Part 42

6.2K 337 18
                                        

"Fay, Lo sibuk?" Panggil Luna saat Fayni tengah sibuk dengan layar monitornya.

"Hmm, ada apa?"

"Si bos nyuruh elo ngantar berkas ini." Luna meletakan setumpuk berkas yang tertata rapi di atas meja Fayni.

"Kemana?"

"Kantor pusat."

"Kantor dewan direksi."

"Iya tapi ada di perusahaan lain, intinya perusahaan itu investor terbesar perusahaan kita."

"Berarti sangat penting dong, kenapa gue yang harus nyerahin?"

Acha menghela napas,"Gue juga nggak tahu, pak Axel mintanya begitu, kayaknya bos udah capai hadapi orang itu, pak Axel pernah nyebut orang itu sakit jiwa."

"Sakit jiwa?"

"Iya, beberapa kali pekerjaan kita dikembalikan, ini udah ke lima kalinya, pak Axel udah capai kali hadapi orang itu makanya nyuruh lo."

"Lo pernah diajak pak Axel ketemu orang itu?"

Luna menggeleng  cepat.

"Siapa gue diajak bertemu orang penting, lo tahukan bos besar memperlakukan gue layaknya babby sitter," keluh Luna.

Fayni menggenyit bingung.

"Kenapa harus gue yang ngantar? Pak Axel yang sama gilanya aja nggak bisa hadapi apalagi gue!"

"Gue juga nggak tahu, lagian bos besar kalau ngatain orang nggak berkaca dulu, kan dia juga sakit jiwa, dikit-dikit baik, kadang berubah jadi singa."

"Gini Lun, mood bos itu tergantung sikap lo, udah berapa kali gue bilang, lo baik-baikin dia biar nggak berubah jadi singa."

"Kapan gue nggak baik sama dia, elo kan tahu gue bisa berubah jadi orang yang paling patuh sedunia kalau berhadapan dengan dia."

Fayni menghela napas lelah, sampai saat ini ternyata sahabatnya itu belum sadar juga, kalau si bos menyimpan perasaan padanya. Meski terkenal sebagai Casanova, pak Axel payah dalam hal perempuan.

"Terus gimana nih? Harus gue yang ngantar? Salah apa gue sama pak Axel, kenapa gue yang  dijadiin tumbal gini."

Luna menghela napas,"Sabar ya Fay, elo tinggal ngantar berkasnya habis itu kembali kesini, anggap aja elo kurir."

"Lo ikut?"

"Ya udah gue temani."

"Nah, gitu dong," ucap Fayni sumringah.

********

Kening Fayni berkerut samar. Gadis itu berpikir keras saat melihat nama perusahaannya. 

"Ini benar perusahaannya?"

"Iya benar. Ada apa?"

Fayni menggeleng cepat,"Enggak  ada. Ehm... gede ya perusahaannya?" 

"He'em Fay, wajarlah ini perusahaan investor  terbesar. Lihat karyawan wanitanya saja cantik-cantik banget. Kayaknya pemimpin perusahaan ini macam pak Bagas, senengnya lihat yang bening-bening," ujar Luna melihat para karyawan yang sedang berlalu-lalang, maklum mereka datang pada saat jam makan siang.

Fayni mengangguk,"Ini kita kemana?"

"Yuk...kebagian resepsionis depan, pak Axel sudah memberitahu mereka kalau kita akan mengantar berkas." Keduanya melangkah mendekati meja resepsionis.

"Ada yang bisa saya bantu," ujar wanita cantik dibalik meja resepsionis. 

"Saya utusannya pak Axel ingin mengantar berkas."

Bring My Heart (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang