Chapter 2 🥀

162 46 19
                                    

Lea yang sudah siap siap pun keluar dari kamar nya dan pergi ke dapur untuk mengambil bekal makanan yang dibuat Bibinya.

"Selamat pagi Bi Siti" sapa Lea.
"Pagi juga Nonn" jawab Bi Siti.

"Non ini makanan nya...cepat disimpan dalam tas nya atuh, nanti ketahuan lohh" ucap Bi Siti sambil was was melihat sekitarnya.

"Hehe iya Bi,, terimakasih yah Bi... Sayang bibi sekebon deh. Aku pergi dulu yah Bi, keburu mereka turun. " Ucap Lea sambil salim ke Bi Siti.

"Non,yang semangat yah belajarnya."

"Iya Bih, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Lea pun pergi bergegas dari rumahnya itu. Tiap pagi Lea selalu bangun pagi sekali agar tidak berjumpa dengan keluarga yang membencinya. Bahkan untuk makan pun Lea harus menunggu mereka pergi dari ruang makan.

Lea yang sudah keluar rumah pun kaget, karena melihat Bryan, abangnya. Bryan menatap sinis Lea dan langsung masuk ke rumah setelah membersihkan motor kesayangannya.

Namun Lea tentu saja tidak memedulikan hal itu, karena ia telah terbiasa akan pandangan-pandangan itu. Lea berdiri sedikit jauh dari rumah untuk menunggu jemputan Bella.

Setelah 4 menit Lea menunggu..

Tit... Titt... Tit..

"Woy Leyyy ayo buruannnnnn" teriak Bella.

"Iya iyaaa" Jawab Lea.

"Maaf ya Ley gua agak lambat jemput,, lo gapapa kan? " tanya Bella dengan khawatir.

"Gapapa kok Bell,, gua aman pagi ini...hehe. Cepat buruan! Mau jam tujuh loh" ucap Lea.

"Iya iya gass."

Keadaan didalam mobil pun hening seketika. Beberapa menit kemudian Bella pun bertanya kepada Lea.

"Ley, lo tadi malam pulang jam berapa? " tanya Bella

"Yahh sekitar jam 9 lewat Bell".

"Lo ga kena marah sama bokap nyokap lo kan? "

"Alhamdulillah malam ini nggak, mereka kerumah sakit jenguk kak Audie" jawab Lea dengan bohong. "Maaf ya Bell, gua ga mau nyusahin lo dan buat lo khawatir. Terimakasih udah selalu ada buat gua" ucap Lea dalam hatinya.

Tentu saja Lea yang pulang tiap malam kena marah sama mama dan papanya. Tiap kali dia telat pulang, dia pasti dapat hukuman seperti tamparan dan cacian.

Andai saja mereka tahu, bahwa Lea pulang lambat karena dia bekerja. Tetapi jika mereka tahu hal itu. Lea pasti tidak akan dibolehkan pergi keluar lagi.

Meskipun gajiannya tidak banyak, Lea selalu menabung uangnya dan menyisihkan untuk jajannya. Karena dia tidak pernah diberi uang jajan semenjak kejadian itu. Orang tuanya hanya membayar uang sekolah nya, agar tidak malu sama sahabatnya.

"Terus kenapa pipi lu merah ?" tanya bella dengan khawatir.

"Ohh ini karena nyamuk tadi pagi keknya."

"Nyamuk apaan Ley? "
"Yah nyamuk lah begoo" jawab Lea kesal dengan pertanyaan Bella.

"Cuman nyamuk, tapi kok pipi lu
merah? masa sama pipi sendiri lu tampar kuat kuat sih Ley".

"Yah gitu, gua risih karena tuh nyamuk ganggu gua, jadi langsung gua tabok ajadeh. "

"Oh, kirain nyamuk yang nampar lo."

"Wahh, besar buanget ya tangan nyamuk." ucap Lea. Nyamuknya jahat banget Bell" ucap Lea sedih dalam hati.

"Hahaha bercanda bercanda...Ley,
lo kalo ada sesuatu kasih tau gua ya."

"Hmm, iya iya sayang kuu."

Terimakasih telah mampir di story "zavier"😁

Semoga ceritanya bisa dinikmati. Jika ada kesalahan silahkan komen dibawah🥰. Jangan lupa vote and share. Sekian terimakasih🤗

Selamat membaca ❤

Zavier Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang