06

272 93 294
                                    

Rela 1989




Remang cahaya rembulan dan kesunyian menemani pasangan suami istri yang tengah berbicara empat mata .

Suasana ruang tamu yang sepi merasa keduanya enggan untuk memulai .

"Anak anak udah tidur ? "

"iya mas, udah . "

Tuk...

Cangkir kopi yang ia genggam beralih di atas meja menandakan jika Abisatya sudah ingin berbicara serius dengan sang istri , saling berbagi cerita pahit yang mereka pendam di hati masing masing kini ia lakukan .

" kamu gak usah khawatir Yu, mas akan carikan calon yang cocok untuk Rihana, kamu gak usah pikirin yang tetangga bilang, jodoh itu di tangan Tuhan bukan di lidah mereka . "

Seakan tahu apa yang ia pendam membuat Rahayu menatap heran suaminya .

Was was kini Rahayu rasakan, takut jikalau masalahnya dengan istri pak Rio membuat suami keduanya terlibat .

" maaf mas..aku gak bisa nahan emosi mendengar kalimat menusuk dari mereka semua apalagi bu Lea, aku gak bermaksud membuat hubungan mas dengan pak Rio..."

" memangnya ada mas bilang kamu yang salah ? "

Menatap mata istrinya dengan lembut dan tenang, ia tak bisa menyalahkan Rahayu karena ia tahu rasanya mendengar segala hal yang menusuk telinga tentang anak yang ia rawat dengan kasih sayang amat sangat menyakitkan .

Karena tanpa sepengatahuan Rahayu sebenarnya Abisatya sudah lebih dulu mendengar semua cerita tetangga tentang Rihana dikala dirinya pulang selepas sholat subuh, bedanya Abisatya masih bisa menahan emosi dan sakit dari dalam hatinya .

" mas gak nyalahin kamu Yu...mas cuma mau kamu sabar dan lebih bisa mengontrol emosi kamu, biarlah sesuka hati mereka mau berkata apa jangan kita yang membalas,
ini adalah urusan mereka dengan Tuhan . "

Entah mengapa mendengar kalimat abisatya membuat hatinya tenang, emosi dan sakit hati yang ia rasakan dari kalimat tetangga yang terus terdengar seketika hilang entah kemana .

" jadi rencana mas untuk Rihana kedepannya gimana ? "

" Rihana masih perlu waktu tapi nanti mas akan kenalkan Ana dengan seseorang. Jika saja mas gak minta Ana ke pelabuhan hari itu dia pasti bisa ngeliat wajah..."

" Tapi apa dia mau menerima kondisi Rihana ? "

Mengalihkan dengan pertanyaan adalah pilihan yang tepat .
Rahayu tidak ingin Abisatya terus menyalahkan dirinya .
Entah kemana sosok jendral yang tegap dan angkuh, kini yang terlihat hanyalah seorang ayah yang merasa gagal menjaga putrinya .

Abisatya yang tertunduk dalam seketika kembali menatap mata Rahayu .

" Nanti kita lihat, kita hanya bisa berdoa semoga ia adalah orang yang tepat untuk Ana . "

" Namanya siapa mas ? "

Abisatya tertawa kecil dikala terlintas wajah yang tadi pagi ia marahi .

" Dia seorang komandan Angkatan laut, namanya..."

" Loh bawahannya ayah ya ? "

....

" Astaga Aisyah kamu kok belum tidur nduk ! "

" Ehehe maaf bunda, tadi Aisyah mau ambil minum eh denger kak Ana mau di kenalin jadi penasaran "

Karena Aisyah yang muncul mendadak Abisatya tidak jadi melanjutkan kalimatnya, ia lantas berdiri dan mengusap kepala Aisyah .

ReLa -1989-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang