Kau semakin dekat, meskipun jarak di antara kita tidak berkurang juga. Di atas bayangan air, terlihat sesuatu seperti namaku, yang kau tuliskan sebelum kau lupakan.
Tanpa sengaja aku berpapasan dengan aromamu, berjalan sejauh jarak langit dan bumi. Aku menunggumu sejak bertahun-tahun hingga aku kehausan begitu lama.
Untuk menghilangkan dahaga ini, perjalanan harus berakhir.
Dan malam ini, rembulan dan matahari pun bertemu.
=====
"Siapa kau?"
Tak ada jawaban. Lian Hua merasakan getar misterius dari sosok yang tiba-tiba hadir di hadapannya. Cara kemunculannya yang tidak biasa menunjukkan bahwa ia tidak datang untuk memperkenalkan diri.
Di tengah pijar cahaya lilin yang lemah, samar Lian Hua menangkap bayangan pria berjubah biru tua. Rambut hitam panjang miliknya berkilau di bawah cahaya, dan wajahnya ... Lian Hua mengerutkan kening. Separuh wajahnya ditutup topeng sehingga ia kesulitan mengenalinya dengan baik.
Cahaya bulan pucat mengalir masuk ke dalam ruangan, tapi tidak membuat semuanya menjadi jelas. Lian Hua hanya menatap dengan linglung. Setelah itu ia mencium aroma yang familiar. Asap pedupaan meliuk lembut dari satu sisi ruangan, bercampur baur dengan aroma tajam dan misterius, sedikit aroma anggur yang mungkin dicampur dengan tembakau, dan kayu cendana serta bunga liar. Entahlah, dia tidak tahu mengapa tapi ia menyukai aroma itu. Namun perlahan-lahan, Lian Hua mulai merasa pusing.
Kemudian dilihatnya tangan pria di depannya bergerak melepas topeng yang menutupi wajahnya. Lian Hua telah sepenuhnya terjaga dan waspada, tak urung rasa ingin tahu menggelegak dalam dirinya. Aura pria ini terasa tidak asing. Bayangan- bayangan membingungkan tidak akan meninggalkannya sendirian dalam keadaan tenang. Ingatannya yang rapuh menggali serpihan demi serpihan kenangan yang buram.
Kini topeng itu telah terlepas, dan pria itu meletakkannya di meja. Cahaya lembut lilin menjilati wajah tampan sang tamu misterius.
"Kau masih ingat aku, Li Xiangyi?"
Ada sentakan rasa terkejut mendengar seseorang memanggilnya dengan nama itu, pun diucapkan dengan nada teramat dalam seolah mereka pernah dekat sebelumnya. Sentakan itu membuat sakit di kepalanya memprotes keras. Lian Hua nyaris mengeluarkan desis kesakitan tapi menelannya kembali saat menatap langsung wajah seseorang. Di matanya yang nanar, gambaran itu sangat luar biasa. Terlalu dingin, tapi memiliki lekuk dan ekspresi klasik dari keindahan maskulin. Hidung runcing, tegas, dagu persegi, alis tinggi, dan tulang pipi terpahat sempurna. Bibirnya nyaris terlalu tipis hingga terkesan sinis. Mata tajam berwarna hitan jernih dan murni. Singkatnya, pria ini adalah godaan untuk perawan paling suci sekali pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐚𝐜𝐤 𝐎𝐫𝐜𝐡𝐢𝐝 (𝐅𝐞𝐢𝐡𝐮𝐚)
FanfictionKisah Anggrek Hitam menceritakan tentang penelusuran kebenaran dan sisi romansa gelap yang menghancurkan di tengah kemegahan reputasi Balai Baichuan. Li Lian Hua, seorang detektif yang memutuskan pensiun dan menjadi tabib keliling yang kesepian, ke...