Rewrite The Stars || TONNEN✓

11🌠

---
And how do we rewrite the stars?
Say you were made to be mine
And nothing can keep us apart
'Cause you are the one I was meant to find
---

Setelah makan malam romantis, Anton membawa Wonbin kembali ke kamar. Mereka menyewa vila di pedesaan, sangat jauh dari pusat kota tempat-tempat mereka tinggal sebelumnya.

"Chanyoung!" Wonbin memekik saat Anton tiba-tiba menggendongnya seperti pengantin, ia mengalungkan kedua tangannya pada leher Anton.

"Chanyoung turunin, aku berat tau!" Wonbin memukul main pundak Anton.

Anton tertawa kecil, "kamu seringan bulu, Wonbin-ah"

Anton menutup pintu, tak lupa menguncinya rapat-rapat. Ia berjalan ke tempat tidur dan menjatuhkan Wonbin dengan dirinya diatasnya, mengungkung tubuh Wonbin yang berada dibawahnya.

Dengan hanya pantulan sinar rembulan, Wonbin bisa melihat wajah tampan Anton dengan sangat jelas.

Tangannya terangkat untuk menyentuh wajah Anton. Kekasihnya itu tampan, sangat tampan.

"Wonbin, aku sangat mencintaimu kamu, aku gak rela siapapun nyentuh kamu" Anton menahan tubuhnya agar tidak menimpa Wonbin.

"Aku juga mencintaimu kamu, Chanyoung-ah. Aku pun gak rela jika ada yang nyentuh aku selain kamu"

"Maka dari itu...." Wonbin mulai melepaskan kancing kemejanya sendiri, menatap Anton dengan intens dan menggoda.

Hingga tiga kancing yang Wonbin buka, "make me yours. Miliki aku seutuhnya, Chanyoung. Supaya gak ada lagi yang berani nyentuh aku selain kamu"

Wonbin menyentuh leher Anton, menyeretnya turun hingga memasukan tangannya ke dalam baju yang dipakai Anton. Mengelus otot perut yang telah terbentuk sempurna itu.

Anton membiarkan Wonbin melakukan apapun yang ia inginkan, hingga Wonbin kembali mengalungkan kedua tangannya pada leher Anton dan menariknya.

"Malam ini, i'll just give you all of me" lirih Wonbin didepan bibir Anton.

Bak mancing singa yang lapar, godaan Wonbin termakan oleh Anton. Ia mulai mengecup dan melumat bibir Wonbin, menjamah setiap inci kulit Wonbin dengan bibirnya.

Tangannya tak tinggal diam, ia memberikan sentuhan dingin yang merangsang Wonbin. Keduanya mulai larut dalam permainan mereka sendiri, melepaskan setiap kain yang melekat pada tubuh mereka.

Malam itu, Wonbin seutuhnya telah menjadi milik Anton. Melupakan suaminya yang entah semarah apa disana.