11| Waktunya Sekolah

92 16 4
                                    

-Beberapa jam yang lalu-

Saat ini aku dan Ina sedang mengikuti Nezu yang akan menunjukkan kelas kami

"Nah ini dia kelas kalian, aku harap kalian suka" ucapnya dengan senyum

"Anu. Kepala sekolah" ucap Ina

"Ya Ina'nis?"

"Bolehkah kami merombaknya sesuka kami?" Tanya ina

Kepala sekolah terdiam sejenak

"Ya tentu saja kalian bisa namun pastikan tidak berlebihan ya" ucapnya

"Yey! Dengan ini aku bisa menaruh semua buku yang ada di ruang penyimpanan ku!" Seru Ina

"T-tunggu! Semuanya?! Kau mau membuat perpustakaan?! Itu terlalu banyak apa lagi kelas ini tidak akan muat dengan seluruh buku mu" ucap ku tergesa gesa

"Eh? Kalau tidak muat tinggal perluas saja bukan?"

"Hmm... Itu ide yang bagus mari timpa kelas ini dengan ruang itu"

"Oke!"

"H-hei apa yang kalian rencanakan?"

"Kami akan merombak kelasnya" ucapku dengan santai dan langsung memasuki kelas

"Hei Ame kurasa pintu ini tidak dibutuhkan jadi hancurkan saja yuk"

"H-hei!"

"Lalu bagaimana jika ada yang ingin masuk?" Tanya ku

"Dengan ini!" Ucap ina sambil mengeluarkan sesuatu dari kantongnya

Itu sebuah plat kuno yang dulu sering dipakai untuk menunjukkan identitas atau pangkat seseorang

Bentuknya seperti kayu hitam legam dengan ukiran tentakel di bagian atas platnya

"Ini plat milik ku! Total ada lima plat yang bisa menentukan ruangan mana yang akan dimasuki, dan ini milikmu"

Plat yang diberikan oleh Ina terlihat serupa dengan miliknya namun bedanya ini berwarna kuning keemasan dan memiliki ukiran roda gigi yang berada di jam

"Hou jadi semua plat menunjukan identitas kami yah"

"Ya! Dan ini milik guru" ucap nya sambil menyerahkannya ke Nezu"

"T-tunggu apa maksudnya ini?"

"Lihat saja nanti" ucapnya sambil tersenyum nakal

Ina berbalik dan mengulurkan tangannya ke arah ruang kelas

Tak lama setelah itu ruang kelas menghilang hanya menyisakan dinding semen saja

"Kalau begitu ayo masuk" ucapnya sambil menarik aku dan Nezu

Saat ini ingin menabrak dinding semen itu dia langsung menembusnya seolah tidak ada apapun

"I-ini.... Apa apaan ini!!!"

"Ini ruang kelas kami!" Ucap ina

Ruangan yang sebelumnya kelas berubah menjadi perpustakaan raksasa dan juga ada papan tulis raksasa dan banyak bangku dihadapannya

"Sudah lama tidak kemari yah... Library of knowledge " ucap ku

"Ha?"

"Nama tempat ini... Tempat yang berisi pengetahuan dari segala era" ucap ku

"Luar biasa...." Ucap Nezu dengan terkagum kagum

"Ahem... Kalau begitu aku akan pergi sekarang" lanjutnya

Nezu kemudian berbalik dan pergi meninggalkan kelas

"Hehehe dia sepertinya terkejut" ucap ina

"*Sigh... Tentu saja mana ada yang berpikir akan ada hal seperti ini" ucap ku

"Hehe"

-Kembali ke waktu sekarang-

"Hei Ame kau mau membiarkannya seperti itu?" Tanya Ina

"Sejujurnya tidak namun jika dia masih hidup selama ini tanpa menyadari adanya Grim Riper kurasa baik baik saja" ucap ku sambil mengunyah makanan ku

"Oh iya kata kepala sekolah nanti akan ada festival olahraga bukan?"

"Hmm.. benar juga tapi kurasa kita tidak perlu ikut"

"Eh? Kenapa?"

"Kau ingat kita ini di jurusan apa Ina?"

"Jurusan Sihir dan spiritual kan?"

"Tujuan adanya festival olahraga adalah untuk mencari pahlawan pro untuk magang dan kita tidak memerlukannya" ucap ku sambil menatap Ina

"Hmm kau tidak salah sih dan juga kepala sekolah tidak bilang kita wajib mengikutinya"

"Tepat!. Oh ya ngomong ngomong aku akan pergi sebentar setelah sekolah"

"Eh kau mau kemana?"

"Aku ingin bertemu Sakura"

"Sakura? Oh! Orang yang menolong mu sebelumnya"

"Benar dan aku ingin pamitan dengannya"

"Ah benar juga, lagipula kita diizinkan untuk tinggal di sekolah"

"Hahaha benar sekali, dan berkat itu kita jadi benar benar santai" ucap ku dengan santai

***

'seharusnya begitu sih...'

Saat ini aku sedang berada di kantor kepala sekolah Nezu

"Jadi.... Kepala sekolah ingin kami mencari murid untuk kelas khusus?" Tanya ku

"Benar! Rasanya tidak enak jika hanya dua orang yang berada di kelas khusus jadi saat para murid berlomba di festival olahraga aku ingin kalian merekrut anggota baru untuk kelas kalian!" Ucap Nezu riang

Aku memandangi tikus itu dengan tatapan kosong karena mendengar ucapannya yang terdengar merepotkan

"*Sigh... Begini kepala sekolah.... Para penyihir atau makhluk magis biasanya tidak akan menurut dengan mudah" ucap ku dengan pasrah

"Benar sekali kepala sekolah! Sejauh yang kutahu para makhluk magis sangat sulit untuk diajak kerjasama dan hanya beberapa yang dapat diajak kerjasama" ucap ina

"Hehehe kalian seharusnya tahu tentang retakan ruang bukan?" Tanya Nezu

""!!!""

"Tidak perlu terkejut, kemarin Tsukauchi datang dan bilang kalau dia menemukan file yang berisi kau Amelia yang keluar dari retakan itu dan Tsukauchi menyelamatkan mu namun dia sama sekali tidak mengingatnya jadi....retakan yang lain juga sama bukan?" Tanya nya dengan senyum terpampang diwajahnya

"....kau tahu banyak ya kepala sekolah..." Keluh ku

"Hahaha lagipula aku makhluk terpintar di dunia ini!" Ucapnya dengan percaya diri

"*Sigh... Baiklah kalau begitu aku akan menuju ke US ke gunung killaluea disana seharusnya ada Kiara" ucap ku

"Hou... Orang seperti apa Kiara itu?" Tanya Nezu

"Dia burung yang berisik" ucap ku

"Lebih tepatnya seekor Phoenix" lanjut Ina

"Phoenix ya... Kuharap kalian berhasil" ucap Nezu

Hero? No! I'm a detective (Hololive x mha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang