Chapter 9

15.3K 74 2
                                    


VOTE!!!

---------------------

Setelah itu Alvino melangkahkan kakinya menuju tangga sekolah yang sangat sepi karna semua murid dan guru sedang berada di dalam  kelasnya masing-masing.  Dan sepanjang jalan Selena hanya diam tak bersuara karna ia takut kalau ia bersuara akan ada orang yang mendengarnya hal itu akan menjadi masalah untuknya dan juga Alvino

Dikoridor lantai satu pun tampak sepi bahkan di lapangan juga tidak ada satu orang pun disana

"Heii Alvino, Bu Selena kenapa?" tanya Fransisco yang baru saja keluar dari ruang Tata Usaha atau biasa di sebut dengan TU

"Tadi Bu Selena keseleo Pak kakinya dan ini mau saya bawa ke Rumah Sakit" jawab Alvino ramah dan sangat santai sementara Selena hanya diam saja karna ia tidak ingin merusak rencana yang sudah Alvino buat untuk mengelabui Fransisco

"Lohh kok bisa" Fransisco sedikit panik

"Kepeleset tadi Pak gara-gara kesenggol saya yang lagi lari dan saya ga sengaja nabrak Bu Selena sampe dia jatoh Pak"

"Kamu tuh makannya hati-hati dong kan jadi orang lain yang rugi karna kesalahan kamu" omel Fransisco

"Iya Pak maaf, ini saya mau tanggung jawab kok buat bawa Bu Selena ke rumah sakit" jawab Alvino dengan nada yang ia buat-buat

"Yaudah biar saya aja, kamu balik aja ke kelasmu" perintah Fransisco

"Udah ga usah, biar saya aja kan saya yang salah. Kalo gitu saya jalan dulu ya Pak" ucap Alvino yang langsung pergi tanpa  menunggu jawaban dari Fransisco

"Siapa yang kamu bilang keseleo hah?" tanya Selena setelah mereka sudah berada di area parkiran

"Shutt diem ya sayang, lagian ga ada yang boleh ganggu bulan kita berdua"

"Bulan madu ndas mu iku" kesal Selena yang sebenarnya ia malu karna ia sedikit membayangkan akan seenak apa kegiatan mereka berdua nantinya ehh?

Alvino berjalan dengan seolah-olah tanpa ada beban di kedua tangannya. Ia terlihat sangat santai dan tidak merasa berat sama sekali padahal sebenarnya ia sedang mati-matian menahan nafsunya yang sedang membara

Selena sedari di ruangannya tadi sudah dapat merasakan kalau ada sesuatu yang sudah mengeras dan meminta untuk di puaskan. Baginya Alvino sangat mahir menahan dirinya sendiri dan juga mahir membuat pasangan bercintanya puas bahkan hanya dengan ibu jari, jari telunjuk, dan mulutnya saja

Alvino membuka pintu mobil yang sudah di buka oleh Selena  melalui remot kontrol dan kemudian ia mendudukan Selena di sebelah kursi pengemudi. Setelah itu ia memutari mobil BMW itu dan membuka pintu lalu mendudukan dirinya di kursi pengemudi

Mobil BMW putih itu sudah berada di luar gerbang sekolah saat ini yang tadi dibukakan oleh satpam sekolah tanpa bertanya ataupun menghentikan mobil tersebut karna sang satpam sudah tau kalau itu mobil milik Selena

"Dimana apartemenmu Ana?" tanya Alvino saat mobil berhenti tepat di pertigaan antara jalan besar dan jalan menuju sekolah

"Apartemen Sulamana" jawab Selena yang sedang menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil dan juga ia sedang memejamkan matanya

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Alvino membelokan mobil itu ke arah kanan menuju apartemen milik Selena. Tak ada obrolan yang tercipta antara keduanya karna Alvino fokus mengemudi dan Selena yang masih saja memejamkan matanya karna ia masih bergulat dengan pikirannya sendiri.

Selena bingung kenapa ia bisa semudah itu menyerahkan tubuhnya pada Alvino yang notabennya adalah muridnya sendiri dan kenapa menyerahkan hatinya untuk muridnya ini sangat sulit. Apakah ia semurah itu?

Disaat Selena masih berperang dengan dirinya sendiri ia merasakan ada tangan yang sedang menggerayangi pahanya dari dalam rok yang ia kenakan. Tak hanya pahanya saja, tapi juga tangan itu mulai menggerayangi miliknya dari luar celana dalamnya

"Sshhs Vinohh" desah Selena yang mengenggam tangan itu, tapi tak berniat untuk menariknya

"Kenapa hum?" tanya Alvino santai

"Nantihh kita bisa kecelakanan Vinnhh ahhh" ucap Selena yang sekarang sudah berpegangan pada kursi yang ia duduki seakan-akan ia sudah siap untuk menerima permainan Alvino selanjutnya

"Lagi lampu merah sayang" jawab Alvino yang mulai mencoba memasukan jari telunjuknya ke dalam celana dalam yang Selena kenakan

"Ohh mmbbhhh" Selena bisa merasakan sensasi luar biasa saat Alvino pertama kalinya menyentuh miliknya secara langsung.
Alvino mencoba mencari lubang kenikmatan milik Selena dan tanpa ia sadari kalau hal itu membuat Selena semakin tak karuan lagi

"Ahh Vinohh sshss ahhh" desahnya saat jari telunjuk itu berhasil berada di pintu masuk lubang miliknya

"Ana, boleh aku masukin?" tanya Alvino dengan suara beratnya

"No Vin, udah lampu kuning tuh" jawab Selena menunjuk lampu lalu lintas menggunakan dagunya

"Arghh" kesal Alvino yang kemudian mengeluarkan tangannya dari dalam rok Selena dan melanjutkan perjalanan mereka

"Tahan ya sayang, nanti juga kamu bisa nikmatin sepuas kamu" goda Selena tepat di telinga Alvino dan Alvino hanya bisa menelan air liurnya sendiri karna suara seksi milik Selena barusan

Tak hanya itu saja entah keberanian dari mana Selena meremas milik Alvino dengan tangan kirinya dan tangan kanannya ia arahkan kekursi belakang untuk mengambil kotak tissue

"Anah ahh" desah Alvino

"Kenapa Vin?" goda Selena dan semakin meremasnya

Selena sudah tidak perduli dengan pandangan Alvino terhadap dirinya yang dengan mudah menyerahkan diri. Lagi pula ia juga sudah menahan diri sebenarnya sejak ciuman panas mereka berdua tadi pagi
Tapi Alvino dengan seenak jidatnya malah menaikan nafsunya lebih dari tadi pagi, jadi jangan salahkan ia jika ia menginginkan Alvino lebih dari sekedar permainan jari yang juga sangat nikmat itu

"Ana nanti kita bisa nabrak ahhh"

"Iya iya, tangan kamu siniin dulu" pinta Selena

Tanpa bertanya lagi Alvino pun memberikan tangan kirinya dan tanpa berbicara lagi Selena membersihkan jari-jari Alvino yang ada cairan bening agak putih kental dan ia juga membersihkan stir mobil yang ada sedikit bercak putih itu juga

Setelah itu sudah tidak ada lagi obrolan antara mereka berdua karna mereka berdua sibuk dengan pikiran merka masing-masing.  Alvino memarkirkan mobil Selena di parkiran khusus yang ada di basement. Keduanya melepaskan sabuk pengaman mereka masing-masing lalu keluar dari moibil secara bersamaan

Sesampainya di unit apartemen milik Selena, sang empunya pun langsung memasuki apartemennya sedangkan Alvino melepas sepatunya terlebih dahulu di dekat pintu.

Selena saat ini sedang berdiri dan meminum air yang barusan ia tuang ke gelas

Ada tangan yang secara tiba-tiba melingkar di pinggangnya dan Selena tau siapa pemilik lengan itu. Entah sejak kapan, namun tangan itu kini sudah meremas dada milik Selena dari luar kemeja putih yang ia kenakan


Bu Guru SexyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang