TOK TOK TOK!
"Leo!" Panggil Dilan dari luar rumah Leonard.
Tak lama, tampak Leonard yang sedang membukakan pintu rumahnya untuk Dilan.
"Eh? Barengan kalian berdua?" Bingung Leonard saat melihat Lydia dan Dilan datang bersamaan."I-iya." Jawab Lydia ragu.
"Ya udah, yok masuk dulu sini."
Mereka memasuki rumah Leonard dan duduk di sofa ruang tamu miliknya.
"Orang tua kamu mana?" Tanya Dilan.
"Yah, kayak biasa, kerja. My mother kerja di airport. Jadi, gak bisa ada di rumah." Jawabnya dengan nada sedikit sedih. "Sambil nunggu yang lain pada mau minum apa?" Dia berusaha mengalihkan pembicaraan menyedihkan itu.
"Kopi aja deh, kayak biasa." Jawab Dilan.
"Ngokeh! Lydia mau apa?"
"Kopi juga deh, tapi jangan pake gula ya."
"Siap!" Ucap Leonard sembari mengacungkan jempolnya. Leonard pergi ke dapur dan mulai membuatkan mereka berdua kopi.
Sekitar 5 menit kemudian, Sebastian, Matthew, dan Anatashia datang.
"Ana!"
"Lidi!"
Mereka berdua berpelukan layaknya sahabat yang sudah lama tak bertemu dalam kurun waktu yang sangat lama sekali.
"Leo mana?" Tanya Sebastian.
"Di dapur, lagi buat kopi." Jawab Dilan.
Tak lama setelah mendengar suara teman-temannya Leonard keluar dari dapurnya. "Eh? Dah pada dateng, tunggu ya. Aku buatin kopi dulu." Setelah menaruh 2 cangkir kopi untuk Lydia dan Dilan di meja ruang tamunya, dia segera kembali ke dapur untuk membuat kopi untuk teman-temannya yang lain.
"Siapa aja nih yang belum dateng?" Tanya Sebastian.
"Um... Ada Selena, Michael, Clara, sama Samuel doang sih." Jawab Matthew.
"Tunggu, biar aku telepon mereka dulu." Sebastian mengeluarkan HP-nya dari saku celananya untuk menelepon teman-temannya yang belum datang.
"Guys! Cepetan guys datengnya!" Kata Sebastian.
"Sabar! GPS aku ngaco, harus muter balik lagi." Jawab Samuel.
"Sabar, kita masih di jalan." Kata Clara.
"Kalian satu mobil?" Tanya Sebastian.
"Iya. Pake mobilnya si Sultan." Jawab Selena.
"Oh, ya udah deh. Hati-hati. Hati-hati juga sama Tesla-nya, nanti lecet lagi mobilnya."
"Ga bakal bang. Mobil aku aman sama aku. Selama aku yang jadi supirnya." Jawab Michael.
30 menit kemudian, akhirnya mereka yang sudah ditunggu-tunggu dateng juga.
"Sorry lama ya, tadi GPS-nya ngaco." Kata Samuel.
"Gapapa. Sekarang let's go kita bahas rencana kita." Ajak Sebastian.
Mereka duduk di sofa ada juga yang di lantai, mengelilingi meja bundar yang ada di tengah ruang tamu itu.
"Jadi, yang pertama adalah. Gimana cara kita shut down Red Room?" Tanya Sebastian.
"Udah ada di buku ini. Yang pertama kita harus mengajukan perlawanan dulu ke Direktur atau Kepala Sekolah. Kedua, kita harus dapet Vote 'Lawan' sebanyak 50+1% dari seluruh anggota sekolah kalau tidak, yah kita gak bisa. Ketiga, harus ngelakuin semacam challenge atau tantangan." Jelas Anatashia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Club
Teen FictionBerkisah tentang kehidupan sekolah Lydia setelah dijodohkan oleh temannya sendiri yaitu Dilan. Hal tersebut membuat musuh bebuyutannya Karina yaitu orang yang menyukai Dilan mengaktifkan kembali permainan keji bernama Red Room. Bersama 9 orang sahab...