SEPATAH KATA
Hai, Tami di sini^^ Ini adalah karya fanfiction pertama saya jadi mohon kritik dan saran yang membangun untuk penulis ke depannya. Nulis ini cuma iseng karena lagi stuck di cerita utama dan lagi pengen baca fanfic Kakashi-Sakura sehingga terbitlah karya ini. Lagian, ini hati gatal banget pengen baca fanfic Kakashi-Sakura dan pengen coba nulis fanfic dan yep tidak terlalu buruk. Sekian dan selamat membaca.
***
SUMMARY
MISI duo yang mengharuskan Kakashi dan Sakura berpura-pura sebagai sepasang suami-istri untuk melindungi satu-satunya keturunan Uchiha yang masih tersisa. Lady Tsunade dan Tuan Jiraiya menugaskan Kakashi sebagai ketua tim dalam misi ini selama lima tahun. Misi tingkat S yang terlihat mudah namun sulit karena harus melindungi seorang Uchiha dari musuh yang mengincar sharingan. Akankah Kakashi dan Sakura dapat menuntaskan misi tersebut? Atau malah terjebak dalam perasaan terlarang yang akan membuat misi yang sedang mereka jalani menemui kegagalan?
***
PROLOGUE
"SUDAH diputuskan bahwa kalian berdua akan menjalani misi tingkat S selama lima tahun untuk menjaga satu-satunya keturunan murni klan Uchiha di Konohagakure. Maka dari itu, untuk kepentingan sang bayi, kalian berdua harus berpura-pura menjadi sepasang suami-istri demi menjaga identitas bayi itu dari musuh yang mengincar sharingan. Apa kalian paham?"
"Paham, Lady Tsunade."
Kakashi dan Sakura berucap bersamaan. Saat ini, mereka sedang berada di kantor hokage untuk menerima misi khusus dan misi itu adalah menjaga keturunan murni Uchiha.
"Kalau kalian paham ikutlah dengan Shizune dan laksanakan misi kalian!"
"Baik!"
Dalam perjalanan menjemput sang bayi, Kakashi menguap lebar. Masih teringat jelas bagaimana Naruto membangunkannya pagi-pagi sekali dan memaksa pria bertopeng itu untuk segera menemui Lady Tsunade. Dia memang sudah menduga akan menerima misi penting melihat bagaimana respons Naruto yang berceloteh tentang misi dan hal lain sebagainya yang tidak terlalu didengar oleh Kakashi tetapi dia tak pernah menyangka bahwa akan datang hari di mana ia harus berpura-pura menikah di usia lajangnya yang menginjak 30 tahun.
Pun dengan Sakura yang tidak menyangka akan disandingkan dengan sang guru sebagai partner dalam misi kali ini. Wanita muda itu sangat bersemangat mengingat jarangnya misi yang ia dapat semenjak bertugas di Rumah Sakit sebagai wakil kepala Rumah Sakit Konohagakure. Sibuk di Rumah Sakit telah menjadi rutinitasnya setelah perang dunia shinobi keempat dan misi kali ini menjadi angin segar bagi Sakura yang telah terjerembab ke dalam kesibukan melayani orang sakit.
Sekali-kali, ia memang merindukan masa di mana misi akan datang padanya dan hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu. Maka dari itu, sejak Naruto menemuinya pagi tadi, tanpa menunggu lama Sakura lantas bersiap-siap dan segera menuju kantor hokage di mana Lady Tsunade berada.
Hingga mereka tiba di ruangan bayi, Sakura dan Kakashi lantas mendapati bayi Uchiha yang menarik perhatian mereka. Bukan karena ketampanan klan Uchiha atau kehebatan klan mereka melainkan karena betapa kurus bayi tersebut sehingga harus dipasangi berbagai macam alat pembantu kehidupan yang tidak diketahui Kakashi.
"Bayi ini memang lahir premature dan kondisinya sangat lemah. Maka dari itu, Sakura dan Kakashi, kalian berdua bertugas menjaga bayi ini setidaknya sampai dia memasuki usia masuk akademi." Shizune menjelaskan. "Sungguh sangat sayang melihatnya harus terlibat dengan orang-orang dewasa yang tidak bertanggung jawab."
Kakashi yang sejak tadi mengamati bayi Uchiha akhirnya membuka suara. "Jadi, kapan kita akan melaksanakan misinya?"
"Saat ini juga," tandas Shizune.
Tempat tinggal Kakashi dan Sakura akhirnya terpilih di apartemen Sakura yang dekat dengan Rumah Sakit setelah perundingan panjang terlewati. Kakashi yang terpaksa harus menyerah segera pergi untuk mengemasi barangnya sedangkan Sakura bersama bayi Uchiha telah lebih dulu menuju Apartemen Sakura setelah sang bayi diperiksa. Ngomong-ngomong soal nama yang diberikan—mereka berdua sepakat akan memikirkannya ketika urusan mereka telah selesai.
Hingga malam tiba, senyap-senyap binatang malam diikuti oleh ketukan pintu yang sangat pelan dari Kakashi membuat Sakura harus membiasakan diri dengan perilaku pria bertopeng itu. Ia menghentikan sejenak kegiatannya mencuci daun selada sebelum beralih menarik knop pintu ke bawah. Di sana tampaklah Kakashi dengan barang bawaan dan juga sebuah cake dari toko roti Akimichi.
"Wah, terima kasih atas kuenya," ucap Sakura saat Kakashi memberinya cake choco mint tersebut. "Silakan masuk, makanan sebentar lagi akan siap."
"Ya."
Kakashi memasuki kamar terpisah dan mulai mengatur pakaian yang sudah dia kemas. Handuk yang dia bawa kemudian dia keluarkan dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lama berselang, Kakashi keluar dengan kaos biru dongker yang tersambung dengan kain yang menutupi wajah tampannya.
"Ngomong-ngomong, Sakura, apa kau sudah membuat nama untuk bayi itu?" Kakashi bertanya setelah dia duduk di kursi makan. Sementara Sakura memberi susu formula kepada bayi Uchiha, wanita muda tersebut mengiyakan.
"Siapa namanya?"
"Uchiha Sasuke." Sakura menjawab sembari tersenyum lebar menampilkan deretan gigi yang tersusun rapi. "Atau apa harus mengikuti nama keluargamu, Guru?"
"Hm, kita akan memikirkannya pelan-pelan. Untuk sementara biarkan nama anak ini adalah Uchiha Sasuke."
Sakura mengangguk dan melanjutkan kegiatannya menyuapi Sasuke. Dengan telaten, ia menunggu hingga botol susu formula Sasuke habis lalu menepuk punggung bayi tersebut hingga mengeluarkan suara sendawa. Setelah itu, barulah Sakura meletakkan kembali Sasuke ke dalam box bayi sebelum ia menyentuh makan malamnya. Melihat hal tersebut, Kakashi lantas mengambil alih menidurkan Sasuke. Ia memberi gestur kepada Sakura yang dimengerti olehnya dan langsung membawa Sasuke ke kamar bayi.
Desain kamar Sasuke mirip seperti desain rumah Uchiha pada umumnya sebelum klan tersebut dihabisi hingga tak bersisa. Sebuah simbol kipas tradisional Jepang menjadi objek yang menghiasi kamar Sasuke. Ini dilakukan Kakashi dan Sakura agar anak tersebut nantinya tidak akan melupakan dari mana ia sesungguhnya berasal. Selebihnya, kamar Sasuke diisi furnitur yang aman bagi bayi serta lantainya diberi karpet bulu agar tidak menggores tubuh sang bayi di mana ide tersebut dicetuskan oleh Sakura. Dengan kata lain, mereka berdualah yang menghias kamar Sasuke menjadi sedemikian rupa.
"Cup cup cup. Tidurlah, Sasuke."
Dinding berwarna perak seperti rambut Kakashi menjadi latar kamar Sasuke. Gorden dan seprainya pun senada dengan cat tembok. Kesan simpel dan minimalis adalah kesan kamar Sasuke yang terlintas ketika siapa pun melihat kamar tersebut. Sungguh sangat menggambarkan Hatake Kakashi. Tidak sadar, Sasuke pun lantas terlelap. Dengan gerakan pelan, Kakashi mencium kening Sasuke sebelum beranjak dari tempatnya. Hal tersebut tidak lepas dari pandangan Sakura. Wanita muda tersebut telah menyelesaikan makan malam dan saat ini sedang berdiri di ambang pintu memperhatikan Hatake Kakashi sejak tadi.
"Kau sudah seperti seorang Ayah, Guru."
"Kau pun juga sama, Sakura."
Kakashi tak mau kalah. Namun, apa yang ia sampaikan juga tidak ada salahnya. Toh, sifat keibuan Sakura sangat terasa saat melihat bagaimana ia memperlakukan Sasuke. Di dalam kamar ini pun juga sangat terasa sentuhan Sakura yang seperti sentuhan seorang Ibu bagi Sasuke. Keduanya kemudian saling berbalas senyum sebelum Kakashi beranjak menuju meja makan untuk membereskan bekas makan mereka.
Melihat hal tersebut, Sakura buru-buru menghentikan Kakashi tetapi pria itu dengan ramah menolak. "Aku sudah terbiasa membersihkan bekas makanku sendiri dan tak masalah jika itu ditambah dengan bekas makanmu, Sakura."
"Tetapi—"
"Tidurlah. Kau pasti, capek," lanjut Kakashi lagi sebelum melangkah ke dapur untuk meletakkan piring dan gelas ke wastafel. Ia lantas mencuci bekas makan mereka dengan cekatan. Sedangkan Sakura memperhatikan dari belakang. Sejenak, ia berpikir wanita mana yang beruntung yang akan menjadi istri dari sang guru ketika misi ini selesai.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Kakashi?
FanfictionMISI duo yang mengharuskan Kakashi dan Sakura berpura-pura sebagai sepasang suami-istri untuk melindungi satu-satunya keturunan Uchiha yang masih tersisa. Lady Tsunade dan Tuan Jiraiya menugaskan Kakashi sebagai ketua tim dalam misi ini selama lima...