Part 08 : Fake Death

265 28 18
                                    

Lian Hua merasakan jantungnya berdetak cepat. Gadis bergaun merah ini sangat misterius. Dia terlihat berbahaya sekaligus membuatnya penasaran mengapa gadis itu terlihat begitu membenci dirinya.

Dalam sekejap mata, sosoknya bergerak menyerupai bayangan.

"Kau akan kukirim ke tangan dewa kematian!"

Gema tawa keji gadis itu memudar tepat pada saat ia menyerang. Jemarinya membentuk cakar, sepuluh kukunya runcing tajam berwarna merah menyala, siap melancarkan serangan mematikan.

Menanggapi serangan dahsyat yang menderu ke arahnya, Lian Hua melemparkan pedangnya, dan seperti dikendalikan oleh mantra, pedang itu meliuk-liuk lentur, menahan serangan cakar si gadis cantik. Serangan ganasnya tidak mampu melewati celah di antara liukan pedang. Gadis itu menggeram, melompat mundur untuk menyiapkan serangan baru yang lebih cepat. Pada saat yang sama, dari tempat si pria tua berjubah kelabu, selarik cahaya menderu disertai tiupan angin. Sepertinya pria itu ingin membantu si gadis cantik dengan cara yang licik.

"Kakek tengik!" Fang Duobing menyambut serangan tiba-tiba itu dengan segenap kemampuan dan semangat juangnya yang masih menggebu.

Debu naik ke udara, mendidih akibat tenaga dalam yang saling beradu. Serangan Lian Hua secepat cahaya, melakukan langkah berputar yang menyulitkan lawan. Semua benda di sekitar mereka bergetar. Sementara Fang Duobing menghadapi lawan yang lumayan alot, bahkan ia lagi-lagi terdesak. Pihak Lian Hua mengatasi gadis cantik dengan segenap kemarahannya yang tak bisa dia pahami dengan sangat mudah, bahkan tidak sampai tiga jurus, ia melancarkan serangan telapak rembulannya disertai tenaga dalam murni yang tersisa lebih dari separuhnya. Tak ada lagi efek samping racun, Lian Hua mengeluarkan kemampuan bela dirinya tanpa merasa khawatir lagi. Akibatnya, tubuh gadis cantik bergaun merah terpental deras laksana disapu badai, membentur batang pohon dan terempas keras ke tanah diiringi muntahan darah segar.

Selain umpatan tercela, suara gemetar yang menyakitkan, gadis itu tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Nyala api di matanya masih berkobar, menghujamkan tatapan angker pada sosok Lian Hua yang kini beralih melindungi Fang Duobing, menyelamatkan harga diri tuan muda Balai Tianji dari kekalahan yang memalukan.

"Aku tidak percaya dia masih setangguh dulu," gadis cantik berkata pada diri sendiri, melompat bangkit tanpa menunjukkan rasa sakit, tak urung langkahnya sempat goyah.

Kekacauan nyatanya tidak berhenti sampai di situ. Kali ini dari arah lain datang sesosok bayangan, mendarat cepat di belakang gadis cantik dan menjura hormat.

"Ini pengalihan, Gadis Suci. Seseorang mengatur Anda agar mengambil langkah ini dan memporak-porandakan markas Yulong Niu Ma Gang. Seseorang telah menempatkan mata-mata, penjara air dan bawah tanah telah porak poranda."

"Xue Po, lelucon buruk apa yang kau katakan?"

Wanita tua yang baru tiba menunduk, suaranya tegas meskipun pelipisnya berkedut cemas.

"Sebaiknya kita kembali ke markas dan tidak membiarkan pengkhianat lolos. Aku khawatir utusan dari Sekutu kita mengetahui kekacauan di dalam aliansi."

Gadis Suci memiringkan wajah, memasang tampang marah yang menakutkan. Kemudian dia menoleh pada Lian Hua yang masih berdiri kaku di tempatnya, mencoba memahami apa yang terjadi.

"Kau beruntung. Sesuatu menahanku untuk membinasakanmu hari ini. Tapi tak akan kubiarkan kau lolos dengan mudah. Seseorang akan mengawasimu untukku, bagaimanapun aku ingin mengirimmu ke neraka dengan tanganku sendiri." Gema tawa lagi, meskipun tidak selantang sebelumnya.

"Xue Gong, ayo kita pergi! Masih banyak waktu untuk melibatkan diri dan bermain-main dalam air berlumpur ini!"

Gadis Suci melesat cepat meninggalkan Paviliun Angin di Musim Gugur disusul dua orang anteknya.

𝐁𝐥𝐚𝐜𝐤 𝐎𝐫𝐜𝐡𝐢𝐝 (𝐅𝐞𝐢𝐡𝐮𝐚) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang