–––
You know I want you
It's not a secret I try to hide
You know you want me
So don't keep saying our hands are tied
———Wonbin masih berkutat dengan kanvas dan kuas ditangannya, sarung tangan serta apron yang ia pakai kini penuh bercak warna abstrak. Melukis adalah kegiatan yang selalu Wonbin sukai.
"Chanyoung, berhenti liatin aku kaya gitu" tegur Wonbin tanpa melihat si lawan bicara.
Anton yang dimaksud Wonbin, justru malah tersenyum. Padahal ia hanya duduk diam ditempat tidur tanpa melakukan apapun, tapi Wonbin masih saja merasa terganggu.
"Wonbin, kenapa kamu suka banget ngelukis bintang, langit malam sama aurora?" Tanyanya sembari melihat lukisan yang masih Wonbin kerjakan.
"Eummm karena mereka cantik?" Wonbin refleks memegang dagunya saat berpikir, membuat noda cat minyak itu menempel di kulit putihnya.
Anton mengusap noda itu dari dagu Wonbin, "padahal kamu jauh lebih cantik dari mereka"
Pipi putih itu memerah seketika, Wonbin menggulirkan bola matanya dengan pipi menggembung menandakan bahwa ia sedang tersipu. Anton menyelipkan rambut Wonbin ke belakang telinganya, mengelus tulang pipi Wonbin dengan lembut.
Sepasang netra bulat itu menatap Anton dengan polosnya, membuat Anton secara alami mendekatkan wajahnya membuat Wonbin seketika membekap bibir Anton dan membebaskan dirinya.
"Aku mau ke kamar mandi"
Baru saja akan melangkah, Anton lebih dulu menahan lengannya. Wonbin mengusap luka di wajah Anton, "pasti sakit ya?"
Anton menikmati sapuan lembut dari tangan halus Wonbin, memejamkan matanya lalu menggenggam tangan Wonbin diwajahnya. Jemari ramping itu sangat pas didalam genggamannya.
"Gak, ini cuma luka kecil. Gak seberapa kok"
"Tapi kamu jadi keliatan kaya anak nakal"
"Jadi anak nakal gak seburuk itu kok, selama ada kamu"
Anton menarik pinggang Wonbin untuk mendekat lalu memeluknya dengan erat, menempelkan sisi wajahnya pada perut Wonbin yang tertutup piyama.
Kedua tangan Wonbin terangkat untuk memeluk kepala Anton di perutnya. Anton mengusak wajahnya pada perut Wonbin, membuat gesekan halus yang membuat Wonbin tertegun.
"Lepas, Chanyoung. Pergi ke kamar kamu, aku harus bersih-bersih dulu" Wonbin mendorong pelan bahu Anton.
"Gak mau, aku masih mau disini" jawabnya teredam.
"Jangan, ini udah malem. Aku gak mau kalian berantem lagi"
Anton mendongak, "kiss dulu" niatnya bercanda, tapi Wonbin merasa tersinggung akan hal itu.
"Jangan ngelunjak Chanyoung, keluar sekarang atau aku yang keluar" Wonbin memalingkan wajahnya, membuat Anton menghela nafas. Ia kalah lagi.
"Oke oke, aku keluar sekarang"
Anton melepaskan pelukannya dengan rasa kecewa, ia masih ingin memeluk tubuh hangat Wonbin. Rasanya dunia terlalu dingin, beruntung Anton memiliki Wonbin untuk memberinya kehangatan.
"Selamat malam tuan putri~"
"Iya" jawab Wonbin malas.
Anton mengusap kepala Wonbin sebagai ucapan selamat tinggal, Wonbin segera menutup rapat pintu kamar dan menguncinya.
Wonbin bersandar di pintu kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/357522779-288-k247676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars || TONNEN✓
Fiksi PenggemarAnton membenci takdir yang diciptakan oleh Tuhan, maka dari itu ia ingin menulis ulang takdirnya. Hanya Wonbin yang ia inginkan. "Jangan gila Jung Chanyoung! Gak ada yang bisa merubah takdir hidup manusia!" Start : 11/11/23 Finish : 04/12/23 **Book...