Bagian 40

2.4K 196 7
                                    

Happy Reading!
***

Irin mendegus kesal dengan ulah Becky, sementara si empu hanya tertawa lepas sembari memegang perutnya

" Sialan kau Bec! ",Maki Irin

" Hahaha, Maaf Rin lagian lu susah sih dibangunin " Katanya

Irin mendelikan bahunya kemudian pergi mengganti baju

Sembari menunggu Becky hanya menonton tv, dirinya tak mau pegang hp yang pastinya tau banyak spam dari Non atau bahkan Daddynya,

Irin kembali dengan memakai baju santainya, hanya kaos dan celana panjang

" Irinn, gw takutt tadi di telepon sama daddy suruh pulang ", katanya

Irin mendudukkan dirinya disamping Becky

" Yaudah tinggal pulang, gw anterin kebetulan mang cerep dah balik jadi gw bisa pinjem motornya ", bales Irin

" Bukan itu Rin, gw takut entar, gimana entar gw di tanya, gimana entar gw disuruh bedua di kamar, gimana entar gw di!-

Irin membungkam mulut Becky dengan tangannya, sedari tadi Becky nyerocos dengan tak membiarkan dirinya menjawab

" Diem elah, gw aja belum ngomong, jadi gini, sebagai temen baik hati and tidak sombong gw bakal bantu lu,", ucapanyya serius sama dengan tatapan nya

" Serius? "

Irin berdecak, dikira lagi nge jokes kali

" Ya iyalah! , tenang gw bakal bantu lu ", ucap Irin meyakinkan sembari memasang gaya jempolnya

Merasa terhura Becky memeluk Irin

***

" Gimana katanya? Lagi di mana? " Suara khawatir May menatap George

George mendesah kesal sembari memijat pelipisnya setelah sambungan terputus di ponselnya

" Gak di jawab, malah main mati mati aja ", kesalnya

May mengusap bahu George, jujur May cukup di buat geram atas prilaku George yang selalu memaksa , tapi karna dirinya tak mau di cap istri durhaka oleh tuhan jadi May memilih untuk menurut

Mana ada ibu yang tega buat anaknya sedih, gak ada lagh,.. Ya kalo ada berarti perlu di priksa, eh sorry ya ges just kidding jangan di anggap cius

Tapi aktivitas mereka terhenti, suara derap kaki yang terdengar buru buru itu mengalihkan fokus mereka, terlihat Cillia sedang menuruni tangga dengan tergesa gesa kemudian dirinya berlari dengan semangat menuju sofa dekat pintu

" Sayang!, jangan lari lari nanti jatuh! ", peringatan George

" Ya dad! "

Sahutan Cillia dari jauh

May melihat Cillia tengah duduk sembari menengok sana sini, berdiri dan kemudian mengintip jendela

Seperti menunggu sesuatu, Kemudian May menghampiri Cilia

" Nunggu siapa sih? Kayak seneng banget lagi " Tanya May mengusap kepala Cilia

" Ada dehh Mom, yang pasti Cillia bakal jalan jalan ", harap Cillia dengan semangat

Ketos yang cuek dan dingin   -(freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang