya dihadapan Rika. Dengan suara terisaknya, dia memeluk sang gadis dengan erat. Matanya sudah mulai bengkak karena tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi.

Tangan Gojo bergerak untuk mengambil sebuah pisau yang berada didalam sakunya. Dia menarik rambut sang gadis untuk menatap matanya yang sudah tertutup. Lalu mengecup bibirnya sekilas.

Gojo menjauhkan dirinya, dia menusuk perut gadisnya yang sudah hampir membesar itu. Dengan senyum semergah nya, dia menusuk-nusuk perut Rika sambil tertawa layaknya psikopat.

"Anak kita juga akan menyusul tentunya." katanya dengan tenang sambil tersenyum.

Lalu dia menusukkan pisau ke jantungnya sendiri dan terbaring lemas disamping gadisnya. Memeluknya dengan hangat.

"Sampai jumpa dikehidupan selanjutnya, Boneka-ku."



.
END.






















Halo minna! Jujurly ini first book akuuuu(⁠^⁠~⁠^⁠;⁠)⁠ゞ Terimakasih sudah membaca book yang gajelas ini, maafin author kalo banyak typo bertebaran, kata-katanya ada yang salah n alurnya rada-rada ya, krn author juga manusia, rawrrrr 🦖🦖 BIG LOVEE BUAT YANG UDAH BACA + NGEVOTEE!! ෆෆ

Jika ada kritik dan saran boleh di komen yaa <33

SEE U IN THE NEXT BOOK, DARL.~

yor sudah buat book baru lhoo~
jangan lupa mampir yaaa!!<33

Gojo's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang