6🌠

855 81 4
                                    

---
I know you're wondering why
Because we're able to be just you and me within these walls
But when we go outside
You're gonna wake up and see that it was hopeless after all
---

"Mas berangkat dulu ya"

"Iya, Mas"

Sungchan pamit ke kantor, ia sempat mencium kening Wonbin sebelum pergi mengendarai mobilnya.

Wonbin berdiam diri diambang pintu sampai mobil Sungchan terlihat melaju keluar pagar rumahnya. Ia baru kembali setelah mobil putih suaminya itu benar-benar telah hilang dari pandangan.

"Seneng ya kamu?"

Saat berbalik, ia disambut dengan dada bidang Anton yang berjarak satu jengkal dari hidungnya. Membuat Wonbin refleks mundur, sedikit menjaga jarak mereka.

"Chanyoung? Maksud kamu-"

"Kayanya disini cuma aku yang berjuang"

Wonbin menundukkan kepalanya, "berjuang apa lagi? Emangnya kamu mau memperjuangkan apa lagi? Hubungan kita udah berakhir"

"Cuma kamu yang berpikiran kaya gitu, aku enggak. Wonbin denger, bahkan kalo kamu jadi istri raja sekalipun, aku akan terus mencari celah buat bisa ngambil kamu lagi. Kenapa? Karena aku sayang sama kamu, cinta sama kamu, Wonbin"

Anton bersungguh-sungguh, rasa cintanya memang setulus itu pada Wonbin.

"Tapi liat respon kamu sekarang, kayanya kamu udah mulai lupain aku dan nerima dia ya?"

Wonbin hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dan nyonya di rumah ini. Wonbin berusaha keras untuk bersikap baik pada suaminya. 'Wonbin yang penurut' adalah hasil dari perjuangan Wonbin memaksakan dirinya sendiri.

Anton tidak tau tentang hal itu.

"Lebih baik kamu terus berpikiran kaya gitu daripada terus mengharapkan sesuatu yang gak akan bisa kamu genggam lagi" Wonbin berniat untuk kembali ke kamarnya.

"Kamu egois, Wonbin" lirih Anton saat Wonbin melewati posisinya.

"Kamu cuma mikirin gimana caranya supaya kamu jadi istri yang baik, kamu ngelupain aku yang jelas-jelas tersiksa karena semua ini. Ternyata kamu sejahat itu sama aku"

Anton menangis.

Dalam hidupnya, Anton tidak pernah menangis kecuali untuk dua orang.

Satu, ibunya. Orang yang telah melahirkannya. Hanya dengan mengingatnya saja, Anton sudah berlinang air mata. Anton selalu merindukan ibunya.

Kedua, Wonbin.

Walau terkesan berlebihan, tapi perasaanya sangat tulus pada Wonbin. Kehilangan Wonbin sama saja seperti kehilangan paru-paru dalam tubuhnya, ia tak bisa bernafas lagi. Sesak dan sakit.

"Sakit, ini sakit Wonbin-ah" Anton meremat dadanya.

Anton membuat Wonbin terlihat seperti orang jahat, menyakiti tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Wonbin hanya mampu melihat Anton yang menangis, tanpa bisa memeluknya dengan erat dan menghiburnya. Kali ini, dirinya lah yang membuat Anton menangis.

Setetes cairan bening meluncur tak tertahankan, Wonbin menyentuh dadanya.

"Begitupun aku, Chanyoung"

Rewrite The Stars || TONNEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang