"Terkadang dunia itu jahat, yang baik cuma penciptanya aja" - Asyara Puti Louna
-------------------------------
HAPPY READING!!
......
Asya terbangun sambil memegangi kepalanya yang masih pusing akibat pingsan tadi, "emm .. loh aku kok ada di sini, bunda? kakak? kalian ngapain, kenapa nangis?" Tanya nya keheranan
"Syukurlah kamu udah sadar sya hiks, tadi kamu pingsan di dapur terus aku sama bunda bawa kamu ke sofa." Jelasnya sembari memegangi tangan sang adik
"Udah, kamu gapapa kan? bunda masuk dulu, lain kali jangan nyusahin orang."
Sakit rasanya ketika seorang ibu mengatakan hal seperti itu kepada anak kandungnya sendiri. Asya memang sudah terbiasa dengan kata-kata itu, tetapi ia selalu memendam rasa sakit itu di lubuk hati nya yang paling dalam, ia juga tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang keluarganya yang tidak seharmonis dahulu.
"Sya maafin kakak ya, kakak yang tadi ngagetin kamu pake kain itu, maafin kakak karena kakak ga tau kamu begitu takut sama hantu." Ujar kakak nya menyesali kejadian 20 menit yang lalu
"Haha gapapa kok, gua aja yang kagetan, mending lu makan duluan kak, gua ke dapur buat ngasih tau lu kalo gua lagi ga nafsu makan."
"Lah kok gitu, makan lah sya, bunda sama kakak tadi ada buat makanan loh buat kamu, ya bunda terpaksa si, tapi kakak yakin bunda itu sayang sama Asya." Jelasnya mencoba merayu sang adik untuk makan dengannya
"Bohong, bunda emang udah ga sayang sama gua kak, tadi aja bunda ngomong kek gitu ke gua, lu gada di posisi gua sih, kalo ada juga lu pasti sakit hati. gua mau ke kamar aja."
Gadis itu pun memilih pergi ke kamarnya, meninggalkan kakaknya yang ikut merenungi ucapan sang adik, memang benar Asya selalu tersakiti dengan ucapan bundanya, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuat bundanya tidak membenci adiknya lagi.
......
"Bunda sayang gua? HAHAHAHA udah ga ada harapan lagi untuk bunda bisa kayak dulu lagi, gua udah capek sama keluarga ini, AAAA ASYA CAPEKK!!" Asya melemparkan semua barang yang ada di meja rias nya ke sembarang arah, Asya sudah lelah dengan perilaku bundanya yang membuatnya seperti anak tiri,
"Asya harus gimana lagi?? Telepon ayah juga percuma, ayah terlalu sibuk sampe ga pernah ngobrol sama Asya lagi, sekarang mending Asya pergi dari rumah ini."
Jam dinding saat ini sudah menunjukkan pukul 22.00 PM, Asya membawa kopernya menuju pintu belakang rumahnya itu, ia bertujuan untuk tinggal di rumah neneknya sementara sampai ia bisa bekerja mengumpulkan uang dan menyewa kontrakan sendiri.
Sesampainya ia di rumah neneknya, ia pun mengetuk pintu neneknya berkali-kali, mungkin karena neneknya sudah tidur, maka bunyi ketukan itu tidak terdengar oleh neneknya. Asya tetap menunggu pintu itu di buka sampai pada jam 3 pagi Asya tertidur di kursi rotan depan teras milik sang nenek,
Pintu itu terbuka, nenek nya pun di kejutkan dengan cucu perempuannya yang sudah tertidur pulas di kursi rotan miliknya, "Mashaallah, Asya sayang, bangun yuk pindah."
"emm .. eh nenek!" Asya terkejut dan mengucek matanya takutnya ia masih bermimpi
"Iya, yuk masuk dulu sya." Neneknya merangkul bahu Asya untuk menuntunnya masuk ke dalam rumahnya yang sederhana itu
KAMU SEDANG MEMBACA
DERASYA
Teen Fiction"mau apa lu dateng kesini?" ujar Dero yang sedang duduk dengan santai di roftooft sekolah mereka. "mau ngemil disini" ujar nya dengan santai lalu duduk di salah satu kursi yang ada di sana. ****** halo semua disini gue mau buat cerita tentang...