PART 1

1.9K 112 0
                                    

Kring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kring.. kringg...kringgg

Seorang gadis yang sedang tertidur tenang terusik dengan suara alarm yang terus menerus berbunyi. Ia memaksakan membuka mata dan bangkit dari kasur, saat ingin bangkit ia merasa ngilu di seluruh tubuhnya, gadis itu berjalan mendekati cermin saat berkaca ia begitu terkejut melihat tubuhnya penuh dengan luka memar.

Gadis itu meringis melihat tubuh putihnya terdapat memar keunguan.

" Sampai kapan ayah bersikap kaya gini " lirihnya di hadapan cermin

" Bahkan gua belum sempet jelasin apa yang terjadi "

" Ayah lebih percaya orang lain di banding anaknya sendiri " Ucapnya tersenyum menyedihkan

" Gua sayang ayah, gua selalu nurut apa yang ayah bilang, tapi kenapa ayah selalu bersikap kasar, apa muthe kurang baik untuk ayah "

" Anak baik gimana sih yang ayah mau? Gua pengen kaya gitu biar di sayang sama ayah "

Tokk!....tokk!...tokk

Muthe yang mendengar ketukan pintu, ia segera menghapus air matanya lalu berjalan untuk membuka pintu.

Ceklekk!

" Bi asih... kenapa bi? " Tanya muthe

" Itu u non, tuan gito minta bibi panggilin non, untuk kebawah sarapan " ucap bi asih

"Oh oke bi, bentar lagi aku kebawah aku mandi dulu "

"Yaudah non... bibi ke belakang lagi kalau gitu " Saat bi asih mau pergi muthe menahan tangan bi asih

" Makasih bi udah obatin aku semalem " Ucap muthe tersenyum

" Iya sama sama non, gimana udah baikan? " Tanya bi asih

" Udah dong bi, makasih loh ya, yaudah muthe mandi dulu, nanti kesetanan kalau nunggu " Bi asih terkekeh mendengarnya

<••••>

" Pagi yah, maaf nunggu lama " Ucap muthe

" Hmm, duduk " Suruh gito

Muthe duduk berhadapan dengan gito.

" Habis sarapan saya mau bicara " Ucap gito nada dingin

" Iya ayah, selamat makan" Ucap muthe hanya di balas anggukan.

Muthe dan gito melaksanakan sarapan dengan khidmat tanpa adanya obrolan hanya ada suara dentuman sendok dan piring. 10 menit berlalu akhirnya mereka selesai sarapan.

" Mau ngobrolin apa yah? " Muthe angkat bicara lebih dulu

" Kamu saya pindahkan sekolah, tidak ada protes " Tegas gito to the point

Muthe yang mendengar nya hanya bisa menghela nafas, tidak aneh ayah nya selalu bersikap seenaknya. Muthe hanya bisa patuh ia tidak bisa membatah ucapan sang ayah.

BAYANGAN LUKA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang