Part 2. ~aku yang mulai mengenalmu~

58 4 0
                                    


Lelaki yang berparas tampan sangat diam tetapi juga banyak berbicara dia adalah Muhammad Yusuf seiring berjalannya waktu aku mulai mengenalinya. Dia yang dulu selalu memperhatikanku dari kejaujahan kini dia dekat denganku.

"Humaira kamu mau ga anter saya ke toko buku yang lengkap?."

"Mau."

"Saya soalnya gatau banyak daerah di sana."

"Iya nanti aku kasih tau."

"Saya tunggu kamu depan gerbang ya."

"Iyaa" jawab humaira yang meragukan.

Humaira sampai pada tujuan bersama yusuf lalu dia memilih-milih buku diary kecil.

Kemudian humaira dan yusuf pulang di perjalanan humaira bercerita bahwa humaira pernah membenci seseorang.

"Yusuf aku sangat benci dengan husein mengapa kamu selalu menceritakan dia?."

"Astaghfirullah humaira kamu tidak boleh seperti itu kita boleh membenci seseorang tapi sifat nya saja, jangan sampai orang nya yang kamu benci."

Sepanjang perjalanan humaira di nasehati oleh yusuf.

"Iya aku ga akan benci orang nya lagi cuman benci sifatnya aja." jawab humaira dengan suara malas.

"Kita ini umat muslim jangan sampai kita membenci satu sama lain ya." ucap yusuf dengan lembut.

Humaira yang selalu berpikir bahwa yusuf adalah orang yang pendiam tertanya tidak. Tetapi bicara dia bisa memberi manfaat bagi orang lain.

3 hari kemudian...
''Sudah 3 hari yusuf tak memberi kabar pada ku apa dia sangat sibuk ya? Atau kita berakhir untuk berkomunikasi'' ucap humaira yang gelisah.

"Tringg" bunyi notif humaira

"Humairaa''
"Ayo kita mabar" ternyata itu notif dari yusuf.

Humaira sempat tidak mau membalas pesan itu tapi, hati humaira tidak bisa.

"Ternyata kita belum berakhir. Dia masih sempat menghubungiku" ucap ku dalam hati.

''Maaf yusuf aku sudah lelah, aku tidak mau bermain" jawab humaira dengan penuh kekecewaan.

"Yudh silhkn istirahat" yusuf yang mengetik dengan singkat.

"Mengapa dia tidak biasanya seperti itu" berbicara dalam hati.

"Dari yusuf aku sangat banyak belajar entah itu cara sabar dll. Aku dekat dengannya membuatku dekat dengan Allah karena dia yang menjadi motivasiku."

Semakin hari humaira semakin semangat menjalani kehidupan sehari- hari entah itu di tempat sekolah/ tempat ngaji. Yusuflah yang selalu mendorong humaira agar humaira tetap semangat.

"Yusuf aku ingin bertanya" ketikan ragu.

"Iya ada apa humaira?."

"1 foto sekali lihat"
( yusuf apa ini sudah benar?) mengirim foto yang di tugaskan oleh guruku.

"Gapapa silahkan asal nyambung
lo ya." Jawab yusuf.

"Gajadi deh"
"Ga nyambung kata-katanya."
"Aku bingung rasanya pengen ga masuk" jawab humaira dengan menyerah.

"Weh awas aja gamasuk''
"Nih saya buatin kata-katanya."

Yusuf membantu humaira membuat kata-kata, yang sudah di perintah oleh gurunya.

Humaira tersadar hubungan baik humaira dengan yusuf semakin berjalan. Humaira yang semakin mengagumi yusuf karena ketaatan nya, menjadi semangat humaira.

"Yusuf aku sangat malas tuk belajar" saat itu aku bilang kepada yusuf.

"Jangan pernah malas untuk belajar humaira karena cita-cita tanpa usaha hanyalah omong kosong" jawab yusuf.

"Iyaa aku akan belajar" humaira yang langsung bangkit dari rasa malas.

Yusuf selalu saja memberi semangat pada humaira yang kadang malas-malasan.  "Aku sangat bersyukur di saat aku seperti ini masih ada yang mau mengingatkanku. Trimakasih ya Allah karena sudah mempertemukan ku dengan yusuf."

"Humairaaa"
"Pagii"

"Iyaa pagi juga"

"Kamu dekat dengan yusuf ya?." tanya nadzira dengan muka cemberut.

"Mengapa kamu selalu menanyakan hal itu zir? Apakah kamu tidak suka? Mengapa kamu pasang wajah yang cemberut?."

(nadzira pergi sambil menghentakan kaki).

"Zira tunggu!!" humaira yang berlari memanggil nadzira.

Ada apa dengan nadzira?

Bersambung~

Trimkasih bantu vote dan jangan lupa komennyaaa!!!

Kau Yang Mengubah Separuh Bagian Hidupku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang