"Stop!"
Sontak semua orang berhenti menghajar Matthew dan teman-temannya saat Darius memberikan perintah.
"Kamu bilang mau bertarung, kan? Kalau gitu, ayo bertarung. Hanya kita berdua, tanpa Lydia dan Hana." Katanya pada Matthew. "Kalian semua, jangan ada yang ikut campur. Terutama kamu, Lydia." Ucapnya sambil menunjuk Lydia.
Matthew bangkit berdiri dan berdiri di hadapan Darius. "Ok, let's go then." Kata Matthew.
***
Di sisi lain.
Kini Sebastian dan orang tuanya (angkat) masih berada di dalam markas. Mereka bertiga saling bekerja sama untuk melepaskan ikatan tali masing-masing.
"Udah!" Kata Sebastian setelah melepaskan tali Ibunya.
"Makasih."
"Sebas..."
"Ya Pa?"
"Papa mau minta maaf sama kamu, mestinya Papa bilang soal hal itu dari awal."
"Gapapa Pa, dan menurut aku Papa gak seharusnya minta maaf ke aku. Papa harusnya minta maaf ke Ricky, dia begini gara-gara kalian berdua. Kalian sadar gak sih? Kalian tuh sama kejam nya dengan dia yang berani nyulik kita tanpa peduli itu benar atau salah, kalin juga begitu kalian hanya peduli asingi dia tanpa peduli itu benar atau salah."
Budi dan Tanya saling menatap satu sama lain dan mulai berbicara telepati, mereka mulai menyadari bahwa tindakan mereka ini adalah Kesalahan Yang Sangat Besar.
Tiba-tiba saja mulai tercium suatu bau. Bau ini seperti bau asap.
"Tunggu, kok kayak bau asap sih?" Kata Budi sedikit panik.
Perlahan-lahan asap semakin banyak, dan menjalarlah api ke ruangan itu.
"Kebakaran!" Panik mereka.
Niatnya Sebastian ingin mencari sesuatu, tapi markasnya ini sudah lama ditinggalkan dan tak ada satupun barang yang mereka tinggalkan saat pindah markas.
Budi dan Sebastian secara bergantian berusaha mendobrak pintunya.***
Michael, Leonard, Samuel, Selena, dan Clara akhirnya sampai di markas lama mereka.
Saat melihat markasnya terbakar Leonard, Samuel, dan Michael segera turun meninggalkan Clara dan Selena di sana.
"Mic, Leo, Sam! Tunggu!" Kata mereka barengan. Mereka ikut keluar dari mobil dan menghampiri yang lainnya.
"Gimana ini? Mereka pasti di dalam." Kata Michael.
Leonard melihat sebuah kayu besar, dia pun memukul pintu itu dengan kayu. Guna agar pintunya rusak, namun nihil pintunya terbuat dari besi yang kuat.
"Duh, gak ada air lagi." Panik Clara.
"Anginnya juga gede banget."
***
Matthew kini masih melawan Darius dengan susah payah. Dia mengingat beberapa trik yang pernah diajari pelatihnya dan juga Lydia.
"Fokus pada tenaga kamu dan yakin dengan serangan kamu."
Dia menarik nafasnya, lalu mencoba fokus pada tenanganya. Dia mulai menyerang dengan yakin.
Matthew menonjok pipi Darius hingga hidungnya berdarah, lalu dia menendang Darius dengan dengkuknya hingga Darius terjungkal ke tanah.
"Ark!"
Darius mencoba bangkit dan mencoba untuk menonjok Matthew balik, tapi Matthew dengan sigap menghindar. Lalu, dia tepis tinjuan itu. Matthew memegang badannya dan membantingnya ke tanah. Dia berusaha dengan tenaganya yang tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Club
Teen FictionBerkisah tentang kehidupan sekolah Lydia setelah dijodohkan oleh temannya sendiri yaitu Dilan. Hal tersebut membuat musuh bebuyutannya Karina yaitu orang yang menyukai Dilan mengaktifkan kembali permainan keji bernama Red Room. Bersama 9 orang sahab...