Bab 2. awalan

357 18 0
                                    

Matahari mulai terbit menyapu wajah Nani yang telah terbangun dari tidurnya. Seperti biasa Nani bersiap untuk pergi sekolah karena kebetulan akan ada ujian minggu depan jadi dia harus mempersiapkan diri.

Turun dari lantai dua nani pergi ke lantai bawah dengan niat ingin sarapan, tetapi setibanya di lantai bawah ia disambut oleh seorang pria memakai jas lengkap, sepertinya ia mengenalnya pikir nani

“Ah phi Bai,” pria itu berbalik
“Ai nong kau siap untuk berangkat sekolah?” ternyata itu Bright yang dipanggil phi Bai oleh Nani
“Iyya phi sepertinya hari ini aku akan diantar supir.”
“kenapa apakah kau ketahuan paman bahwa kau balapan selama ini?”
“Au phi bagaimana kau bisa menebaknya?”
“karena ayahmu memintaku untuk menjemputmu dan mengantarmu sekolah, aku heran biasanya kau pasti habis bentengkar dengan paman jika aku disuruh kemari,” jelas Brigh sambil bergerak menuju meja makan.

“maaf phi aku banyak merepotkanmu.”
“sudahlah jika kau menganggapku seperti phi mu ayo cepat sini sarapan agar kita tidak terlambat.”

Nani mengangguk dan mereka berdua sarapan bersama, Bright memang sudah seperti kakak nya sendiri bagi nani. Nani pun sering dantar jemput oleh Bright meskipun itu bukan kemauannya tapi paksaan dari ayahnya. Karena Nani lebih suka ia mengendarai motor sendiri “lebih cepat” batinnya.

Sesampainya disekolah ia disambut oleh teman-temannya di kelas,
“Uiiiiii Nan lu dianter phi Bai lagi,” teriak Win yang tadi sempat melihatnya di antar oleh Bright
“iyya soalnya gue habis war sama bokap.”
“masalah bapalan ?” tanya ohm yang memang sudah tau masalah anak dan bapak ini. Ini juga bukan pertama kalinya ayah nani memarahi Nani jadi Ohm bisa mengerti.

Nani mengangguk dan mengalihkan pembicaraan,
“Win gue nanti pulang bareng phi Bai, nanti kalo lo mau ikut ga papa,”
“Eh serius Nan?”
“Iya Win soalnya bokap suru phi jemput.”
“yaudah kalo gitu nanti gue ikut.

Saat pulang sekolah Ohm pulang duluan dengan sepedanya dan Win bersama Nani, memang diantara mereka Win lah yang jarang membawa motor. Ia lebih nyaman bila maniki mobil dan diantar jemput sopir “biar ada kerjaan sopir dirumah” itu lah yang dipikirkan win

Bright datang  menjemput Nani bersama Win dan terntu saja ia tak masalah jika Win ikut karena Bright juga telah mengenal Win. Disepanjang jalan Win selalu menatap Bright yang menurutnya tampan, tapi entahlah yang dipandang itu sadar atau tidak. Setelah mengantar Win ia lanjut mengantar Nani.
Sesampainya di rumah Nani, Nani urun dari mobil

“Phi tidak mau mampir dulu?”
“tidak nong terima kasing phi harus bersiap untuk acara nanti malam.”
“Ohooo ada acara apa nanti malam”
“iya nanti malam kau ku jemput dan kita akan pergi ke tempat yang papa sebut.”
“KITA?”
“iyya”
“untuk apa?” tanya Nani heran ia tidak mengerti maksud Bright
“apakah paman tidak memberitau mu, dua keluarga kita akan berkumpul nanti malam merayakan kedatangan ayahku yang baru kembali dari Thailand.”

“Lalu untuk apa anak SMA sepertiku diundang?”
“hanya ada orang tuaku , ayahmu, kau dan aku saja nong. Katanya mereka ingin memberitahu sesuatu kepada kita.”

“apakah kau ada acara malam ini?”
“tidak phi, tapi firasatku tidak enak. Ah sudahlah phi pulang saja dan bersiap aku akan masuk. Bila phi datang dan menjemputku nanti malam telfon aku okey?”
“Baiklah phi pergi dulu,” mobil Bright pergi meninggalkan pekarangan rumah nani.
Sedangkan Nani masuk kerumahnya dan melemparkan tubuhnya di kasur king size, jadi dapat dipastikan ia tidak akan terjatuh.

friend with benefits (Dewnani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang