Bab 7. Dilarang

311 28 4
                                    

Malamnya......

Nani kini sudah siap dengan setelan jaz berwarna hitam lengkap dengan dasi dan kemeja putih, nani tersenyum didepan kaca lalu pergi menuruni tangga.

"Apakah kekasihmu akan datang malam ini?" pertanyaan yang Nani dengar  saat ia menuruni tangga itu berasal dari ayahnya yang baru saja pulang bekerja.

Saat selesai menurni tangga ia mendekat kearah ayahnya sambil berkata "Po bertanya  seakan akan tak percaya jika aku memiliki kekasih."

"yang kutau anakku tak tertarik dengan wanita, ia bahkan tak pernah terlibat dengan perempuan manapun."

Nani mengangkat sebelah alisnya "yang benar saja po memata-mataiku?" tanya nani dengan Nada mengejek "Lihat saja aku jamin lelaki yang Po temui mala mini akan lebih baik dari phi Bai."

Ayah nani tak bereaksi dan hanya duduk di ujung meja makan membuat nani sedikit geram. Tak lama kemudian ada seorang pelayan laki-laki datang berkata dengan hormat

"Ada mobil yang memasuki pekarangan tuan."

Senyum nani merkah ia langsung pergi menuju pintu keluar melihat kedatangan mobil yang mendekat, sedangkan ayah Nani hangya bisa terdiam melihat reaksi anaknya yang baginya sangat berlebihan.

Disisi lain Nani terkejut saat melihat mobil Dew, ia seperti mengenalnya setelah mengingat ngngat itu adalah mobil orang yang ia temui di parkiran kantor Bright.

#FLASHBACK
Saat Nani dan Win akan menemui temannya menggunakan sepeda yang nani kendarai kemaren

"SHIAAAAA nani lo nabrak apaan?" teriak Win sambil memegang kepalnya dengan kedua tanga
"alaiwah?" tanya Nani menghampiri Win dan iya juga sedikit terkrjut karena bagian belakang sepedanya catnya terkelupas seperti telah membeset sesuatu
"Lu habis nabrak apa nan?"
"gue g nabrak apa apa sat."
"ga mungkin bjer lu kalo buru-buru jangan ngeri gini dong, nabrak sesuatu ga sadar."
"Ya udahlah nanti tinggal ke bengkel."

#FLASHBACK OFF
Sekarang Nani tau ia mendapatkan sekas gesekan sepedanya di mana, pasti saat di kantor Brighgt "duh jangan sampe dew tau deh brabe urusannya," ucap Nani dalam hati.

Sedangkan Dew memberhentikan mobil yang ia kendarai tepat di didepan pintu masuk tempat Nani berdiri. Dew turun daro mobil ia tak terlihat letih setelah bekerja ia malah terlihat seperti bedandan terlalu berlebihan pikir nani. Karena Dew juga memakai kemeja putih dengan setelan jaz hitam lengkap sama seperti Nani seakan semua itu direncanakan padahal tidak.

"Kenapa lo terkesima liat gue?" tanya Dew melihat Nani yang terdiam didepan pintu

"HOEKK geer banget, lo itu telat tau ga lagian napa lo pake jaz lengkap kayak gini?"
"Gue habis kerja," jawab Dew jujur.
"Mana ada orang kerja jam segini masi rapi."
"ada nih nyatanya gue?"

"Dahlah ayo masuk mokap gue ada didalem nungguin lo dari tadi, lama banget." Ucap Nani masuk mendahului Dew sehingga meninggalkan Dew dibelakang Nani, tapi langkah Nani terhenti karena tangannya yang di pegang Dew "Apaan?" tanya nani terkejut

Dew ber smirk lalu menjawab "Lu kalo jalan didepan gue gitu yang ada nanti bokap lo curiga." Nani hanya mengangguk dan berjalan sejajar dengan Dew menuju meja makan.

Sesampainya dimeja makan ternyata makanannya sudah siap tertata, kedatangan mereka berdua mendapat tatapan tajamdari Ayah Nani

"Jadi kamu kekasih Nani?" tanya ayah Nani
"Iya om," jawab Dew dengan tersenyum dan menunduk
"sudah berapa lama sama Nani?"
"Po berhenti menanyakan hal itu kita berdua saja brau datang dan belum duduk." ucap Nani sambil menyilangkan kedua tangnnya didadanya "Lucu" pikir Dew

"Yaudah duduk aja po ga ngelarang," jawab ayah Nani membuat Nani menggelengkan kepala, dan memita Dew untuk duduk disamping sebelakng kirinya, karena disebelakng kanan Nani ada ayahnya.

"Saya sudah 2 bulan bareng nani om," ucap Dew setelah duduk dikursinya membuat nani menoleh kearah dew dengan wajah seakan bertanya siapa yang menyuruhmu mengatakan itu?

Kemudian saat mereka bersiap makan ayah nani bertanya "Kalau begitu kauuu pasti sudah tau kalau Nani balap liar. Bukan?"

Dew tidak langsung menjawab menghentikan tangannya yang memotong daging dan menoleh ke ayah Nani seraya menampilkan senyumnya.

Tapi senyum yang timbul hanya senyum masam bukan senyum bahagia, lalu Dew menjawab "Nanii tidak pernah mengatakan balap liar apapun pada saya," lalu senyumnya mengarah pada Nani yang berada disampingnya.

"Ohoo Nani menyembunyikan hal itu dari mu?"
"Mungkin Nani akan memberi tahu saya bila saatnya tepat," jawab dew lalu pandangannya kembali mengarah ke piring didepannya.

"Bekerja di mana kau saat ini?"
"Saya hanya membantu kedua orang tua mengurus perusahaan dan bekerjasama dengan teman saya," Dew menjawab pertanyaan ayah Nani.

"Bagaimana dengan orang tuamu?"
"Ibu saya juga bekerja, ayah pun sering keluar kota untuk bekerja jadi rumah sering sepi. Jadi saya tinggal di apartemen dekat kantor."
"Kau tinggal sendirian?"
"Iyya paman untuk sekarang tinggal sendiri."
"Apa kau tidak ada rencana menikah?"

Brak Nani berdiri dan mendorong kursi kebelakang
"Kenapa PO menanyakan hal seperti itu, seperti mengintrogasi Dew saja."

Ayah Nani menaruh alat makan dan menyeka mulutnya pertanda ia telah selesai makan
"Po harus tau orang seperti apa yang menjadi kekasihmu," ayah Nani tersenyum pada Dew lalu berdiri "mungkin pertemuan kita sampai disini saja, dan Nani persiapkan dirimu untuk masuk perguruan tinggi kau mengerti?" Nani hanya bisa mengangguk dan menunduk.

Lalu ayah Nani pergi meninggalkan mereka berdua.

"Shia kenapa lo bilang kita sudah menjadi kekasih 2 bulan lalu?" Tanya Nani kepada dew

"Memang kenapa? Lo juga ga bilang kalo Lo ada balap liar?"
"Duh kita bukan pacar beneran buat apa gue ngomong begituan ke Lo, tapi nggak papa deh untuk sekarang gue aman."

"Apa rencana Lo selanjutnya?" Tanya dew saat mereka sudah berada di depan rumah
"Gue harus masuk universitas yang jauh dari rumah gue, biar gue dibuatin nge kost itu aja. Setelah itu Lo bakal jarang ketemu gue," ucap Nani dengan wajah gembira tapi Dew mengernyit kan dahi.

"Lo kenapa?" Tanya Nani

"Nggak universitas mana yang Lo mau masukin?"
"Universitas gmm mybe?" Jawab Nani sambil memegang dagunya
"Ah universitas itu Deket sama kantor gue dan gue juga ada apartemen didekat sana."

"Jadi?"
"Jadi nan Lo tinggal bareng gue aja inget bayaran dari apa yang gue lakuin sekarang adalah sex, selain itu kalo Lo tinggal bareng gue bokap Lo ga bakalan curiga."

Nani berfikir sejenak sebenernya itu bukan ide buruk tapi "sex?" Dia tidak ingin banyak melakukan itu.
"Gue bakalan pikirin itu, udah pulang sana."
"Dih jangan ngusir gitu nanti ada yang curiga," ucap dew sambil mengangkat kedua alisnya.

"Udah sana pulang bangke," dew hanya bisa tertawa melihat reaksi Nani dan masuk ke mobilnya. Sedangkan Nani menunggu mobil Dew menjauh dari pekarangan rumah nya baru ia masuk kedalam.

friend with benefits (Dewnani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang