Part 13

6 2 0
                                    

Sekarang ini adalah jam istirahat kedua, inilah saatnya anggota Teen Club melakukan tugasnya lagi, yaitu membuat Samuel dan Clara baikan.

"Siap?" Tanya Anatashia.

"Siap!" Jawab Michael.

Para anggota Coboy menghampiri Samuel yang sedang duduk sendirian.

"Sam!"

"Eh ya? Ada apa?" Tanya Samuel saat dipanggil Sebastian.

"Udahlah, jangan bengong terus. Jangan galau terus." Kata Leonard.

"Sebenarnya, gimana perasaan kamu ke dia sekarang?" Tanya Matthew.

"Walaupun kamu mantannya, tapi dia tulus sama kamu. Buktinya kemarin malam dia nangis pas cerita soal kamu ke aku." Kata Michael.

"Dia cerita apa?" Tanya Samuel sembari menoleh ke Michael.

"Dia cerita tentang perasaan dia ke kamu. Dia bilang, sekarang aku udah tulus sama Sam, aku sayang sama dia, dia adalah orang lain selain Lydia dan anggota Teen Club lain yang buat aku gak kesepian lagi dan bisa membuat aku merasakan kasih sayang. Itu!" Kata Michael tegas.

Samuel sedikit termenung akan pernyataan Michael. Sungguh...? Pikirnya. Ia merasa sedikit tak yakin akan perkataan Michael tadi.

AA! LEPASIN!

"Clara? Clara!"

Setelah mendengar suara jeritan dari Clara, Anatashia, dan juga Selena, Samuel segera berlari keluar ke arah Ruang Main.

Sontak Michael, Leonard, Sebastian, dan Matthew kebingungan. Karena, ini sudah melenceng dari rencana mereka yang seharusnya. Mereka berempat berlari menyusul Samuel dan juga Clara.

***

Kini Clara sedang berada di ruang main, dia digebuki oleh orang-orang suruhan dari Yuna dan juga Julio.

"Yuna... Julio... Dah aku duga, semua ulah kalian!" Kata Clara sembari menatap mereka berdua tajam.

Dia dipukuli, di siram dengan berbagai macam air sambal buatan mereka. Dimana Anatashia dan Selena? Mereka ditahan oleh anak buahnya yang lain, karena Yuna dan Julio hanya ingin berurusan dengan Clara dan Samuel.

Clara bangkit berdiri, dia mengambil ember mereka dan melemparkannya pada orang-orang di sana.

Namun, hal itu hanya bisa bertahan beberapa detik. Orang-orang yang dilempar Clara menyerangnya balik, Clara dilempari batu.

"Stop!" Kata Yuna. Kini Yuna harus bisa menahan dirinya untuk tidak menangis.

Beberapa menit lalu sebelum permainan di mulai.

"Yuna, kamu yakin mau ngelakuin ini?" Tanya Wulan.

"Aku gak ada pilihan lain."

"Aku tau Karina memang sahabat kita, tapi bukan berarti kamu gak punya hati. Aku tau dia ngancem kita, tapi yang ancaman itu gak penting, Yun. Pas dia ngancem kalau Papa ku akan di rusak nama baiknya, dengan sebarin rumor kalau Papa ku melakukan kekerasan aku ngelawan balik. Aku suruh para reporter dan penulis berita lainnya untuk kasih tau ke orang-orang, kalau Mama Tiri ku yang lakuin itu. Kamu juga harus begitu, Yun."

"A-aku..."

"Tapi, terserah kamu, semua pilihan ada di tangan kamu. Tapi, satu hal yang kamu harus tau, ada resiko di setiap pilihan tapi resiko paling buruk adalah ketika kamu memilih pilihan yang salah."

Wulan pun pergi meninggalkannya sendirian.

Tak lama Julio pun datang. "Yun, udah siap?"

Teen ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang