Bab 11. MOM DEEEW 2 ✨

288 22 2
                                    

"Phi mana makanannya?" Tanya Nani saat melihat dew mendekat.

"Ehm itu itu," ucap Dew gelagapan sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

"Yaampun sayang kenapa leher mu penuh bekas seperti itu, nyamuk Mana yang menggigitmu."

"PHIII?!" dengan cepat Nani memakai bajunya dengan wajah memerah Semerah tomat, menatap dew lekat seakan bertanya siapa wanita ini?

Dew pun mengambil ancang ancang "jadi... Nani kenalin ini nyokap gue, mae kenalin ini Nani temen sekamar dew yang dew ceritain."

Nani hanya bisa tersenyum simpul menghadapi mama Dew didepannya, meme dew mengamati Nani dengan lekat seperti menyusuri seluruh tubuh Nani tanpa melewatkan sincipun.

"Mae tidak menyangka seleramu seperti ini. Padahal selama ini yang Mae lihat kau bermalam di hotel bersama banyak wanita cantik... Apakah itu hanya pengalihan agar Mae mu tidak mengetahui hal itu?"

"Tidak tenta saya dan phi Dew tak memiliki hubungan seperti itu. Kebetulan kampus saya dekat sini jadi, meminta ijin phi untuk tinggal disini agar tidak lelah bolak balik," Nani membuka suara sebelum Dew bisa menjawab pertanyaan ibunya.

"Seperti itukah... Lalu bekas tubuhmu?"

"Akh," Nani bersemu merah lalu mencoba menjawab pertanyaan ibu Dew ala kadarnya"ini bekas pacar saya Tante," Nani menjawab sembari menutup mata tak sanggup melihat reaksi wanita didepannya. Sedangkan dew hanya bisa melebarkan matanya mendengar jawaban Nani.

'sepertinya aku tau kenapa dia bisa terlibat masalah rumit dengan ayahnya mengenai seorang pacar, mungkin itu karena mulutnya yang ia bicarakan terbuka memasrahkan diri,' bantin Dew menahan ekspresi tertawa.

"Lihat itu kau saja memiliki kekasih sedangkan putraku tak memiliki satupun."

"Kau benar tente karena ia tak bisa tenang dengan satu tempat," jawab Nani melirik Dew

"Oh iya tadi lobby ada kurir yang mengantarkan makanan kalian, sekalian saja Mae membawanya inih," mami dew menyodorkan sekantong belanja khas McD sedangkan Nani yang melihat itu merekahkan senyumnya karena sendari tadi ia belum makan.

Setelah itu mereka makan malam bersama, hingga tak terasa malam pun semakin larut.
"Dew sepertinya Mae akan menginap disini," ucap ibu dew sembari menyeka mulutnya dengan tisu.

"Mae apakah harus malam ini?"
"Kau ini apa kau tak akan mengizinkan Mae mu menginap disin."
"Tidak Mae bisa dan boleh kapanpun tapi malam ini?"
"Memang ada apa dengan malam ini?"

"Nani apa kau juga keberatan?" Ibu dew melihat kearah Nani sedangkan Nani memperhatikan kepala dew yang terus mengangguk tidak jelas.

"Tidak apa Tante, ini juga  rumah Tante bukan? Sayalah yang disini hanya sebagai tamu, ini juga sudah malam tak baik jika langsung pulang," Nani berucap dengan senyuman membuat dew memijat keningnya pasrah.

Akhirnya ibu Dew tidur dikamar tepat disamping kamar Dew

.

.

.

.

Kini jam dinding menunjukkan pukul setengah sebelas malam, dan Nani sudah terbaring ditempat tidurnya dengan selimut menutupi seluruh badannya hingga leher.

Secara tiba-tiba ada tangan yang melingkar di pinggangnya membuatnya terkejut dan secara spontan memukul seseorang disebelahnya menggunakan siku.

Buakh
"Aw" pekik Dew yang membuat Nani terkejut
"Phi? Kenapa ada di sini?" Nani khawatir melihat keadaan Dew yang langsung terbangun sambil memegangi sikunya.

"Sudahlah aku tak apa, dan bukankah aku sudah bilang kalau aku menginginkanmu malam ini."

"Tapi mamamu sedang berada di sini," Nani mencoba membantah permintaan dew dengan sedikit bergeser ke sisi lain kasur yang lebih jauh dari Dew.

"Mae ada di atas, ia tak akan mendengar apapun," kini Dew mendekat pada Nani, mengukung Nani dibawahnya dan melihatnya seperti akan memangsa.

Dew mulai dengan ciuman ringan di antara mereka, melumat bibir pink Nani seperti sedang memakan permen di mulutnya. Dew mencoba masuk, tapi tak diijinkan oleh Nani mulutnya tertutup rapat

Dew yang tak tahan menggigit bibir bawah Nani sehingga terasa darah segar diantara cumbuan mereka. Dew menjelajah gigi Nani hingga berdansa dengan Lidah bagian dalam Nani.

Nafas Nani mulai tersengal, pasokan oksigennya sudah habis. Ia menepuk nepuk dada dan pundak dew berharap lelaki yang lebih tua melepaskan ciumannya. Dew tak melepas ciumannya malahan ia seperti memberikan nafas buatan pada nani.

Nani tak tahan dengan apa yang terjadi.... Iapun menendang perut dew membuatnya sontak menjauh dari Nani.

"Hahh hahah haaaah," Nani meraup oksigen dengan rakus menggunakan kesempatan ini untuk bernafas dengan lega, sedangkan dew melenguh memegangi perutnya.

"Sayang kau terlalu kasar," Nani yang merasa sedikit bersalah hanya termenung.... Terdiam mengamati perut dew yang kesakitan. Hal itu tak luput dari pandangan Dew, dengan cepat ia meraup leher Nani dan membuat tanda kemerahan disana.

"Akh phi jangan membuat tanda yang dapat terlihat, aku tak mau memakai sweater dengan leher yang panjang. Ukh ah itu panas," Nani menarik kepala dew dari lehernya, ia merasakan banyak tanda di lehernya saat ini karena ulang lelaki tinggi itu.

Tak mendengarkan perintah pria kecil di bawahnya, dew tetap menjelajah leher Nani dengan sangat kasar. Sesaat setelahnya dew bangkit melihat Nani yang sedang melenguh dan banyak tanda terlihat di lehernya.

'Pemandangan yang sungguh indah, Bahakan wanita di bar tak akan secantik ini saat diberi tanda, aaahh hanya aku yang bisa memberi tanda' Dew berucap dalam hatinya menciptakan senyuman kecil diwajahnya tanpa ia sadari.

Dew mulai melepas kaus yang Nani pakai, sedangkan Nani yang bajunya dilucuti hanya bisa pasrah dan terdiam ditempat, ia sudah lelah dengan hati ini.....ia tak memiliki tenaga.

Kini Nani sudah tak memakai sehelai lainpun, sedangkan dew sudah melepaskan celananya tapi tidak dengan baju bagian atasnya. Dew meraba perut Nani dan memberikan banyak tanda di sana.

Tak lupa dengan apa yang ada di dada Nani, dew memainkannya menciptakan lenguhan indah dari mulut Nani membuka Dew semakin bersemangat menjelajahi tubuh pria kecil dibawahnya.

"Ukh phiii....geli jangan di kulum seperti itu," kini punting Nani sudah bertepatan di mulut Dew, dengan posisi yang sangat sempurna dan dimainkan dengan lidah dew membuat Nani ingin berteriak.

"Akh ohiiiiii phi aku maauh klu-AH" Nani keluar tanpa peringatan, mengotori baju yang Drw kenakan dengan cairan putihnya yang baru saja keluar.

"Sayang~aku hanya memainkan punting mu dan kau sudah bereaksi sangat luar biasa hahahahaa kalau tau begini aku akan sering memainkan benda kecil di dadamu ini," dengan nakal dew mencubit punting Nani dengan kedua tangannya menggoda.

"Akh hah."
Dew melihat bajunya yang sudah ternodai, memutuskan untuk melepaskan baju yang ia kenakan dan membuangnya ke sembarang tempat.

Sekarang ia membalikkan tubuh Nani mengusap belahan yang ada di belakang Nani dan mendekati telinga Nani sembari berbisik,
"Aku akan masuk sayang,"

friend with benefits (Dewnani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang