Ravel langsung masuk keruangan yang berisikan keluarganya dia kaget dan bingung kenapa keluarnya menangis, ada bunda yang sedang sesenggukan menangis dan kacau sekali. Bukan kah harusnya mereka senang yah adik bayi lahir, tapi justru sebaliknya mereka menangis sedih sekali. Sampai pada akhirnya bunda melihat Ravel ada binar kebahagiaan yang dipancarkan bunda setelah melihat Ravel, datang pakai tongkat, bunda langsung meminta ayah membawa Ravel.
"Ayah tolong bawa Ravel berbaring disini" tanpa ba bi Bu ayah langsung melihat Ravel dan bangkit dari posisi duduk di sopa untung menggendong Ravel yah ayah tidak menuntut tapi langsung menggendong Ravel naik ke bangkar yang ditempati bunda atas instruksi dari bunda pastinya.
"Ayah lepas, Ravel bisa sendiri kok, jangan gendong Ravel, tongkat Ravel juga jangan dibuat ayah" yaps ayah main lempar asal saja tongkatnya Ravel, ada binar cahaya kebahagiaan seketika di ruangan itu bagi keluarga tabel setelah dia datang.
"Lepasin Ravel engga mau berbaring, lepas, bunda, ayah Ravel bisa kok duduk" seakan tuli om dan mas yang seorang dokter langsung menyuntikkan obat bius agar Ravel dia karena dia mencoba untuk bangkit dari bangkar sebelah bunda, bunda memegangi kepala, ayah dan Abang tangan, Tante dan kakak kaki, setelah obat bius itu bekerja dengan baik Ravel pun tertidur disebelah bunda. Bunda tidak henti hentinya menciumi pipi mulus ravel.
"Ayah, bunda mau adek selamanya jadi bayi kita, apakah kalian setuju?" permohonan bunda dan perintah sebenarnya yang harus diikuti oleh siapa pun, tidak ada penolakan.
"Ayah setuju asalkan bunda bahagia, Abang tolong siapkan semua keperluan adek Ravel"
TBC
Selanjutnya Ravel dipanggil adek yah
Lanjut kaga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravel
Randomseorang anak yang karena main bola jadi si bungsu lanjut baca sendiri