25. My SWOT

163 15 35
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Setelah berjalan sekitar lima belas menit dari parkiran mobil. Mereka sampai di Ranu Regulo, sebuah danau yang indah dan tempat yang cocok untuk healing. Untuk menuju tempat ini mereka harus melewati perkebunan hidroponik milik warga. Bahkan, saat berjalan mereka terkena mesin penyiraman otomatis. Sehingga menciptakan buliran-buliran kecil di atas kepala.

Gita dan Cinta ternyata cepat, akrab. Atau mungkin, Gita yang mengakrabkan diri pada Cinta sehingga kini kedua gadis itu sudah jauh di dekat danau untuk mengambil banyak foto.

Sementara Candra dan Hendery, memasang tenda untuk mereka tidur nanti malam. Udara sore itu mulai terasa dingin, kabut mulai terlihat menyelimuti danau.

"Sejak kapan, Hen."

"Apanya?" tanya Hendery dengan mulut yang mengeluarkan asap uap dan menandakan suhu mulai merendah.

"Deket sama Gita."

"Dia kan satu kelompok diklat ruang sama gue, diklat SAR juga satu kelompok," jawab Hendery.

"Lo tau maksud gue bukan itu," ujar Candra berusaha mengorek informasi.

"Gak jelas lo, Can."

"Jangan sampai gue bilang lo denial ya," ejek Candra kini mencoba menyulut emosi Hendery.

"Denial apa dah? Lo ngaco?” tanya Hendery yang masih tak jujur menurut Candra. Pemuda itu seakan mengalihkan jawabannya.

"Lo suka, kan, sama Gita." Akhirnya Candra yang tidak tahan bertanya. Mengode dengan pertanyaan samar memang tak akan mendapatkan jawaban pasti, tapi kali ini pertanyaan Candra sangat jelas.

"Oh ... karena gue ajak dia, jadi lo kira gue suka dia? Gitu?" Hendery terkekeh dengan praduga Candra padanya.

"Jawabannya antara iya sama enggak, pilih satu." Kini Candra makin mendesak. Hendery pintar mengelak.

"Dia temen gue, temen lo, soon bakal jadi saudara kita. Jadi jangan mikir aneh-aneh," kata Hendery seakan mengingatkan, padahal sangat jelas lagi-lagi dia tidak menjawabnya.

Candra menyerah, tapi hanya untuk saat ini. Lain kali jika ada bukti di depan mata, Hendery tak bisa mengelak lagi. Ia hanya akan menunggu momen itu.

Di depan kompor portable, Gita memasak air untuk membuat minuman hangat. Juga untuk menyeduh mi instan milik Cinta.

"Gue bawa nasi, kenapa gak buat nasi goreng aja?" tanya Candra. "Taruh balik tuh minya," titah Candra melirik Cinta.

"Oh bawa? Mau gue buatin gak sekalian?" tanya Gita. "Hen ... gimana menurut lo."

Shooting Star | Chenle [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang