2. Hello again, Jakarta!

30 8 0
                                    

Jika kita bercerita tentang cinta,
berbicara pula dengan kubu yang saling berlawanan.
Terlihat sederhana, rumit di dalamnya.

Kelu, cinta dan luka, kadang tak ada beda. 
Menghidangkan hal manis, tapi fana.
Menyajikan pahit yang bertahan lama. 

~Thana Sofia~


"Cari apa atuh Neng?" tanya seorang ibu yang bingung dengan gerik sang anak bungsu yang menggali-gali tempat sampah di bawah tangga. Membuat Hilda mengerenyit dahi  terheran-heran.

"Bu... apa ibu lihat payung yang semalam ada di tempat sampah?" tanyanya. Masih dengan tubuh yang tak henti mondar-mandir mencari payung berwarna biru langit yang semalam ia buang ke tempat sampah.

Sejujurnya ada rasa menyesal dengan niat untuk membumi hanguskan payung pemberian Arion. Atau lebih tepatnya lagi, untuk meninggalkan kenangan semua tentang mantannya. Tapi jika dipikir lagi, Than tak ikhlas bila semua tentang Arion lenyap begitu saja.

Memang terdengar munafik, tapi bagaimana lagi? Walau bagaimana  pun ia harus menyimpannya dengan baik sebagai kenangan manis.

Setidaknya kehadiran Arion, si perusak hati itu perlu dihargai. Dia pernah berikut serta dalam hidup Thana, meski dalam kurun waktu tak lama.

"Dipake kakakmu Hyudis ke warung. Ibu suruh dia beli gula," tutur sang ibu yang asik dengan masakannya. Di sampingnya ada Riri, calon kakak ipar Than yang hanya melihat sekilas pada arahnya.

"Ibu liat payungnya teh masih bagus, naha atuh dibuang?" lanjutnya. Than tak mampu menjawab. Faktanya jika ia harus menjelaskan semua cerita tentang Arion, akan terlalu rumit. Ini cerita pahit cinta anak muda.

Melihat Hyudis tiba dari arah halaman, tungkai Than segera berlari ke teras rumah. Benar, Hyudis tiba dengan memakai payung di genggamannya.

Than takjub, payung pemberian Arion sungguh indah dipandang mata. Di bawah guyuran air hujan yang menimpanya, payung itu menghasilkan ukiran nama yang baru muncul kala terkena cipratan air.

Tulisan itu bertuliskan nama 'Thana Sofia', sang empu yang diberi wewenang untuk menjaganya. Tak bohong, terkesan barang yang spesial. Mungkin itu alasan mengapa Arion dengan niatnya memberi payung  untuk Thana sebagai hadiah terakhir dari pertemuan mereka.

"Kang, payungku!" Than menengadah, seolah meminta payung miliknya untuk dikembalikan.

"Nih, mau ke warung juga?" tanya Hyudis sembari memberikan payung ke genggaman sang adik.

"Enggak, mau dikemas ke dalam koper, kan mau Neng bawa ke Jakarta," tuturnya. Hyudis mengangguk.

"Bukannya libur semester masih satu Minggu lagi?"

"Neng harus membawa jadwal kuliah semester 3. Neng juga mau pindahan dari asrama." Jelasnya sembari mengibas- ngibaskan payung yang basah agar cepat kering.

Nyatanya bukan karena alasan itu Than ingin pulang ke Jakarta. Ya,  karena Arion, dan karena kenangan tentang nya sangat menyakiti hati. Bagi Than, setiap sudut kota Bandung yang indah ini, terlalu mengingatkan dirinya pada Arion. Than semakin jengah dibuatnya.

"Payungnya cantik euy, beli di mana?" Hyudis sedikit menyukai payung itu. Mungkin nantinya akan ia berikan pada Riri juga, gadis yang menjadi tunangannya saat ini.

Rotasi Kelabu (HARUTO) by Pupuriri30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang