Bab 3. perjodohan

305 23 1
                                    

Hari semakin malam kini Bright dan Nani sudah masuk didalam ruang vvip resourant yang berisi keluarga Bright dan Nani saja

"Nani kau telah datang," ucap wanita yang merupakan ibu Bright
"Bibi sudah lama," keduanya saling berpelukan sedangkan ayah Nani hanya tersenyum melihat semuanya. "Tumben" pikir nani ayahnya bisa tersenyum.
"iya sudah lama sekalai kau tidak mengunjungi kami."

"Maaf bibi beberapa ahri ini Nani disibukkan dengan ujian kelulusan dan ujian masuk kampus."
"Au apakah kau akan segera kuliah?" nani mengangguk
"Sangat tidak terasa ya padahal dulu Nani sering pergi kerumah untuk bermain bersama Bright. Tapi setelah ini dia akan menjadi mahasiswa," ucap ayah Bright yang duduk disamping ayah Nani

"anak-anak tumbuh dengan cepat," ucap ayah Nani dengan tersenyum, menambah kesan cuirga ibenak Nani "apa yang terjadi kenapa si tua itu banyak tersemuam saat ini?" itu yang dipikirkan Nani
"sudahlah ayo Bai Nani kalian duduk dulu ada beberapa hal yang ingin kami biacarakan.

Diruangan yang terbilang cukup besar bernuansa cina itu, ada sebuah meja bundar dengan Lima orang duduk saling berhadapan melingkari meja. Disamping ayah Nani ada ayah Bright dan di sisi lainnya ada Nani, sedangkan disamping Nani ada Bright. Disamping ayah brigt ada Ibu bright, dan disamping bunya Bright ada Bright.

Tentunya ada jarak diantara mereka berlima yang cukup longgar jadi mereka tidak berdekatan.

Saat makanan datang ayah Bright mulai bicara
"jadi alasan kami membawa kalian kemari adalah untuk membahas soal pertunangan."
"Au phi Bai akan menikah?" pekik Nani dengan senyuman lebar melihat kearah Brigt, sedangkan sang empu yang dilihat nani hanya melongo

"Iya dia akan menikah, dengan kau tentunya," ucap Ibu Bright itu membuat Nani menghentikan aktivitasnya
"Apa maksudnya?"
"Kami ingin menjodohkan mu dengan Bright Nani," ucap ayah Nani dengan suara berat
"Apa? Kenapa? Tidak, Nani tidak mau."
"Tidak ada penolakan Po sudah berjanji pada orang tua Bright."
"Tapi kenapa ini terlalu mendadak sendari dulu bahkan tidak ada perjodohan yang direncanakan diantara kami," Nani mulai berdiri dari duduknya
"Ini demi kebaikan mu agar sikap mu menjadi lebih baik."

"Tapi aku Laki-laki dan Nani juga Laki-laki," Nani mencoba sekuat tenaga melawan ayahnya
"Lalu kenapa kalau kalian sesama Laki-Laki bukankah sekarang banyak pernikahan seperti itu, ditambah latar keluarga Briht yang baik itu tidak akan menjadi masalah."

Nani menggeleng mulai berfikir apa yang harus dia lakukan hingga,
"aku tidak bisa melakukan perjodohoan ini po."
"kenapa tidak Nani?" Ibu Bright bersuara karena ia merasa kecewa
"Maaf kan Nani bibi, paman tapi Nani memiliki seorang kekasih, kekasih Nani juga seorang lelaki seumuran dengan Bright."

kedua orang tua Bright saling memandang, Bright sendiripun yang sendari tadi hanya mendengarkan terkejut dengan penuturan Nani. Apa Nani memiliki pacar kenapa selama ini ia tidak tau? Apakah Nani menyembunyikan ini darinya?

"Baiklah kalau begitu bawa Kekasihmu itu kerumah besok po ingin melihat apakah dia lebih baik dari Bright atau dia adalah salah satu sampah yang kau temukan," setelah mengatakan itu ayah Nani pergi dari ruangan sambil memakai jasnya.

"sudahlah Nani jangan dipikirkan tentang ayahmu, jika memang kau memiliki kekasih bibi akan menerimanya, karena meskipun kau tidak menikah dengan Bright kau akan selalu bibi anggap sebagai anak bibi," ucap ibu Bright sambil membawa Nani dalam pelukannya

"iya benar lebi baik kita makan aku sudah sangat lapar," penurutan Bright membuat semuanya sedikit tertawa. Berbeda dari Ibu Bright, ayah Bright malah merasa kalau kesempatan untuk berbisnis dengan Perusahaan Hiru (perusahaan ayah Nani) mulai menepis. Karena memang yang mengusulkan pernikahan ini bukan ayah Nani tapi ayah Bright.

Semuanya tengah sibuk dengn makanannya, ruangan hanya disi oleh suara alat alat makan etapi berbeda dengan isis kepala Nani. Ia banyak pikiran mulai dari
"apa yang kan aku lakukan?"
"membawa kekasih kerumah?yang benar saja selama ini saja aku tidak pernah dekat dengan siapapun"
"jika aku membawa ohm ayah akan langsung tau karena tadi aku bilang, kekasihku laki-laki seumuran Bright," huhh
"dimana aku bisa menemukan kekasih dalam waktu sehari? Sewa pacar? Tidak itu lebih berbahaya jika ayah tau?"

Setelah acara makan malam itu Bright mengantar Nani pulang, dan dijalan,
"Nong bolehkah phi tau siapa kekasihmu?"
"Ga ada phi"
"Ga ada gimana?"
"Sebenernya gue ga punya kekasih phi, tadi gue juga ga kepikiran Po bakalan minta bawa kekasih ku kerumah besok,"
"Terus Lo mau gimana?"
"Nggak tau phi aku pusing banget," ucap Nani sambil menutup wajahnya dan membiarkan tumbuhnya bergerak ke kanan dan ke kiri.

"Makanya kalo ngomong dipikir."
"Ya gimana phi, gue ga bisa ikut perjodohan itu emang phi mau nikah sama aku?"

....

Bright hanya diam sedang-kan Nani mengalihkan pandanganya ke luar jendela tepatnya dijalan tiba-tiba ia memikirkan sesuatu.

"Phi besok hari Sabtu gue ga sekolah, gimana kalo gue ikut ke kantor phi?"
"NGAPAIN?!"
"gini phi aku kan bilang PO kalo kekasihku seumuran phi, mungkin aja dari teman teman phi aku bisa dapat kekasih?"
"Nggak nggak ada temen gue ga ada yg bener, Senin besok lu juga ada ujian,"
Ucap bright mempercepat laju mobilnya
"Kenapa phiii.." bright tak menjawab dan tanpa mereka sadari mereka telah sampai di rumah Nani

"Lo turun aja besok pulang dari kantor gue kesini lagi, dan Lo jangan bikin masalah!"
"Ah phi apaan si," ucap Nani turun dari mobil bright dengan terpaksa.

Saat mobil bright pergi meninggalkan pekarangan rumahnya Nani bergumam
"Akan akan mendapatkan kekasih besok.. HARUSS"

Keesokan paginya

Nani turun untuk pergi sarapan di sambut ayahnya yang telah berada di meja makan
"Nani apakah kekasihmu bisa datang hari ini?" Nani mulai berkeringat dingin mencoba menenangkan diri.
"Po dia sedang bekerja dan kemarin baru saja pergi ke luar kota, dia baru bisa datang besok."
"Baiklah besok juga tidak apa apa besok amalm pukul 8 ajak dia kerumah ayah akan meluangkan waktu."
"Baik po, tapi jangan terlambat aku takut membuat kekasihku menunggu,"

Sang ayah hanya mengangguk dan mendengus sedikit kesal. Tapi sejujurnya ia tidak kesal dengan sikap Nani saat ini. Karena ia tidak melarang anaknya harus memiliki kekasih dengan siapa.

Ayahnya hanya ingin kekasih Nani membawa Nani menjadi lebih baik agar perusahaan sang ayah dapat memilih penerus yang pantas dan dapat dipercaya. Jadi perusahaan akan tetap berkembang

.
.
.

Halo pesan dari author untuk bab 1 dan 2 memang sengaja dibuat pendek

Karena aku takut banyak yang tidak suka cerita ini, semoga saja cerita ini kalian suka

Akan aku usahakan untuk bab selanjutnya memiliki 1000 kata. Huh semoga saja bisaaa

friend with benefits (Dewnani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang