part 1

205 25 3
                                    

Hailey melangkahkan kakinya memasuki tempat tinggal barunya. Tangan kanannya menggeret sebuah koper besar diiringi dengan sebuah boneka teddy bear besar kenang-kengangan pemberian sahabatnya. Dibelakangnya terlihat seorang laki-laki berambut emas kecokelatan sedang membawa beberapa kardus.

"Whoaaa, kau yakin rumah ini hanya ditinggali kita berdua, Ash?" Pandangan Hailey menyapu kesekeliling ruangan. Rumah yang sangat besar untuk ditinggali dua orang. Suasana sepi menyambut Hailey dan Ashton. Rumah bernuansa vintage ini akan menjadi tempat tinggalnya selama di Sydney.

"Setidaknya tidak ada suara orang bertengkar dan suara pecahan kaca," ucap Ashton dengan nada sarkastiknya.

Ashton kembali keluar mengangkat beberapa kardus yang masih tertinggal di luar sedangkan Hailey menelusuri ruangan demi ruangan di rumah barunya itu. Kaki Hailey melangkah menuju ruang atas. Pandangannya terpaku pada pajangan-panjangan foto keluarga yang tertata rapi disebuah meja. Tangannya bergerak meraih pigura yang didalamnya terdapat foto sebuah keluarga bahagia. Terlihat wajah gadis kecil tersenyum manis sedang mengenakan gaun layaknya seorang princess dengan mahkota diatas kepalanya. Disamping gadis kecil ada seorang anak laki-laki mengenakan kostum superman. Disamping mereka terdapat seorang wanita dan pria dewasa tampak mencium pipi anak-anaknya. Sebuah foto dengan gambaran keluarga bahagia.

"Sayangnya, sekarang hanya tinggal kenangan. Aku benci kalian. Aku benci diriku sendiri." Ucap Hailey sembari menghapus kasar air mata yang meluncur di pipinya. Perceraian orang tua nya sudah merubahnya menjadi gadis berhati beku.

Di pagi harinya, Hailey terbangun akibat sinar matahari yang masuk melalui sela-sela jendelanya. Matanya mengamati ruangan yang ditempatinya sekarang. Teramat sangat berantakan. Bisa dibilang seperti kapal pecah. Barang-barang yang belum tertata berserakan dimana-mana. Hailey menolehkan kepalanya ke samping kiri letak boneka teddy nya berada. "Sungguh kacau ya, Lucas?" Ujarnya kepada Lucas si teddy bear yang selalu menjadi tempatnya bercerita.

"Ya Hailey kau sungguh kacau." Suara itu bersumber dari ambang pintu kamar Hailey.

"Oh, diamlah, Ash!" Hailey memutar matanya ketika melihat kakak laki-lakinya sedang mengamati kamarnya sambil memegang pisang ditangan kanan nya.

"Cepat rapikan atau kita tidak jadi jalan-jalan keliling Sydney." Ashton membalikan badannya lalu melangkah menjauh dari kamar adiknya itu. Mata Hailey melotot mendengar ucapan kakaknya itu. Dengan sigap ia mengambil handuk lalu berlari ke kamar mandi.

Hailey berlari menuruni tangga dengan semangat. Dress bermotif bunga berpadu dengan sepatu vans berwarna biru menjadi outfit nya hari ini. Rambut brunette nya dikuncir kuda bergoyang seperti menari saat Hailey berlari. "Ayo Ashton aku sudah siap!" Celetuk Hailey mantap sambil berdiri didepan Ashton.

Ashton melirik manusia didepannya sambil menggelengkan kepalanya. "Sungguh Hailey, kau tidak pantas disebut gadis berumur 19 tahun."

Hailey yang mendengar langsung menjulurkan lidahnya. "Terserah apa katamu, Ash. Asal kau tau, diluar sana banyak laki-laki yang mengejar gadis tak pantas disebut 19 tahun sepertiku." Ucap Hailey dengan rasa percaya diri yang luar biasa.

Yah, seperti inilah Hailey. Gadis periang dengan rasa percaya diri yang luar biasa um ya bisa dibilang tidak punya malu tapi percayalah dibalik sifatnya yang seperti itu ia menyimpan banyak kesedihan.

Ashton merangkul gadis manis disampingnya. Mereka sedang berjalan di sebuah taman di pusat kota. "Kau mau, Ash? ini lezaaaaat sekali." Ujar Hailey sambil menyodorkan es cream cookies oreo kedepan wajah Ashton.

"Ew. Serius Hailey? kau menyuruhku menjilat es cream yang penuh dengar air liur mu itu?" Ashton merubah mimik wajahnya menjadi seperti gorila yang ingin muntah.

"Hahaha wajahmu seperti gorila muntah, Ash!" Celetuk Hailey sambil tertawa sembari memegangi perutnya.

"Whatever sist. Aku heran bagaimana bisa Mom melahirkan makhluk sepertimu."

***

Sekarang tepat jam 7 malam. Hailey dan Ashton memutuskan untuk ke restoran itali didekat pusat perbelanjaan yang tadi mereka kunjungi. "Selamat malam, ada yang bisa kami bantu?" Sambut pelayan dengan ramah.

"Ya, meja untuk dua orang."

Pelayan mempersilahkan Hailey dan Ashton untuk duduk di tempat yang disediakan. Memberikan menu lalu menulis pesanan kakak beradik di depannya. Setelah 15 menit menunggu, makanan lezat akhirnya terpampang jelas didepan mereka. Dengan lahap Hailey menghabiskan spagetti carbonara didepannya. Sesekali ia melihat sekeliling atau pun menjahili kakaknya.

Kling!

Bunyi lonceng restoran berbunyi menandakan datangnya pengunjung. Mata Hailey mengikuti ke arah datangnya suara. Dilihatnya laki-laki tinggi berambut blonde bersama seorang gadis manis disampingnya. Laki-laki itu menggunakan ripped jeans hitam dipadu dengan flanel kotak-kotak berwarna merah. Pakaiannya yang tak asing mengingatkan Hailey kepada seseorang.

Luke? Batinnya berkecamuk, ia bingung; apakah lelaki yang tertangkap di matanya adalah Luke atau bukan. Tidak mungkin rasanya ia menemukan Luke ditempat seperti ini, apalagi, Sydney tidaklah sesempit itu. Pemikiran-pemikiran itu semakin membludak didalam otak Hailey.

"Ayo, bodoh. Kau sudah selesai kan?" Suara Ashton bagaikan angin lewat bagi Hailey. Matanya masih mengikuti gerak-gerik si pemuda ripped jeans tersebut. Hailey tidak begitu yakin bahwa itu Luke karena si pemuda tersebut asik berbincang dengan gadis disebelahnya sehingga wajahnya tampak membelakangi Hailey. Yang Hailey lihat hanyalah rambut blonde yang tak asing. "God damnit Hailey!" Teriakan Ashton membuat Hailey tersentak.

"Shit! fuck you Ashton!"

Ashton terkekeh melihat ekspresi adiknya yang terkejut. "Jaga mulutmu, princess" Ujar Ashton sembari mencolek hidung adiknya.

"Stop it, Ash! kau tau aku paling tidak suka jika ada orang memainkan hidungku!" Ashton mengabaikan ocehan adiknya lalu menarik Hailey menuju pintu keluar.

Namun, saat mereka keluar, cowok berambut pirang itu dengan cepat berjalan menuju Hailey sambil ia merogoh saku celananya. Mereka berpapasan, dan membuat Hailey seratus persen yakin bahwa itu adalah Luke. Namun, mengapa Luke tidak menghampirinya?

***

HELLOOOW! ini ff gue barengan sama weirdkido dan ini ff sebagian berdasarkan cerita hidup gue hahaha btw ini short story aja karna kita gakuat nulis panjang panjang. ehiya ff gue yg sebelum sebelumnya gue hapus karna buntu banget mau ngelanjutin gimana. so enjoy yaa guys jangan lupa vote and comment nya;)

Promise » lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang