PART 6

990 85 7
                                    

Seorang laki laki duduk di kursi ruang tamu terus memperhatikan jam dinding dengan raut wajah yang emosi, dan jam menunjukkan pukul 1 dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang laki laki duduk di kursi ruang tamu terus memperhatikan jam dinding dengan raut wajah yang emosi, dan jam menunjukkan pukul 1 dini hari.

" Anak sialan, sudah jam segini belum pulang juga! "

20 menit berlalu terdengar suara motor memasuki pekarangan rumah, laki laki itu bangkit dari duduknya dan membuka pintu dengan kasar.

Brakk!

Muthe yang baru saja ingin membuka pintu terkejut dengan apa yang terjadi di hadapannya. Muthe merasakan takut dengan tatapan sang ayah. Gito menarik muthe dan mendorong nya ke ruang tamu sehingga muthe terhuyung membentur meja. Muthe meringis kesakitan pada punggungnya, seakan tidak peduli gito menarik rambut muthe agar menghadap ke arah nya, muthe yang melihat wajah sang ayah yang seperti monster memejamkan matanya.

Plakk!

" Bagus kamu baru pulang jam segini mau jadi pelacur kamu hah!" Teriak gito, muthe yang mendengar itu meringis sakit pada hatinya.

Plakk!

" Saya pindahkan kamu sekolah biar kamu ga bergaul sama temen temen sampah kamu itu mutiara! "

" Mereka bukan sampah ayah " Bela muthe menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya

Bughh!

Gito memukul tepat pada wajah muthe dengan keras sehingga membuat sisi bibir robek mengeluarkan darah.

" Udah ngerasa hebat kamu, membantah saya " Tegas Gito

" Bangun! " Perintah Gito

" Kenapa baru pulang jam segini Mutiara! " Sentak gito

" Mau jadi jalang kamu di luaran sana! saya menyesal membesarkan kamu! mengeluarkan banyak biaya tapi hasilnya seperti " Teriak Gito.

" Kenapa dulu saya harus membawa kamu pergi harusnya saya biarkan kamu dengan shani! " Teriak gito

Bughh!

" Anak tidak tau diri kamu! "

Bughh!

Plakk!

Bughh!

Gito terus melayangkan pukulan dan makian kepada muthe tanpa kasihan, gito sudah di selimuti emosi.

" Stop ayah! stop! aku ini anak ayah bukan samsak yang kapan aja bisa ayah salurkan emosi ayah " Teriak muthe yang mulai muak

" Selama ini muthe kurang nurut apa sama ayah, selama ini apa pernah muthe bantah perintah ayah, selama ini apa pernah muthe protes sama sikap ayah yang seenaknya. Aku selalu berusaha keras mewujudkan semua yang ayah mau " Teriak muthe yang mulai terbawa emosi

BAYANGAN LUKA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang