Happy Reading ^^
..
.
Kau sebuah mahakarya yang sangat indah.
Karna kehadiranmu adalah seni.
Setiap hari aku membayangkanmu..
Kau adalah sebuah mimpi indah yang tak akan ku Lepas.Aku berharap akan menjaga dan melindungimu. Menghabiskan 24 jam denganmu.
Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu•••
Sakura melongo saat tangan Sasori sudah berhenti memetik gitar. Matanya mengerjap meresapi lantunan lagu dengan alunan indah yang sudah selesai berbunyi.
Sasori yang melihat Sakura hanya terdiam, mulai berdehem canggung, "Bagaimana? tidak bagus yah?"
"Bagus kok!" Sakura dengan cepat menggeleng, senyum manis langsung terbit di wajahnya. "Lagumu sangat bagus!" pujinya sambil menepuk tangan antusias. "Aku tak percaya kau akan membawakan lagu yang sangat indah- emm maksudku, biasanya kan kau lebih suka membawa lagu-lagu random."
Sasori salah tingkah, dia menggaruk belakang kepalanya dengan senyum kaku.
"-Aku sangat yakin, lagu ini pasti akan mendapat banyak penghargaan lagi." Sambung Sakura sambil menaikkan jempolnya dengan mata berbinar.
"Benarkah? Apa tak ada lirik yang ingin di ubah?"
Sakura menggeleng. "Jangan! Menurutku semuanya sudah sempurna!"
"Baguslah kalau kau suka." Bisik Sasori pelan. "Kau tau, siapa yang menulis lagu ini?"
Sakura berfikir sejenak. "Kisame? Ah atau mungkin Hidan?"
Sasori mengerucutkan bibirnya lucu. "Tentu saja aku! Akasuna Sasori lah! Kenapa kau malah memikirkan orang lain sih?" Gerutunya manja.
Sakura terkikik geli. Dia mendekat dan menarik kedua pipi Sasori dengan gemas.
"Ululu maafkan kakak yah sayang, hihi""Kakak apanya? Aku yang lebih tua darimu!"
Sakurapun semakin tertawa lepas melihat wajah kesal Sasori. "Tapi wajahmu seperti masih bocah."
Sasori mendengus tak terima, dia kemudian ikut mencubit gemas kedua pipi Sakura hingga keduanya saling mencubit pipi.
"Memangnya wajahmu tidak seperti bocah? Kau yang lebih bocah dariku. Wajahmu seperti anak paud!"
"Uhh.. Sakit Sasori bodoh!" Sakura menghempaskan tangan Sasori dan memundurkan badan.
Sasori memutar mata. "Lihatlah? Siapa yang lebih bocah? Bahkan sekarang sudah mau menangis."
Sakura mendelik sebal. Membuat mata Sasori berkilat geli. "Kenapa? Oh. Maafkan kakak Sasori yah sayang!" Sasori pun balas menjahilinya.
Sakura yang merasa bahwa dia akan kalah telak jika beradu masalah bocah dengan Sasori mulai berdecak. Sepertinya ini tidak boleh di lanjutkan. Atau dia akan menjadi bual-bualan pemuda itu.
Sakura mulai menepuk pundak Sasori saat fikiran cemerlang sudah muncul.
"Tak kusangka, sahabat manisku ini bisa membuat lagu seindah itu."-yah tentu saja mengalihkan pembicaraan.
Sasori tersenyum bangga. "Iya dong. Siapa dulu dong!.. Ah. Sahabat? Apa tidak lebih dari itu?"
Sakura mengerjapkan matanya bingung.
"Hah? Maksudmu apa? Adik kakak?"Sasori memutar matanya
"-Iya sih, kau kan sudah aku anggap sebagai sauda-"
"Lebih dari itu!" Potong Sasori dengan raut serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss [END]
Romansa" CAMERA ACTION" Cup Sakura tersentak. Kenapa Sasuke langsung menciumnya? Dia bahkan belum menstabilkan nafasnya.