Bahaya

987 181 11
                                    

Happy Reading ^^
.

.

.

.

Ting Tong.

Sakura meremas selimutnya, memandang Cherry dengan bingung. Matanya mengerjap, ini masih sangat pagi untuk seseorang menekan bel rumahnya kan? Bahkan jam baru menunjukkan pukul 7. Bahkan dia saja baru bangun tidur.

Ting Tong.

Sakura mengerut takut. Tidak mungkin Ino. Managernya kalau kesini pasti mengabarinya dulu.

Ting Tong.

Sakura mulai mengigit jari. "Siapa itu?" Tanyanya pelan.

Ting Tong.

Bel terus berbunyi. Sakura panik, Bibi Erin sudah mengambil cuti bulanan dan hanya dia bersama Cherry di rumah ini. Apa yang harus dia lakukan?

Bagaimana jika orang itu perampok? Atau mungkin penggemar berat Sasuke yang ingin membunuhnya? Atau mungkin-

TRING TRING.

"KYAAAAAAA..!"

Dering suara ponsel menyentak. Sakura memegang dadanya kaget. Jantungnya hampir saja mau meledak.

Mengatur nafas sebentar, Sakura mengambil benda pipih di dekatnya dan nama Akasuna Sasori muncul di layar.

Sakura segera mengangkat telfon itu.
"Sasori Tolong aku!" Serunya cepat. "Ada yang mengetuk pintu rumahku dan aku sangat-

"Itu aku sayang. Cepat buka!"

Doengg..

Sakura mengertakkan gigi. Dia mendengus kasar dan langsung mematikan panggilan.

"Sasori bodoh!" Geramnya kesal. "Kenapa awal sekali datang kesini. Dia bahkan tidak mengabariku terlebih dahulu.

"-Sasori itu memang selalu seenaknya. Apa dia mau membuatku mati muda dengan kasus serangan jantung? Oh tidak mungkin." Sakura terus mengerutu sambil menuruni tangga dengan hentakan kesal.

Cklek.

"SUPRAISE SAYANG!"

Ekspresi Sakura berubah.

Dia yang tadi ingin mengomeli langsung tersenyum lebar. "Apa itu?" Tanyanya antusias.

"Sebuah kejutan!" balas Sasori sambil mengoyang-goyangkan dua kantong plastik besar di tangannya.

"Wah!" Sakura bertepuk tangan. "Pasti makanan Korea kan?

"Yap. Sesuai permintaanmu sayang."

"YEAYYY. Kau memang yang terbaik."

Sasori memperhatikan Sakura dari atas ke bawah. Gadis itu nampak manis dengan dress tidur dan raut mengantuk khas bangun tidur. Sasori ikut tersenyum lebar. "Of course, sayang. Apapun untukmu!"

"Uh, berat.., Kenapa banyak sekali?" Tanya Sakura setelah mengambil barang di tangan Sasori.

"Itukan untuk stok kedepan juga!" Sasori merampas barang tersebut dan langsung masuk ke dalam tanpa izin. "Mau disimpan dimana?"

"Tentu saja ke dapur lah. Sasori bodoh!"

"Mengataiku bodoh lagi?" Tanya Sasori sambil mencebik. "Padahal Aku susah payah datang kesini setelah landing. Rumahmu adalah tujuan awalku, tau!" Sasori mengerutu dengan wajah kesalnya yang malah terlihat seperti bocah.

Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang