When they wake up

11 1 0
                                    

Apa yang kamu ketahui tentang Surabaya? Kota Pahlawan? Atau mungkin saja, tempat dan gedung-gedung tinggi yang ada di sana?

Mari kita berjalan ke beberapa bulan ke belakang.

Mentari pagi yang sudah menampakkan dirinya. Sedangkan embun pagi, rekannya, sudah membasahi kaca hotel. Kring, kring, kring, kring, kring. Si jam beker berbunyi nyaring berupaya membangunkan kesadaran Kailo yang masih melayang-layang. Menggunakan sandal yang lembut bulu kelinci, Kailo berjalan menuju kamar mandi berjalan sempoyongan sambil menahan matanya. Kemudian, ia mengambil sabun dan membasuh muka kusamnya. Dia kembali berjalan menuju kasur dengan berat seperti ada beban yang berat sedang ditariknya, kemudian meloncat ke kasur sambil memeluk diriku dengan lembut dan membelai rambutku yang masih acak-acakan layaknya seperti singa.

"Sayang, ey, bangun atuh udah pagi juga.., bangun bangun, hey" terdengar suara beratnya masuk ke lubang telingaku, membuat diriku terkejut dan spontan melempar mataku ke arah jam dinding yang menggantungkan dirinya di tembok kamar.

"Ih, apaansi masih pagi juga! Lu bisa diem gak anjing, gua capek, minggir." aku berteriak sambil emosi, karena tidak terima apabila tidur nyenyakku dirusak oleh orang lain.

"Yeeh malah emosi, pms ya? Yaudah kalau gitu orang aku mah cuman mau bangunin. Ayo bangun ah sayang aku gaada temennya huhuhu." ucap Kailo sambil merengek kepadaku agar aku segera bangun.

Hari ini kita berdua sudah membuat kesepakatan sejak kemarin malam, untuk berjalan-jalan mengelilingi Surabaya, tetapi ada tempat yang ingin dikunjungi Kailo, yaitu Jalan Tunjungan. Karena berpikiran sudah datang jauh-jauh dari Bandung untuk menemuiku dan sayang apabila tidak diselingi dengan mengunjungi tempat-tempat terkenal yang ada disana.

"Sayang nanti jalan-jalan yuk" dengan suara semangat dan ceria sekali.

"Emangnya mau kemana hmm?" aku menjawab sambil membuka mata dan kedua tanganku langsung merangkul leher Kailo dengan erat sambil memberikan tatapan mata berbinar serta senyuman manis seperti yang biasa kuberikan kepadanya.

“Aahh kenapa sih manis banget kamu tuh, aku jadinya selalu gak bisa nahan godaan untuk merasakan bibir manismu itu.” dia melantukan kata-kata manisnya kepadaku agar aku menuruti nafsunya.
“Apaan sih peres banget, udah ah mandi yuk” aku menyaut sambil mengejeknya.
“Gamau ah, masih jam delapan juga, at least kamu masih ada waktu untuk melakukan itu bersama pacarmu ini.” ucap Kailo dengan nada bergairah.
“Ayolah sekali ini lagi saja, aku janji gak akan ngelakuin ini lagi setelah ini.” dia memintanya kembali kepadaku.
Aku menjawabnya dengan isyarat alis agar mengundang perasaannya untuk menyentuh tubuhku, dan ketika dia hendak mencium ku, aku menoleh ke kanan menolak ajakannya dan langsung mendorong badannya ke depan sampai dia terpental dan berdiri setegap tiang. Lalu, dia menggenggam kedua telapak tangan mungilku dan menariknya, sampai-sampai keningku tertabrak dadanya, dan dia langsung merangkul dan meletakkan tangan kanannya di pinggangku, dan tangan kiri, menggenggam tangan kananku. Lalu kita berdua saling bertatapan mesra. Kukira dia akan mencoba mencium bibirku kembali, ternyata dia ingin mengajakku berdansa di lantai kamar hotel itu, lalu dia nenyeretku ke kamar mandi. Aku hanya memiliki pikiran yang negatif, ternyata dugaanku salah, dia malah mengajakku mandi bersama. Aku sangat kaget saat dia ingin mengajakku mandi bersama, aku tidak mau karena itu suatu hal yang menjijikkan , lalu aku mendorongnya keluar kamar mandi dan menutup pintunya, di sebalik pintu aku tersipu malu dan salah tingkah, senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Tok, tok, tok, terdengar Kailo sedang mengetuk pintu.
“Sayaaanggg, mau mandi sendiri kah? bukain pintunya dong, aku juga pengen mandi.” ucap Kailo sambil berbicara menempelkan mulutnya di pintu toilet.
“Iyalah anjir, gila kamu ya, gantiah ah pergi! Aku mau mandi, huss.” aku menjawabnya sambil tersenyum-senyum.
“Yaudah deh, cepetan ya keburu breakfast time nya habis.” ucap Kailo, lalu dia pergi dengan senyum smirk menoleh ke bawah sambil menggelengkan kepalanya.

Lantai Dansa dan Surabaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang