15. Perhatian Besar

65 17 34
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Segerombolan orang berkumpul di papan pengumuman yang baru dipasang. Baik Cinta maupun Candra kesulitan untuk menerobos ke depan. Beberapa orang berangsur pergi dengan suara kecewa, beberapa lainnya ada yang bersorak karena masuk semifinal. Setelah tak begitu ramai barulah Candra maju.

Matanya menulusuri nama-nama dari atas hingga bawah. Kepalanya mengangguk tanpa senyum. Tak ada namanya dan Cinta di sana. Itu artinya mereka tak lolos semifinal. Tentu ada rasa kecewa yang dirasakan, tetapi hal yang lebih sulit daripada menanggulangi rasa itu adalah bagaimana caranya ia memberitahu Cinta.

Saat Candra berbalik badan, ia bisa menemukan Cinta yang berusaha melihat dengan berjinjit. Ketika mata mereka bertemu, gadis itu tersenyum, menyambut dirinya seolah berita bahagia yang ia bawa.

Candra tak mau Cinta kecewa, tetapi hal ini tak bisa dihindari. Begitu dirinya berhasil lolos dari gerombolan, Cinta menarik tangannya. Membawa mereka kedua di tempat yang tidak terlalu ramai.

"Gimana? Kita lolos semifinal?" Melihat tak ada senyuman di wajah Candra, ujung garis bibir Cinta kembali turun. Tatapannya menyendu. "Kita gak lolos ya?"

Candra mengangguk lemah, tatapannya turun tak berani menatap Cinta langsung. "Sorry, kayaknya karena gue. Jawaban gue tadi di debat kurang fungsional. Ini pertama kalinya buat gue, sorry ya," sesalnya.

Pemuda itu menyesal karena membuat langkah Cinta berhenti di sini. Padahal ia sudah berusaha keras, tetapi kurang pengalaman dan pemahaman juga sanga berpengaruh.

"Gak apa-apa, kok. Ini bukan satu-satunya lomba. Yang vlog nanti malam pengumumannya."

"Tapi tetep aja, kalau gue belajar lebih banyak lagi, kemungkinan kita bisa lolos," keluh Candra masih tak terima.

"Udah, kamu nyalahin diri gak akan buat kita bisa masuk semifinal. Ini bukan rezeki aja, Can. Next time kita coba lagi ya," tutur Cinta lembut seraya menepuk pundak Candra.

"Cinta!"

Candra membuang wajah ke arah lain ketika Ardi menghampiri mereka. Ia malas menanggapi dengan suasana hati seperti ini.

"Ardi ... kamu lolos?"

"Iya, lo gimana?"

"Enggak lolos, belum rezeki aja."

"Yah .. gak ketemu gue dong di semifinal."

"Ya gitu, semangat ya. Aku doain kamu menang." Cinta mengepalkan tangan memberikan semangat.

"Terima kasih. Habis ini rencana lo ke mana?"

Candra mendecih kecil saat mendengar basa-basi itu. Matanya melihat ke arah parkiran, mecari pemandangan lain selain wajah Ardi.

Shooting Star | Chenle [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang