Chapter 6 🥀

98 25 23
                                    

"Alasan terbesar aku masih bersemangat atas hidup ini mungkin karena mereka. "

~~~

     Sebelum kembali ke kelas, Lea cs pergi ke UKS terlebih dahulu untuk mengobati pipi Lea yang telah terkena tamparan Bryan. Mereka mengiringi Lea ke sana dan mengobati Lea dengan penuh khawatir.

     "Sshh... Sakitt woyy." rintih Lea yang sedang di obati pipinya.
"Tahan sebentar ya, lo kan kuat...hehe." ucap Bella sambil cengegesan dengan perkataannya.

     Teman-temannya yang berada di-UKS pun terus menguatkan Lea. Mereka berempat terutama Dinda, Qila, dan Gaby tidak menyangka ternyata seorang Azalea yang terlihat sempurna, indah, cantik dan selalu tersenyum di depan mereka, dia tidak dianggap oleh kakaknya.

     Mereka semakin penasaran akan kehidupan Lea di rumah. Jika Lea saja tidak dianggap oleh kakaknya, apakah Lea juga tidak dianggap oleh keluarganya yang lainnya? Padahal keluarga Pandhita terkenal harmonis selama ini.

    "Ley, lo gapapa kan? Kalau ada apa-apa ceritain ke kita ya Ley, kita kan ce-es."  ucap Dinda ke Lea. Lea pun tersenyum melihat keempat temannya.

    "Gua gapapa ko geysss, terimakasih ya, kalian selalu ada buat gua." ucap Lea kepada temannya, tanpa sadar air mata Lea pun keluar tiba-tiba.

    "Hehe iya Ley, udaahh ah, jangan nangis lagi, nanti muka jelek lo cantiklo...hehe, okeyyy?." ucap Qila cengegesan dan diangguki Lea tersenyum sambil menyela air matanya.
    "Kebalik asu! " teriak Dinda, mereka pun tertawa bersama.
   
  "Nah gitu dong, kan lebih cantik kalo senyum. " ucap Gaby cengengesan.

    "Dengan kehadiran kalian aja gw udah sebahagia ini, apalagi ketika kalian menanyakan kata-kata seperti itu, gw senang banget punya teman sebaik kalian." lirih Lea dalam hatinya .
   
    Lea bersyukur, karena walaupun keluarganya tidak ada yang menganggapinya, setidaknya ia masih mempunyai teman yang luar biasa yang selalu mensupport dia dan menyemangatinya.

    Setelah selesai mengopres pipi Lea, mereka pun kembali ke kelas mereka, karena kebetulan bel masuk sudah masuk. Lea CS kembali ke kelas sambil menunggu kapan nama mereka akan dipanggil di BK nanti.

    Mereka tidak ada ketakutan sedikitpun pada diri mereka. Karena mereka tahu, bahwa mereka tak salah.

    "Ihh lama amat sih kita dipanggil, gua udah ga sabarrrr." teriak Dinda

    "Lah gila lu? Orang dipanggil BK tuh takut, bisa-bisanya lu mau ke sana." ucap Melati, bendahara kelas mereka.

    "Ya iyalah, di sana kan ada Pak Rakha tercinta." ujar Dinda dengan muka berseri-seri nya, keempat temannya pun hanya menggelen-geleng kepala melihat sahabat freak nya.

    "Heh monyet! Mana mau Pak Rakha ngeliat lu." teriak Agus
    "Masalah buat loh? Bilang aja lo iri kan ama ketampanan Pak Rakha!
    "Yah lebih tampan gua laah, orang pacar gua aja lebih dari 5."
    "Cih cuman 5 doang bangga. " ucap Dinda menggerutu.
    "Yaiyalah! Daripada loh, JOMBLO! "

"Mulai lagi pertengkaran ke-23 mereka. " ucap semua anak kelas dalam hatinya.

    Pertengkaran Agus dan Dinda pun terselesaikan karena Ibu Ika, yaitu guru Matematika mereka.

    Setelah satu jam belajar, matematika, tiba-tiba Lea CS menyengir karena yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba.

    "Tess tess...assalamu'alaikum wr. Wb...sebelumnya mohon maaf kepada guru-guru yang sedang mengajar, kepada murid-murid yang ibu suruh di lapangan tadi, harap datang ke ruangan BK, sekarang! Jika tidak, saya yang akan menyeret kalian disini!" ucap Ibu BK dengan Tegas dengan volume yang besar di mik sekolah mereka.

    "Akhirnya!!yessss!!" teriak Dinda dan Bella barengan, sehingga satu kelas pun memandang mereka.

    "Yes yes yes, masuk BK kok senang, sana kalian keluar! " teriak Bu Ika ke arah mereka. Dan murid-murid pun tertawa melihat Dinda dan Bella yang dimarahin BuMat.

    "Hehe, iya Bu cantii... Kami berlima izin dulu ya Bu." ujar Bella dengan lembut ke BuMat.

    "Buset, kalian kalo mau masuk BK mah jangan nanggung-nanggung, sekalian aja sekelas!"

    "Wahhh! Boleh tuh Buk, bisa liat Pak Rakha ganteng!". Teriak murid-murid cewek. Murid-murid laki-laki pun hanya bermuka masam karena lagi-lagi Pak Rakha.

    Pak Rakha adalah guru tertampan di Dirgantara  Alexander High School.
   
    "Udah diem! Silahkan kalian keluar, dan cepat kembali jika telah selesai dengan urusan kalian." ucap BuMat tegas di hadapan Lea CS.

    "Okee Bu, terimakasih." ucap Lea CS sambil menyalami Bu Ika.

    Lea CS pun keluar dari kelas mereka dan pergi menuju BK dengan santai dan muka yang berseri-seri.

    "Semoga di BK nanti engga terjadi apa-apa ya Allah." ucap Lea dalam hati yang agak khawatir tentang masalah di Kantin tadi.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Terimakasih telah mampir di story "Zavier"😁

Semoga ceritanya bisa dinikmati. Jika ada kesalahan silahkan komen dibawah🥰. Jangan lupa vote and share. Sekian terimakasih🤗

Selamat membaca ❤ tungguin chap selanjutnya yaa🙌.

Zavier Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang