Vote dan Komen
Happy Reading***
Keesokan harinya semua berjalan dengan lancar dan sudah menjalani aktivitas seperti biasa. Termasuk kedua remaja yang saat ini sedang bercekcok dilapangan. Lebih tepatnya sang gadis yang terus bersuara, namun tidak ditanggapi oleh pemuda itu. Hal ini sudah menjadi keseharian bagi penghuni kelas untuk melihat tingkah sejoli tersebut.
Elvenzo hanya memandang datar gadis yang memiliki tinggi sejajar dengan dadanya.
"El! Lo denger gak sih apa yang gue bilang?" tanya Salsa kesal karna ucapannya hanya dianggap angin lalu.
"Bawel."
Salsa menganga mendapat balasan dari pemuda tampan itu. Elvenzo sendiri langsung pergi meninggalkan gadis itu dilapangan.
Mereka baru saja menyelesaikan mata pelajaran olahraga.
Salsa yang ditinggalkan memasang wajah cemberut karna malu dilihatin banyak pasang mata yang sedari tadi menatap mereka.
"Hai Sal." sapa seorang pemuda yang membuat langkah gadis itu terhenti.
"Eh, hai Mar. Ada apa nih?" balas Salsa kepada Mario dengan ramah sambil meneruskan langkahnya hingga keduanya berjalan bersama untuk keruangan ganti.
"Nyapa doang, emang gak boleh?"
"boleh si."
"Selesai ganti baju, ngantin bareng yuk?" ajak Mario tiba-tiba.
Salsa menaikan sebelah alisnya bingung
Tumben sekali"Eng—,
"Dia ngantin bareng gue." suara berat dan serak itu yang muncul dan membalas ajakan Mario.
Salsa menoleh kearah sumber suara, disitulah pemuda ity berada, lebih tepatnya lagi disebelahnya.
Mengingat insiden dimana ia ditinggalkan Salsa mendengus kesal dan beralih menatap pemuda satunya yang menunggu jawaban.
"Okey siap ganti baju ya." jawab Salsa yang membuat Mario tersenyum senang.
Elvenzo tentu memasang wajah penuh ketidak setujuan ngapain sih dia pake mau diajak segala
"Kalau gitu, gue duluan ya. Nanti gue jemput lo dikelas." pamit Mario meninggalkan keduanya. Bukan tanpa alasan Mario pamit karna sejujurnya pemuda itu sudah tidak sanggup ditatap dengan tatapan mengintimidasi dari teman kelasnya itu.
"Yang nyuruh lo pergi sama dia siapa?" tanya Elvenzo dengan nada kesalnya.
Bukannya menjawab Salsa justru melanjutkan langkahnya dan mengabaikan pemuda itu.
Kekesalan Elvenzo semakin meningkat karna pertanyaannya diabaikan.
Dengan langkah lebarnya Elvenzo menyusul gadis itu. Saat sudah dekat Elvenzo langsung menarik lengan gadis itu dengan kasar.
"El sakit, lepasin gak!" rintihan gadis itu tidak di dengarnya.
"Lo tuli?" sarkas Elvenzo kesal tanpa melepas genggaman di lengan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVENZO (ON-GOING)
Teen FictionElvenzo Cavier Pramana Pemuda yang menyukai ketenangan, ketentraman Harus dipertemukan dengan tetangga yg suka menggoda dan sangat agresif? dibalik semua sifatnya itu ia hanya gadis yang kesepian, gadis itu bernama Salsabella Veronica Mampukah kedua...